🌿Bab14🌿

2 1 0
                                    

🧡enjoy for reading🧡

Erland, Rafa, dan Rey sedang ada di mansion mereka sambil bermain ps. Rafa berdecak kesal karena sedari tadi kalah terus.Kapan takdir memihak padanya menjadi seorang pemenang. Dunia ini benar-benar kejam.

Ceklek

“Wow main ps gak ngajak Ghavin. Bener-bener kalian yah!”
Mereka terlarut dengan game yang ada di layar sampai ada orang yang memanggil diacuhkan.

“Sabar. Orang sabar disayang banyak cewek”

Ghavin pun duduk disebelah Rafa. Ia terkekeh karena Rafa tidak jago dalam hal apapun. Sungguh memalukan dia punya sahabat modelan seperti ini.

“Hahaha Rafa bego!” cibir Ghavin sambil merebut playstasion milik Rafa. Sungguh Rafa sangat lemot sampai Ghavin ingin membersihkan otak Rafa agar berfungsi dengan baik.

“Shit! Ghavin sialan” umpat Rafa ingin sekali menjambak rambut tebal Ghavin.

“Wow baru main udah menang gue” bangga Ghavin terhadap dirinya sendiri karena mengalahkan dua orang yang cukup jago dalam main ps. Tapi, masih jago abang Ghavin dong.

Erland dan Rey menatap kesal ke arah Ghavin. Sejak kapan ada Ghavin di tengah-tengah mereka.

Drtt.. Drt... Drtt..

Terdengar suara deringan ponsel. Mereka berempat segera mengecek ponsel masing-masing. Ternyata ponsel Rey yang berbunyi.

▶Om Adhikari

Ia pun segera mengangkat telpon. Siapa tahu ada masalah atau hal penting lainnya.

“Halo”

“Rey, Aura belum pulang. Saya khawatir banget, hp nya juga gak aktif. Biasanya kalau pulang telat pasti bilang sama saya. Tapi ini enggak, dia ada sama kamu Rey?”

“Aura nggak sama Rey om. Om tenang aja, biar Rey yang cari Aura. Mungkin dia di rumah temannya”

“Iya, saya percaya sama kamu”

“Makasih om”

Tutt..

“Kenapa Rey?” tanya Rafa melihat wajah khawatir Rey. Rey mengacak rambutnya frustasi.

“Aura belum pulang. Gue mau cari dia” ujar Rey beranjak dari tempat duduknya dan mengambil kunci motor.

“Gue tadi ketemu Aura, dia sendirian. Gue ajak dia pulang tapi tiba-tiba ada Vanes dateng. Perutnya sakit, ya udah gue anterin Vanes” cerita Ghavin sebelum Rey beranjak pergi.

“Terus Aura?” tanya Rey.

“Dia bilang mau nelpon bokap atau nggak supirnya” jawab Ghavin.

“Terus lo pergi gitu aja ninggalin Aura, Ghavin Madhava lo cowok bukan sih!” tegas Rey merasa kesal dengan cerita sohibnya ini.

“Ya sorry, gue juga gak tahu bakal gini kejadiannya” ketus Ghavin tak mau disalahkan.

“Gak usah ribut! Mending kita mencar buat cari Aura. Lo kalau marah gini gak bakal selesain masalah” tengah Erland.

“Benar bang! Gini aja, Bang Erland sama Ghavin cari di sekolahan. Gue sama Rafa cari Aura di rumah temannya. Gini kan enak daripada ribut” ucap Rafa sambil menggandeng Rey untuk segera pergi. Karena cowok itu terus menatap tajam Ghavin. Ghavin yang tidak tahu apa-apa hanya diam saja.

"Apa gue salah?"

****

Erland dan Ghavin segera beranjak menuju ke tempat sekolah. Mungkin Aura masih berada di sana.

Hidden Love {SELESAI}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang