.
.
.Ujian sudah selesai, dan Namjoon menjadi orang pertama yg selesai dan keluar dari kelas. Tak ada yg ingin dia lakukan hari ini selain kembali ke rumah Yoongi dan merebahkan diri, kepalanya terasa sakit karna mendapat pencerahan rohani tadi pagi sebelum Ujian dari Pak Choi. Sang mama menelpon ke sekolah, karna sudah total 6 hari Namjoon tak pulang ke rumah dan tentu saja sebagai wali kelas pak Choi tak tinggal diam.
Namjoon paham, pak Choi agak khawatir karna sebelumnya Namjoon tak pernah seperti ini. Dan setelah semua membaik Namjoon membuat janji pada pak Choi dia akan segera pulang.
Mungkin.
Namjoon menyusur koridor, melambatkan langkah ketika sampai di kelas Jimin. Sengaja, Namjoon memang ingin melihat Jimin. Tapi ketika pengawas ujian berdeham ketika melihat Namjoon berdiri di depan pintu kelasnya, Namjoon segera berlalu menuju parkiran.
Di kemudi stang motor Bantengnya, Namjoon menemukan sebuah tas kain berwarna hijau tergantung di sana. Matanya mencari seseorang yg mungkin baru saja menggantungkannya disana, tapi tempat parkir tampak lengang mengingat waktu ujian masih akan berakhir 30 menit lagi.
Mengeluarkan isinya, Namjoon tampak sedikit tercengang. 3 kotak makan yg sudah sangat dia hafal ada di dalamnya. Kotak makan yg biasa Jimin bawakan untuknya. Tak hanya sebuah kotak makan, di dalamnya terdapat pakaian baru lengkap dengan pakaian dalam. Juga sebuah dompet yg berisi uang saku yg cukup banyak, dan sebuah note kecil yg terlipat di dalam dompet.
Gak banyak. Tapi semoga bisa cukup untuk Namjoon jajan.
Bukan hanya itu, dalam tas kain ada sebuah kantung plastik dimana berisi lengkap obat obatan seperti plester, antiseptik dan beberapa kassa lengkap dengan jaring steril.
Sesak rasanya selalu mendapat kebaikan yg tulus seperti ini dari Jimin. Apa yg membuat Jimin setegar ini? Padahal Namjoon merasa dia tak pantas mendapat semua ini setelah apa yg selalu dia lakukan pada Jimin. Namjoon pikir, Jimin marah padanya dan tak lagi ingin berteman dengannya sejak kejadian ciuman itu. Melupakan perasaan cinta bertepuk sebelah tangannya yg timpang. Nyatanya, Jimin masih saja memperhatikannya. Sampai hal sedetail ini.
Di bukanya salah satu kotak makan yg bertumpuk itu, yg di dalamnya ada nasi dengan belut bakar wijen kesukaan Namjoon. Dadanya semakin di buat sesak karna perasaan bersalahnya yg saling berhimpit.
Ah, rasanya Namjoon ingin sekali meneriaki nama bocah SD itu sekarang.
Pokoknya, malam ini dia harus bisa menemui Jimin apapun alasannya.
Harus.
.
Setelah matahari tenggelam masuk ke ufuk barat, Namjoon bergegas bersama si setianya- motor banteng melaju ke rumah Jimin. Dia tau ini saatnya Jimin untuk pergi berangkat les, jadi sengaja Namjoon ingin mencegatnya dan mengajak Jimin untuk bolos les demi bicara dengannya.
Tiba di rumah Jimin, Jihyoen baru saja sampai dan akan masuk kedalam rumahnya.
"Kak Jihyoen.." Namjoon menahannya. Memarkir motor Bantengnya asal dan segera berlari kepada Jihyoen yg berdiri di ambang pintu pagar rumah.
"Eh Namjoon.. cari Jimin ya?"
"Iya. Ada kak?"
"Sebentar ya, gue liat dulu di dalem. Gue juga baru balik kerja soalnya."
Namjoon mengangguk dan Jihyoen masuk kedalam di ekori Namjoon yg menunggu di teras rumah. Tak seberapa lama, Ibunya Jimin keluar menyapa Namjoon.
"Nak Namjoon.."
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Mantan Nge-Gebet || [Nammin]
Hayran Kurgu[Complete] Stories ©July2021 ⚠️Attention Please⚠️ BxB; Masih Fanfict School love; 15+ Typo: bahasa campuran Kisah kehidupan seorang Kim Namjoon yg terus di gebet teman sekolahnya bernama Park Jimin, pemuda bertubuh minimalis yg lebih mirip bocah Sd...