04. Basket

819 121 9
                                    


.
.
.

Minggu depan, tim basketnya ada pertandingan sparing dengan tim basket SMA sebelah. Sebagai leader, Namjoon mengerahkan anggota timnya untuk melatih skill agar tak kalah dengan tim sebelah. Mereka harus bisa unjuk gigi dalam kemampuan, selain wajah dan penampilan mereka yg mendukung. Siapa tahu sepulang sparing basket dari kandang lawan, ada siswa atau siswinya yg kecantel. Hehehe.

Jadi sore ini, mereka ada latihan Tambahan sekitar 1 jam. Yg berarti waktu pulang sekolah mereka mundur 1 jam. Gedung sudah hampir sepi setelah mereka selesai latihan, hanya ada beberapa anak yg berlalu lalang di koridor dan ruang lainnya. Setelah berganti pakaian, Namjoon bergegas pergi ke ruang perpustakaan. Dia baru ingat bahwa, ponselnya tertinggal disana.

Siang tadi Namjoon terlalu asik membaca buku RPUL hingga bel masuk telah berdering. Karna di buru waktu, dia melupakan ponselnya yg di letakan diatas meja baca bekas dia membaca. Tidak akan hilang, karna yakin pak Gong akan menyimpan apik barang barang siswa yg tertinggal.

"Ponsel ya?" Tanya pak Gong ketika Namjoon tiba di meja pengawas perpustakaan. Namjoon mengangguk dan menunjukan senyum dimpelnya. "Dari tadi nyala terus. Fansmu banyak juga ya."

"Orang ganteng emang gitu pak." Jawab Namjoon asal sambil pak Gong memberikan ponsel padanya. "Makasih pak."

"Sama sama. Lain kali hati hati lho. Jangan ceroboh."

Baru mau beranjak dari sana, Jimin datang dengan nafas tersengalnya. Bertumpu tangan di atas meja sambil mengatur napas. Kayaknya dia tidak sadar kalau Namjoon ada di dekat sana.

"Pak.." ada jeda di kalimatnya, sambil menarik dan membuang nafasnya. "Ada kartu akomodasi ga?"

Namjoon tidak jadi beranjak, malah penasaran mau apa Jimin dan kenapa Jimin bertanya kartu akomodasi di perpustakaan.

"Ada." Pak Gong berbalik, mengambil sesuatu dari dalam loker. Dan kembali ke meja dengan kartu berwarna kuning keoranye-an. "Makanya hati hati."

"Waaah.. syukur laah." Jimin tampak terlihat begitu senang, hingga tanpa sadar Namjoon yg memperhatikannya ikut menarik bibir tersenyum. "Terima kasih pak Gong."

"Sama sama Jimin.." pak Gong menimpali senyum manis Jimin dengan mengusak kepala Jimin yg berambut pirang. "Lho, kamu belum pulang, Joon?"

"Namjoon?" Jimin menoreh, mata sabitnya membulat sempurna mendapati Namjoon berdiri dekat dengannya. Dan semburat merah itu menjalar ke wajah Jimin. Lucu.

"Udah sana pulang. Sebentar lagi malem." Pak Gong memutus kontak diantara mereka.

Akhirnya, mereka jalan berdampingan keluar dari perpustakaan setelah mengucap terima kasih pada Pak Gong. Menyusur koridor yg sudah hampir sepi dan agak sedikit gelap.

"Namjoon kok belum pulang?" Tanya Jimin memulai percakapan memecah keheningan.

"Iya, tadi ada latihan tim. Terus Namjoon lupa, ketinggalan ponsel di perpustakaan." Jawab Namjoon memasukan tangan kedalam saku. "Jimin sendiri kenapa belum pulang? Bukannya gak ada jadwal latihan tari?"

Namjoon hafal bukan karna Jimin, tapi karna Hosoek sudah lebih dulu pulang daripada mereka. Dan itu jadi parimeter Namjoon untuk melontarkan pertanyaan tepat.

"Tadi udah pulang les. Tapi waktu mau naik bis, Jimin kehilangan kartu akomodasi. Jimin dua kali bolak balik nyari di jalan. Takutnya jatuh. Tapi gak ketemu juga. Akhirnya Jimin inget kalo Jimin tadi sempet ketiduran di perpus. Jadi ini Jimin balik lagi kesini." Jimin menerangkan dengan sangat jelas. "Eh.. untungnya ada. Kalo gak, Jimin pulang jalan kaki."

[✓] Mantan Nge-Gebet || [Nammin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang