03. Gagal Paham

835 133 9
                                    


.
.
.

Hari ini libur, dan Namjoon masih berguling di atas kasur nyamannya meski sebenarnya dia sudah bangun dari 10 menit yg lalu. Selain Pikirannya yg di penuhi rasa bersalah dan hutang atas kejadian semalam, Pikirannya juga di penuhi dengan obrolan yg terjadi antara dirinya dan Jimin. Bukan sesuatu hal yg berat, apalagi menyangkut perasaan. Yaa meski sedikit sedikit sih nyerempet juga kesitu. Ini juga karna dirinya saja yg mendadak jadi kepo.

Haduhh.. ke kepoan Hosoek si raja julid sepertinya menular deh.

"Joon.." suara Mamanya menginterupsi Namjoon untuk berpikir lebih jauh. "udah bangun belum ya?"

Namjoon bangkit dan mendapati sang mama yg berdiri di depan pintu kamarnya. "Udah mah." Dan sang mama menghampirinya seraya duduk di pinggiran kasur.

"Kamu di suruh ke rumah papa." Namjoon membalas dengan anggukan, sesekali matanya mengerjap gatal, dan di garuk pelan dengan ujung jarinya. "Yaudah mandi. Mama udah bikin sarapan. Oia dompetmu mama pindahin ke dalem tas."

"Thank you, Ma."

Sang Mama hanya tersenyum, menampilkan lubang pipi yg sama seperti miliknya sambil mengusak rambut blondenya. Dan berlalu kembali ke luar kamar Namjoon.

Namjoon tak segera bergegas. Pikirannya masih sibuk seputar hutangnya pada Jimin. Jadi dia berencana untuk mampir ke rumah Jimin dulu, setelah itu dia akan mengajak Yoongi, Hosoek, atau Jackson untuk ke rumah papanya. Ya begitu rencananya. Namjoon mengirim pesan pada trio teman brengseknya itu, lalu melempar asal ponsel pintarnya ke kasur dan masuk ke dalam kamar mandi.

Beres dan rapih berpakaian ia mengambil ponsel, mengecek balasan chating dari ketiga sohibnya. Ternyata mereka punya acara sendiri dan tidak bisa menemani Namjoon kerumah papanya. Oke gak papa. Membawa mereka juga formalitas, agar dia punya teman ngobrol disana.

Istri baru sang papa bukan orang yg kaku sebenarnya, tapi Namjoon terlanjur menaruh rasa tidak suka padanya. Karna bagaimanapun, ingatan pedih yg menyebabkan perpisahan antara kedua orang tuanya itu adalah istri baru sang papa. Meski sekarang sudah baik baik saja, tapi tidak bagi hati kecil Namjoon.

Selesai menghabiskan makanan, Namjoon pamit pada sang Mama dan berangkat dengan motor Bantengnya. Cuaca sedikit agak terik memang, tapi untuk Sunmori Namjoon rela kulit Tan nya terbakar. Pria sekali.

Akhirnya, Namjoon tiba lagi di pekarangan halaman rumah sederhananya Jimin. Memarkir motor di pinggir dan dengan sopan ucapan salam terlebih dahulu, ia memanggil Jimin halus. Tak lama keluar lah Park Jihyeon, kakak tingginya Jimin yg kerap akrab mengobrol dengannya di waktu dia sering kerja kelompok di rumah itu.

"JEEMEEN.. ADA NAMJOON." teriak Jihyeon setelah Namjoon memberi salam padanya.

"JANGAN BOHONG. MANA MUNGKIN NAMJOON KESINI." suara Jimin memang tiada dua nyaringnya :')

Jihyoen berdecak. "Bentar ya Joon, dia kayaknya lagi nyuci piring deh."

Namjoon mengangguk dan menunggu di teras. Tak lama, Jimin keluar lengkap dengan sarung tangan karet dan busa melimpah di tangan. Tapi bukan itu yg menarik perhatian Namjoon, adalah baju yg di kenakan Jimin. Celana kain sepantar paha dan kaos ketat yg memperlihatkan lekuk tubuhnya yg bahenol. Namjoon baru sadar bahwa ternyata kulit Jimin memang seputih itu. Reflek ia menelan ludah, dengan manik raven dan iris coklat madu yg bertemu.

"Kakak gak bohongkan ada Namjoon." Suara berat Jihyoen menginterupsi keduanya yg diam diam saling mengagumi. Oh ralat mungkin Namjoon saja kali ini, karna Jimin sudah mengaguminya dari dulu.

Bukannya menjawab, Jimin malah kembali berlari masuk kedalam. Meninggalkan Namjoon dan Jihyoen di teras.

"HEH, ADA TEMENNYA MALAH DI TINGGAL." Jihyoen berteriak kesal nampaknya.

[✓] Mantan Nge-Gebet || [Nammin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang