06. Binder

728 117 11
                                    

.
.
.

Sejak Namjoon bicara soal Seokjin yg ingin bertemu, Jimin tak pernah menampakan dirinya di depan Namjoon. Hanya sebuah kotak makan berisi makanan makanan lezat kesukaan Namjoon yg nampak, dan itupun di antar oleh Taemin— teman sebangku Jimin di kelasnya. Saat Namjoon bertanya pada Taemin kemana Jimin, Taemin hanya menjawab bahwa Jimin menghabiskan waktu makan siangnya di perpustakaan.

Di libat rasa penasaran tentang manusia mini membuat Namjoon sekali waktu pergi ke perpustakaan di jam makan siang. Benar Jimin ada disana, dengan tumpukan buku menjulang, minuman probiotik dan sebuah pisang. Dia tak benar benar mendapatkan makan siang dengan baik. Sebenarnya Namjoon sendiri bingung, kenapa hatinya tiba tiba mengiba melihat Jimin yg hampir tenggelam di balik buku buku besar pelajaran dengan makanan seadanya.

Hingga Namjoon datang pada Jimin dan menawarkan untuk berbagi bekal pada Jimin. Di saat Namjoon datang, Jimin malah terkejut seperti melihat hantu.

Hallo, wajah Namjoon itu tampan tau.. kalau tidak mana mungkin Seokjin dengan wajah sempurnanya itu mau!?

Dan di waktu itu pula Jimin menolak mentah mentah dan segera membereskan buku bukunya kembali ke dalam rak. Alasannya dia sudah menyelesaikan tugas essaynya, dan dia ingin membeli minum di kantin Pak Im. Padahal di hadapannya sekotak susu prebiotik baru terbuka satu. Apa Jimin sehaus itu? Hingga ia pergi meninggalkan Namjoon juga sebuah buku bindernya.

Tentu Namjoon sadar, bahwa Jimin tengah menghindarinya untuk sebuah alasan. Namjoon saja yg bodoh, sudah tau Jimin itu menyukainya tapi sikapnya seolah tengah menarik ulur perasaan Jimin. Oh ayolah, demi apapun Namjoon tak pernah suka dengan Jimin. Dalam hal perasaan tentunya. Tapi akhir akhir ini Namjoon menikmati pertemanan ini. Pertemanan antara dirinya dan Jimin. Salah?

"Joonie.." suara merdu milik Seokjin membuat pikiran anehnya tentang Jimin yg tiba tiba saja menguap. "Mikirin apa sih, sayang. Hmm?"

Seokjin mengambil tempat di sebelah Namjoon duduk di sofa ruang tunggu, sambil kepalanya bersandar di pundak Namjoon menyamankan diri. Kamarin lalu, Seokjin tiba di seoul bersama Papa, mama dan kakak pertamanya. Sedang adik bungsunya tidak ikut karna ada urusan sekolah seperti katanya tempo hari lalu. Ayah dan ibu Seokjin adalah kerabat yg cukup dekat dengan Mamanya Namjoon. Maka dari itu, datang jauh dari Anyang— Gyonggi membuat Mama Namjoon dengan sangat senang hati rumahnya di inapi.

Dan hari ini Namjoon menemani Seokjinnya menghadiri undangan casting untuk sebuah judul film di salah satu Production House Seoul.

"Gak ada." Jawab Namjoon ringan. Kepalanya menengok kearah dimana Seokjin dengan nyamannya bersandar disana. Karna Jarak yg cukup dekat, Namjoon mencuri kecup kening Seokjin yg bebas dan harum akan bau Earthy, Woody yg menyegarkan. Meski begitu dia tetap suka bau bayi yg ada pada Jimin.

"Kenapa daritadi diam aja? Aku baru disini 3 hari dan kamu sudah kaya orang tua yg banyak pikiran." Manjanya.

"Aku rindu. Rindu banget, Jinie."

"Hei, kamu pikir aku gak?!" Namjoon hanya terkekeh. "Kapan kamu mau bawa aku bertemu dengan Jimin?"

"Nanti aku chat Jimin dulu. Akhir akhir ini dia sibuk karna ikut les sana sini." Jawab Namjoon. "Dia lagi berjuang ngalahin aku untuk ada di peringkat 1 semester depan."

"Kenapa?"

"Karna dia mau ambil beasiswa di Universitas Negeri Seoul."

Seokjin bangkit dan duduk sedikit lebih maju dari Namjoon, tapi wajahnya menengok ke arah Namjoon yg masih santai di sana. "Jimin yg lagi sibuk memintarkan diri aja mau ambil beasiswa. Kamu yg udah jenius dari sananya malah belum ada pikiran mau kemana."

[✓] Mantan Nge-Gebet || [Nammin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang