🌿Bab12🌿

4 1 0
                                    

🧡enjoy for reading🧡

"Adik- adik, belajar yang rajin yah. Bikin bapak Jokowi bangga punya kalian. Kalian ini generasi muda Indonesia loh, harus bangga. Buat nama Indonesia harum karena punya anak muda yang berbakat kayak kalian”

“Yang gak punya bakat diem! Kesel gua!”

“Mau jadi apa kalian? Gimana nasib Indonesia nantinya kalau punya anak muda yang males-malesan, mageran, keluyuran”

“Jangan jadi beban keluarga apalagi beban negara. Bisanya cuman nyusahin orang!”

Sungguh petuah yang luar biasa yang diberikan oleh bapak Dareen Ganendra Agnibrata S.Mb. Berikan tepuk tangan yang meriah untuk beliau. Yang gak tepuk tangan, di doain gak bisa makan seblak karena punya penyakit!

“Lo mau ngasih motivasi apa mau ngehina orang sih” sentak Erland.

Pfttttt..

Rafa yang sedari tadi berusaha menahan tawanya kini pecah dibarengi derai air mata. Entah kenapa Dareen mengomel seperti bumil yang tidak dituruti ngidamnya. Itu sangat lucu baginya. Eh ini motivator loh! Bukan bumil!

“Bapak Jokowi aja gak ngekang anak mudanya, kok lo yang protes!” cibir Ghavin.

Dareen itu kadang menyebalkan kadang juga menakutkan. Mirip banget lah sifatnya sama Ghavin. Dikit-dikit berubah. Dasar cowok!

Oke kita absen orang-orang yang mendengar petuah Dareen hari ini. Ada Erland, Ghavin, Rafa, Rey, Aura, dan Vanes. Mereka sedang kerja kelompok untuk persiapan besok ujian. Ujian lagi, ujian lagi.

Aurel? Anak itu tidak usah belajar karena memang anak yang cerdas selalu menjadi bintang kelas. Clariza? Kalian tahu kan masalahnya.

“Capek gue debat sama bocah” gumam Dareen.

“Eh, btw gebetan gue mana nih? Dek lo gak ajak Aurel?” tanya Dareen memandang Aura. Aura bingung siapa yang dipanggil ‘Dek'?

“Lo nanya siapa sih bang?” kesal Rey. Dek? Erland maksudnya?

“Aura!”

“What! Sejak kapan lo manggil dia ‘dek’? Emang lo abangnya apa?” tanya Rafa.

“Sejak dia suka sama Erland! Berarti dia adek gua juga kan”

Ya tuhan! Jangan tanyakan perasaan dan jantung Aura sekarang. Dag.. Dig.. Dug.. Serr.. Senang karena dapat lampu hijau dari kakak ipar dan malu karena Erland sudah tahu bahwa ia suka padanya. Erland memandang Aura penuh arti.

“Ditembak dong Erland! Diem-diem bae” suruh Dareen.

“Gue nganggep dia adik, nggak lebih!”

***

Ujian akhir semester telah usai. Hembusan nafas terdengar dimana-mana karena ujian terakhir mereka adalah matematika. Pelajaran yang paling dibenci oleh sebagian orang.

Sudah seminggu kejadian dimana Erland hanya menganggap Aura adik. Sakit? Pasti!

Ditambah dengan sahabatnya yang kini lebih banyak diam setelah bertengkar dengan Clariza. Clariza juga kemana-mana sendiri begitupula dengan sahabatnya yang lain. Seakan mereka tidak mengenal satu sama lain.

Aura. Vanes. Aurel. Clariza.

Mereka benar-benar asing!

Vanes yang menyuruh Clariza pergi. Aura dan Aurel yang tidak setuju dengan Vanes dan memutuskan mereka pergi juga. Tentu menjadi orang asing yang tidak saling kenal. Ini benar-benar salah paham. Masalah kecil menjadi besar.

“Lagi halu tentang Erland yah?” ujar seseorang dari belakang. Aurel.

“Nggak, gue capek ngedeketin dia terus sementara gue di anggep adik doang. Sakit Rel!”

“Erland yang bilang begitu?” tanya Aurel sambil memberikan botol minum air pada Aura. Aura menerimanya dan mengangguk.

"Emang gitu bocah nya. Tapi dia sebenarnya baik banget loh Ra. Dia kalau gak kenal banget sama orang bakalan dingin sifatnya. Percaya deh sama gue." Benar apa yang dikatakan Aurel. Sebenarnya sikap Erland padanya dingin, Tapi bisa baik juga.

"Beneran gak bohong gue. Gue tahu sifat aslinya dia"

“Lo ngedeketin dia baru Ra, gak usah putus asa. Slow. Bagus tau dia nganggep lo adik. Berarti dia udah sayang sama lo. Mungkin dia belum cinta, yakinin Erland bahwa dia juga cinta sama lo”

“Gimana caranya?”

“Gini nih yang masih gak pinter soal ginian. Gue ahli banget tentang beginian” sombong Aurel. Aura yang mendengar celotehan Aurel hanya melirik sebal. Baru kali ini loh Aurel nyebelin.

“Gini yah Aura. Lo itu harus kasih perhatian lebih ke Erland. Contohnya nih, sering berangkat pulang bareng, sering gandengan tangan, tukar kabar. Kayak gitu lah. Pelan-pelan aja Ra, pasti dia kecantol”

Dorrr..

“Allahuakbar!”

“Astaghfirullah!”

Lagi curhat enak-enak loh ini. Sungguh meresahkan memang. Mereka berdua melihat ke belakang ternyata ada dua orang cowok yang sudah tertawa terpingkal-pingkal.

“Bang Rey sialan! Bang Rafa juga! Resek!” marah Aura sambil memukul lengan keduanya. Aurel hanya menggelengkan kepalanya, gak punya kerjaan banget yah mereka berdua?

"Sakit ogeb!" kesal Rey.

"Ngapain lo manggil gue abang? Emang lo adek gue?” sewot Rafa.

“Oh bang Rafa juga ngeselin ya sama kayak bang Rey yang sialan ini!Kemarin-kemarin baik banget sama Aura kenapa sekarang nyebelin?”

“Utututu adik kuh” gemas Rafa memeluk Aura. Kerjaan para buaya nih guys! Rafa mencubit dan menarik pipi gembul Aura. Baru kali ini loh dia gemas dengan seseorang. Jujur Rafa ingin punya adik perempuan. Tapi apalah daya, dia adalah anak tunggal. Setelah Aura memanggilnya 'abang' hatinya merasa menghangat.

"Gue pergi ya adik ipar!" seru Aurel diangguki Aura.

***

Setelah perdebatan kecil tadi, Rafa menarik tangan Aura untuk pergi ke kantin. Sedangkan Rey sedang memeluk pundak Aura sekaligus melempar candaan satu sama lain. Aura benar-benar merasa terlindungi dan bahagia.

"Makan apa dek? Gue pesanin" tanya Rey.

"Mmm... Nasgor sama jus jeruk!"

"Samain" celetuk Rafa.

"Gue gak nanya lo. Pesan sendiri!" tunjuk Rey pada Rafa. Rafa hanya berdecak kesal. Benar-benar pilih kasih!

Sementara itu di meja lain ada Rafeena and the geng. Ratu bully di SMA Taruna Bangsa dan masih menjadi pengagum berat Erland. Yah walaupun di tolak! Dia punya maksud tersembunyi dari rencananya.

"Lihat tuh Za! Ada Rey. Rey dan Rafa udah kecantol banget sama gadis itu. Pakai pelet apa sih dia?" ucap Fena kesal.

"Dia udah tahu kan, bahwa lo suka sama Rey. Tapi apa itu? Bitch banget! Kemarin aja ngebet banget dapetin Erland. Sekarang dapetin dua cowok sekaligus diembat juga sama dia" lanjutnya.

"Nggak salah sih lo udah keluar jadi sahabat mereka. Lo nggak pernah dianggep sama mereka. Lo cuma dimanfaatin aja!" ujar salah satu teman Fena.

"Lo mau gabung sama kita? Buat gadis itu menderita. Gimana? Lo pasti setuju kan?"

"Jadi Clariza Oktavia maukah bergabung dengan Rafeena
Violencia?"

"Demi Rey Adiguna, milik lo harus jadi sepenuhnya milik lo Clariza! Semua cewek gak mau bagi-bagi kalau soal cowok" ujar teman Fena yang lain berusaha mempengaruhi Clariza.

Clariza menunjukkan senyum smirk nya.

Deal?

Thank you for reading🧡
Vote & comment💅🏻
Open saran&kritikan

16 juli 2021

Hidden Love {SELESAI}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang