🌼Bab5🌼

5 2 0
                                    

🧡Enjoy for reading🧡

Hari minggu telah usai di gantikan dengan hari senin. Hari yang di benci oleh sebagian siswa/i.

Bagaimana tidak? Kita harus bangun pagi lebih awal belum lagi harus terkena paparan sinar matahari yang tak kalah menyengat. Sungguh menyiksa fisik dan batin.

Terkadang upacara bendera juga identik dengan hukuman para siswa/i yang terlambat dan baju yang tidak lengkap.

Begitulah sekarang para anggota OSIS sedang memberi hukuman pada sejumlah siswa/i.

“Berdiri tegap jangan ada yang duduk!” tegas seorang anggota OSIS. Dia adalah Rafandra Zakria kelas sebelas yang tukang humoris kini mendadak berubah menjadi kejam. Rafa sedari tadi mengawasi dengan tatapan mata tajam nya. Membuat semua orang takut melihatnya.

Ghavin yang sibuk mencatat siapa saja yang terlambat hari ini. Jabatan nya adalah wakil ketua OSIS.

Biasanya yang tukang nyatat tuh Rey Adiguna si sekertaris OSIS. Tapi dia absen hari ini. Terpaksa Ghavin yang mencatat.

“Siapa nama lo?” tanya Erland si ketua OSIS.

“Aura Angelina Vernandez kak” jawab gadis itu membuat Erland tertegun begitu pula dengan Ghavin. Vernandez? Anak pemilik sekolah bisa telat juga ternyata.

Aurora Angelina? Gadis yang membuat Erland mencuri perhatiannya akhir-akhir ini. Dia pun langsung mengalihkan pikiran nya.

“Kenapa lo bisa telat?” tanya Erland menaikkan sebelah alis nya.

Aura tengah asyik memandangi Erland. Ternyata jika di lihat dari dekat ketampanan nya bertambah berkali-kali lipat.

“Kenapa lo senyum-senyum?” tegur Ghavin. Ia heran kenapa memandang Erland dengan senyum di wajah sok manis nya itu. Tapi emang manis sih.

“Kak minta nomer telpon dong” celetuk Aura menyodorkan Iphone milik nya pada Erland.

“Kenapa lo telat?”

“Oh itu. Kita berempat Aura, Vanes, Aurel, Clariza bangun kesiangan. Kompak kan kita kak. Kita bangun kesiangan gara-gara Vanes nyuruh kita nonton Drakor sampe larut malam” kata Aura seperti anak kecil yang di interogasi Ayah nya.

Vanes merasa nama nya terpanggil di cerita Aura, melotot tak terima dengan gadis di sampingnya. Ingin sekali ia membogem habis Aura tapi ia tahan. Karena ada calon kekasih nya, Ghavin. Vanes pun tersenyum saat Ghavin melihat ke arah nya. Yah walaupun saat ini ia sedang menahan amarah nya.

Kejadian sebenarnya adalah Aura lah yang menyuruh teman-teman nya lanjut menonton Drakor di karenakan Aura belum mengantuk. Padahal jam menunjukkan pukul 23.00.

Dengan terpaksa tiga gadis itu mengiyakan. Jika tidak Aura akan teriak-teriak gak jelas.

“Ck, belajar disiplin! Kalau ngelakuin ini lagi kalian bakal di hukum lebih dari ini. Balik ke kelas!” suruh Erland.

Karena mereka berempat sudah mendapat hukuman berdiri di bawah sinar matahari sepanjang upacara.

“Kak minta nomer telpon. Please” kata Aura memelas kepada Erland. Erland pun menaikkan sebelah alis nya dan pergi begitu saja dengan raut wajah datar andalan nya.

“Bwahahaha, sukurin. Karma udah fitnah gue” ejek Vanes melihat Aura yang memajukan bibirnya.

“Kak Ghavin, gue minta nomer hape dong?” tanya Vanes lembut menyodorkan hape milik nya.

Ghavin yang masih sibuk menulis mengangkat kepala nya memandang Vanes. Setelah itu pergi begitu saja tanpa memberikan nomer hape nya.

"Hahaha sukurin hina Aura sih" ejek Aura.

Hidden Love {SELESAI}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang