🧡enjoy for reading🧡
Malam ini adalah malam istimewa bagi Aurel dan Dareen. Karena kedua sejoli itu sedang merayakan anniversary mereka yang ke lima. Artinya mereka telah berpacaran selama lima tahun lamanya. Memang tak mudah menjalani itu semua.
Hubungan mereka juga sama dengan pasangan yang lain. Saling cemburu, saling marah, bahkan sampai ingin putus. Tapi komitmen mereka terlalu kuat jika dikalahkan begitu saja dengan keadaan. Entahlah jika disangkut pautkan dengan takdir. Apakah mereka akan terus bertahan untuk bersama selamanya atau tidak. Tidak ada yang tahu.
Kini mereka berdua berada di pantai yang didekorasi sangat indah. Terdengar suara gelombang air laut yang keras juga hembusan angin malam membawa kesan tersendiri untuk orang yang menikmatinya.
“Suka?” tanya Dareen pada gadisnya yang dibalas anggukan olehnya. Aurel sangat cantik hari ini dengan dress putih begitu pula dengan Dareen yang memakai kemeja putih dipadukan dengan celana berwarna coklat tua.
Cukup lama mereka berpandangan satu sama lain. Aurel memandang dalam bola mata milik Dareen begitu pula sebaliknya. Mereka terlarut dalam kediaman. Seperti mereka ingin mengutarakan isi hatinya lewat pandangan mata.
“Apapun yang terjadi jangan pergi” gumam Ghavin menggenggam tangan Aurelie seolah tidak mau kehilangan gadis itu.
“Hmm, Apapun yang terjadi Aurel selalu ada untuk kak Dareen” tulus Aurel.
“Kakak punya sesuatu buat Aurel” Dareen pun mengeluarkan kotak merah dan membukanya dan memakaikannya pada jari manis Aurel.
“Hari ini kita tunangan!” seru Dareen membuat Aurel terkejut. Aurel melihat jari manisnya yang dihiasi sebuah cincin berlian. Sangat indah menurutnya. Dia terus memandangi cincin dengan wajah tersenyum manis. Dareen yang melihatnya pun ikut tersenyum.
Sungguh setelah kepergian orang tuanya, Dareen seperti tidak punya semangat untuk hidup. Tapi setelah Aurel datang semua berubah seratus delapan puluh derajat. Bisa diartikan bahwa Aurel adalah dunianya setelah Erland-adiknya.
“Makasih kak” ucap Aurel tersenyum malu.
“Panggil mas coba?” goda Dareen.
“Apasih” Aurel menepis tangan Dareen yang menyentuh pipinya. Biarkan saja pipinya seperti kepiting rebus. Dareen tertawa melihat kelakuan Aurel.
"Duduk yuk!" ajak Dareen menggandeng Aurel menuju tempat duduk yang ada di sana.
"Kak Dareen" panggil Aurel dibalas dehaman singkat dari Dareen.
Aurel melihat Dareen yang fokus pada pemandangan pantai didepannya. Otomatis Aurel menatap Dareen dari samping. Jujur Dareen itu sangat tampan dan bisa dibilang sangat sempurna. Ya walaupun wajahnya mirip Erland, tapi menurutnya Dareen lah yang lebih tampan dari Erland. Itu menurut Aurel. Kalau Aura beda lagi;)
"Aurel gak punya hadiah buat kakak. Kakak mau apa dari Aurel?" tanya Aurel. Pasalnya dia bingung sekali memberikan hadiah apa.
"Anak!"
What! Apa tadi? Nggak salah ngomong kan dia?
"Emm m... Maksudnya?" gugup Aurel.
Dareen berdecak kesal. "Gue gak butuh apapun hadiah dari Aurel. Yang kak Dareen mau, Aurel selalu ada buat kak Dareen mu ini. Ngerti?" ujar Dareen. Aurel mengangguk mengerti.
Hening.
Cukup lama mereka hening begini. Mereka tidak pernah saling diam begini. Dareen dan Aurel adalah tipe yang tidak suka jika saling diam dalam keheningan seperti ini.
Aurel ingin membuka percakapan tapi selalu ia urungkan. Kenapa jadi canggung begini?"Rel, sakit" gumam Dareen meletakkan tangan mungil Aurel pada dadanya. Aurel terkejut, apa maksudnya? Pikirnya. Dareen membaringkan tubuhnya dengan paha Aurel sebagai bantalan.
"Aku gak buat kakak sakit hati loh!" canda Aurel sambil tertawa.
"Sakit tau sayang" rengek Dareen memeluk perut Aurel. Aurel membalas pelukan Dareen. Mengusap lembut rambut tebalnya. Cukup lama Dareen memeluk Aurel.
