Clariza memasuki mansion nya dengan langkah gontai. Tidak ada siapapun di rumahnya karena papa nya sibuk bekerja. Sering sekali pergi ke luar kota ataupun luar negeri. Clariza sudah terbiasa hidup tanpa perhatian dan juga terbiasa sendirian juga hidup penuh tekanan.
Clariza langsung merebahkan tubuhnya di atas kasur. Jujur ia sangat lelah hari ini. Hukuman membersihkan toilet yang banyak menguras tenaga dan ulangan bahasa Inggris yang menegangkan. Clariza terus memikirkan nilainya, takut nanti nilainya turun dan membuat papanya marah. Papa Clariza terus memantau nilai perkembangannya walaupun beliau terkesan tegas sekaligus sibuk dengan pekerjaannya. Sungguh Clariza cukup senang dengan perhatian kecil dari papanya.
Gadis itu beranjak untuk melakukan segala rutinitas nya. Mulai dari mandi, memakai scincare seperti layaknya remaja lainnya, dilanjutkan dengan belajar sebentar untuk mengulangi pelajaran agar tidak lupa. Itulah yang harus Clariza lakukan walaupun dia sangat lelah harus tetap belajar.
Tok.. Tok.. Tok..Clariza mengerutkan kening, siapa yang datang siang-siang begini? Papanya? Dia rasa tidak. Karena papanya selalu pulang malam saking sibuk nya. Ia pun pergi untuk membuka pintu depan.
Ceklek
Clariza terkejut.
Rey?
Cukup lama mereka berpandangan satu sama lain. Rey terlihat sangat tampan dengan balutan kaos hitam dan celana jeans berwarna hitam juga. Sedangkan Clariza hanya memakai piama bergambar Hello Kitty dengan rambut asal di cepol.
“Gue dianggurin aja nih?” tanya Rey menaikkan sebelah alisnya dengan menyugarkan rambutnya.“Woy! Lo kesurupan gue gak mau tanggung jawab ya” kesal Rey yang sedari tadi ditatap diam oleh Clariza.
Rey menghembuskan nafas kasar, Clariza sejak tadi diam terus. Ingin sekali ia mencekik gadis mungil dihadapannya. Tapi kalau mati dia juga yang susah.
Rey langsung memasuki mansion tanpa perizinan dari Clariza. Clariza menggelengkan kepalanya beberapa kali, ini gak mimpi kan? Pikirnya. Clariza menyusul Rey yang duduk di sofa ruang tamu.
Clariza berdiri dengan canggung menatap Rey.
Rey yang ditatap seperti itu hanya tersenyum kecut, “Gue tahu gue ganteng banget. Gak usah gitu natapnya, gue nikahin juga lo. Cepet buatin minum!” suruh nya.
Clariza langsung berlari menuju dapur membuat jus jeruk untuk Rey dan satu lagi untuknya. Tak lupa membawa kue kering berbagai varian rasa.
“Kakak ngapain? Tumben ke rumah Clariza, ada apa?” tanya Clariza setelah meletakkan nampan di atas meja.
“Gue buatin brownis kesukaan lo. Btw nih ya, tumben banget lo manggil gue kakak?” tanya balik Rey heran. Sepanjang hidupnya Clariza memanggil ‘kakak’ waktu mereka baru bertemu setelah akrab gadis itu memanggil dengan namanya. Rey tidak masalah dengan itu semua hanya heran saja.
“Gak papa, latihan jadi calon istri kak Rey. Kan kalau seorang istri itu gak boleh manggil suaminya dengan sebutan nama. Gak sopan kata Aura” polos Clariza membuat Rey salting.“Anjir, baper gue. Si Aura diajarin siapa sih” gumam Rey, menutupi wajahnya dengan kaos sehingga menampakkan perut six pak nya.
Seperti para gadis lainnya Clariza melotot ke arah perut Rey. Begitu sempurna. Kalau begini ia rela menikah muda dengan Rey.
Rey yang sadar perutnya ditatap tak biasa oleh gadis disampingnya, kemudian ia berpikir jail ke arah Clariza.Rey langsung mengarung kepala Clariza dengan kaosnya sehingga wajah Clariza menempel pada perut Rey. Rey tertawa melihat aksi jailnya berhasil. Gadis itu tidak meronta sedikitpun.
Jangan tanyakan degub jantung Clariza saat ini! Tolong siapapun bantu Clariza menghilang!“CLARIZA!” teriak seseorang membuat Rey berhenti tertawa dan melihat siapa yang tiba-tiba datang. Dasar tamu tak di undang, pengganggu!
Vanes dan dayang-dayang nya ternyata. Rey langsung mengeluarkan Clariza dari kaosnya.
“WHAT! APA INI? LO APAIN CLARIZA HAH?” bentak Vanes menarik rambut Rey dengan keras. Sedangkan Aura dan Aurel melihat Clariza yang menutup wajahnya dengan kedua tangannya.
“Gue gak apa-apain dia. Arkgsss sakit Nes! Za lo ngomong dong!” mohon Rey pada Clariza yang masih menutup wajahnya."Bang Rey lo apain sahabat gue!" tegas Aura tidak terima sahabatnya disakiti. Aura memukul lengan Rey.
"Anjir, gue aduin ke Erland lu ya!" ancam Rey.
***
Sekarang keempat cewek itu sedang menonton film barbie. Katanya sih bosen nonton Drakor. Padahal kan seru!
“Mending telpon Fena deh. Biar rame ya nggak?” tanya Aura diangguki ketiga sahabatnya.
“Hallo Fen!” sapa Aura pada Fena yang sedang video call. Terlihat Fena habis bangun tidur karena rambut gadis itu berantakan dan matanya yang mengerjap beberapa kali. Mungkin habis tidur siang, pikir Aura.
“Kenapa Ra?” tanya Fena dengan suara serak khas bangun tidur.
“Main sini! Di rumah Clariza. Nanti sore kita mau jalan-jalan keliling kota jakarta ditraktir Vanes!” seru Aura menggebu-gebu.Mata Fena langsung terbuka sempurna mendengar kata traktir seolah menjadi surga dunia baginya. Padahal dia adalah putri dari pengusaha terkenal dan juga terkaya. Susah lah mendefinisikan orang kaya.
“Oke gue kesana!”Tutt...
Vanes menatap jengah pada sahabat sialannya, selalu saja ia yang dijadikan target alasan Aura. Ingin sekali ia memutilasi anak Adhikari itu. Tapi Vanes masih mempertahankan amanat Ghavin waktu itu bahwa dia tidak boleh bertengkar. Yah kecuali tadi dengan Rey. Jujur ia khilaf dan semoga Rey tidak mengadu pada Ghavin.
"Gue lagi, gue lagi. Lo punya masalah apa sih sama gue Ra?" heran Vanes.
Aura tidak memperdulikan Vanes dia terus saja menatap ponsel miliknya. "BANG RAFA BELIIN AURA SEBLAK SEKILO!" teriak Aura dibarengi tawanya. Aura sedang VN dengan Rafa. Gadis itu suka sekali menjaili Rafa dan Rey.
Tentu saja ketiga gadis yang masih menonton terkejut mendengar teriakan tiba-tiba dari Aura.
Vanes yang tidak bisa mengendalikan amarahnya langsung melempar bantal ke arah wajah Aura. "Aura bangsat!"
***“Gila! Pusing banget kepala gue. Ini semua gara-gara pacar lo Ghavin!” gerutu Rey pada Ghavin yang sibuk menonton film sambil memakan keripik kentang. Ghavin tidak memperdulikan Rey ia terlalu larut dengan film yang ia tonton kali ini.
“Lo kenapa sih dateng-dateng nyalahin Ghavin?” tengah Erland. Pasalnya sahabatnya itu baru datang di mansion mereka langsung marah-marah.
“Si Vanes sialan itu njambak rambut gue bang! Padahal gue gak salah apa-apa. Si Aura juga tadi berani marahin gue, mukul-mukul gue, gimana gak sakit badan gue coba” rengek Rey meratapi nasib hidupnya.“Halah karungin aja terus buang ke sumur!” cibir Rafa juga merasa kesal pada para gadis itu. Terutama pada Aura, yang dari tadi terus menjailinya di chat dan terus menghina nya. Entah kenapa para gadis itu tambah menyebalkan.
Mendengar cibiran Rafa, Erland dan Ghavin langsung menjitak dahi Rafa membuat si empu kesakitan.
“Anjir, pawangnya nyeremin”
KAMU SEDANG MEMBACA
Hidden Love {SELESAI}
Random🏅#2 bestclass 🏅#3 praktikbwc Ketika cinta tak terbalas dan yang memperjuangkan hanya satu orang. Akankah selamanya begitu? Kadang kita harus menyimpan ego dan beralih untuk berusaha mendapatkannya, tapi siapa yang tahu takdir? Ku gapai malah semak...