Sejujurnya Dareen memang menahan sakit di dadanya. Sesak dan nyeri bercampur menjadi satu. Kepalanya juga pusing. Dia tidak tahu apa yang terjadi pada dirinya. Semoga takdir mau berpihak padanya dan mengatakan bahwa Dareen baik-baik saja. Agar selalu melindungi adik bontotnya juga selalu mencintai Aurelie, kekasihnya.
Aurel memandang lekat Dareen. Wajahnya yang biasanya tampan dan segar kini penuh dengan keringat. Sungguh Aurel sangat khawatir dan hampir ingin menangis. Sungguh dia tidak sanggup melihat Dareen yang lemah seperti ini. Hatinya terasa nyeri sekali.
"Kak Dareen kenapa?"ucap Aurel bergetar. Gadis itu menangis sesenggukan. Ia kira Dareen hanya bercanda tetapi sepertinya Dareen benar-benar sakit.
"Kakak gak papa" lirih Dareen menghapus air mata Aurel yang bercucuran sangat deras.
"Kak Dareen pamit ya Ra! Kamu baik-baik aja ya. Kamu boleh kok cari cowok yang lebih baik dari kak Dareen"
Aurel menangis tersedu-sedu, apa yang dikatakannya? Seolah dia akan pergi. Tapi pergi kemana? Ia sungguh tak rela jika harus dipisahkan dengan Dareen. Sungguh dia tidak rela.
"Kakak mau kemana?" lirih Aurel.
"Di atas sana!" tunjuk Dareen pada langit yang dipenuhi oleh bintang dan bulan.
"Nggak mau!" semakin hancur hati Aurel begitu mudahnya Dareen mengatakan itu semua. Tidak sadarkah dia sudah membuat hatinya hancur seperti ini.
"Nggak usah sedih. Kakak akan ngawasin Aurel dari jauh. Kakak selalu ada dalam hati Aurel, ya?"
***
Mereka sudah sampai di rumah yang sederhana milik Aurel. Dari tadi gadis itu hanya diam saja dan terus menangis sesenggukan. Aurel membanting pintu mobil dengan keras lalu pergi begitu saja meninggalkan Dareen yang berada di mobil. Dareen melihat Aurel yang berlari meninggalkannya, ia tersenyum kecut. Bahkan pacarnya saja meninggalkannya dalam keadaan sakit seperti ini.
Dareen kira Aurel akan lebih perhatian padanya. Sungguh ekspetasinya terlalu tinggi. Berharap pada seseorang hanya membuat kita sakit, hancur, remuk.
Dareen pergi dengan segala rasa sakit yang mulai menyerangnya lebih parah daripada yang tadi.
"Argssss" rintih Dareen memegang dadanya.
"KENAPA SIH GUE PENYAKITAN!" marah Dareen membanting setirnya.
"GUE JUGA PENGEN BAHAGIA KAYAK ORANG-ORANG"
"Argsss, sakit tuhan!"
"NANTI KALAU GUE MATI SIAPA YANG JAGAIN ADIK GUE! GUE JUGA GAK RELA AUREL BAHAGIA SAMA ORANG LAIN!"
"JUJUR GUE PENGEN JADI ORANG NORMAL YANG GAK PENYAKITAN KAYAK GINI!"
Dareen menangis sesenggukan. sungguh ini sangat sakit! Nyeri di dadanya juga pening di kepalanya. Dia tidak tahan dengan semua ini. Keringatnya kini makin deras padahal mobilnya memiliki ac. Pandangannya mulai kabur. Dareen tidak bisa melihat dengan jelas.
Sesak, nyeri, pusing. Beradu dengan kerasnya. Dareen pasrah dengan semua yang terjadi pada dirinya. Jika dia tidak bisa melihat lagi indahnya dunia, dia tidak papa. Tapi jika harus kehilangan orang yang paling ia sayang, dia tidak akan rela.
Dareen kehilangan konsentrasinya, mobil yang ia kendarai juga bergerak tak tentu arah. Dan Dareen tidak kuat lagi, sampai akhirnya...
Brukk...
Dentuman keras terdengar di segala penjuru. Inilah takdir tidak ada yang tahu. Hanya Tuhanlah yang tahu akhir cerita manusia bagaimana...
🧡thank you for reading🧡
Vote & comment💅🏻
Terima saran & kritikan 🥰
KAMU SEDANG MEMBACA
Hidden Love {SELESAI}
Random🏅#2 bestclass 🏅#3 praktikbwc Ketika cinta tak terbalas dan yang memperjuangkan hanya satu orang. Akankah selamanya begitu? Kadang kita harus menyimpan ego dan beralih untuk berusaha mendapatkannya, tapi siapa yang tahu takdir? Ku gapai malah semak...