22. Lanjut

568 85 7
                                    

Namjoon tak main main soal ia ingin melanjutkan sesi make outnya bersama Jimin, hingga ia melipirkan motor bangtengnya tepat ke sebuah hotel berbintang yg tak jauh dari kampus Jimin. Cuacapun nampak sangat mendukung ketika hujan semakin deras mengguyur sampai badai kecil dengan angin cukup kencang, menjadikan alasan pas untuk segera mencari tempat berteduh.

Namjoon langsung memesan layanan kamar ketika ia sampai di recepcionist. Memesan beberapa pakaian baru untuk mereka dapat berganti pakaian mereka yg basah, serta layanan candle light dinner lengkap dengan sebotol champagne dan bucket es.

Tanpa room boy, Namjoon menggiring Jimin menuju lantai 13 dimana kamar mereka berada. Dan tepat setelah pintu kamar tertutup rapat, Namjoon langsung menangkup tubuh minimalis Jimin dalam pelukannya. Ciuman seduktif yg sempat terjeda pada akhirnya kembali Namjoon suguhkan pada Jimin, dengan rakus labium Jimin menjadi sasaran empuk Namjoon menyesap.

Gairah kembali terbakar, melupakan rasa dingin dengan tubuh gemetar yg tadi mereka rasakan sebab udara dingin yg menerpa tubuh dengan pakaian basah. Tangan Namjoonpun tak tinggal diam, kembali menelusup masuk ke dalam hodie Jimin yg lepek dan mengangkat perlahan hingga sebagian tubuh Jimin sudah terekspose.

"Ahh,"

Desahan lolos begitu saja dari bibir Jimin ketika Namjoon secara brutal mulai menarik bibir Jimin. Waras Namjoon hampir habis ketika kegiatan panas menciumnya berhenti, dan mendapati wajah memelas Jimin dengan mata cantiknya yg menyayu.

"Jimin.. kamu cantik." Jujur Namjoon. Membuat wajah Jimin kontras memerah karna sipu yg membuatnya semakin terlihat menggemaskan.

Di bawanya tubuh Jimin dengan mudah dalam gendongan koala ala Namjoon, lalu di daratkannya punggung sempit Jimin yg basah ke atas kasur empuk. Anak Rambut Jimin tersibak, menampilkan kening paripurna bersama wajah berseri milik Jimin yg tiada dua tertimpa temaram lampu.

Namjoon kembali mengecup seluruh wajah Jimin penuh kelembutan, menghirup dalam aroma semerbak wangi khas bayi yg selalu melekat pada tubuh Jimin, yg membuat Namjoon nampak mabuk kepayang. Ceruk leher Jiminpun tak luput dari endusan hidung Namjoon dan berakhir dengan sesapan lembut menyapu sepanjang leher jenjangnya.







TOK TOK TOK

"PERMISI LAYANAN KAMAR."






Sial!

Mengganggu saja!






Namjoon mengecup bibir Jimin sekilas, sebelum akhirnya dia bangkit dan membuka pintu agar room boy dapat mendorong trolley makanan masuk kedalam kamar, juga dengan beberapa paperbag. Setelah memberi beberapa lembar uang tip pada room boy, Namjoon lekas menutup pintu kamar.

"Mau makan dulu, atau mandi dulu?" Tanya Namjoon duduk tepat di sebelah Jimin di atas ranjang, sambil memulai kembali mengecupi leher jenjang Jimin. Mengundang desahan Jimin dengan lancang kembali lolos.

"Mandi dulu gih. Nanti masuk angin." Jawab Namjoon tersenyum, dan di angguki oleh Jimin. Dengan salah satu paperbag, Jimin masuk kedalam kamar mandi.

Sedang Namjoon, dengan sangat mati matian menahan gejolak birahi yg sedari tadi hendak meledak dari balik celananya yg semakin sesak.

.





Keimanan Namjoon kembali di uji, ketika Jimin baru saja keluar dari kamar mandi dengan pakaian yg agak kebesaran dengan coak kerah berbentuk V yg memperlihatkan leher jenjang Jimin juga lekuk tulang selangkanya lengkap dengan beberapa ruam agak me...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Keimanan Namjoon kembali di uji, ketika Jimin baru saja keluar dari kamar mandi dengan pakaian yg agak kebesaran dengan coak kerah berbentuk V yg memperlihatkan leher jenjang Jimin juga lekuk tulang selangkanya lengkap dengan beberapa ruam agak merahnya disana bekas Namjoon bermain main tadi. Aroma sabun segar mawar bercampur peach, menguar menjadi pengharum ruangan alami.

"Ba- bajunya pas?" Tanya Namjoon basa basi. Dan Jimin hanya mengangguk malu malu dengan sebuah handuk di kepala. "Hmm, duduk sini. Biar Namjoon keringin rambut Jimin."

Dengan kepala tertunduk, Jimin datang pada Namjoon dan duduk di atas kasur dengan membelakangi Namjoon. Dengan gerakan lembut, Namjoon mengusak kepala basah Jimin dengan handuk selama beberapa menit, sampai air di anak rambut Jimin tak lagi menetes.

Handuk di buang ke sembarang arah oleh Namjoon, dan tangan Namjoon melingkar apik di pinggang Jimin sambil dia menumpukan kepalanya pada bahu Jimin. "I love you, Jimin. So much.." dan sebuah kecupan kembali mendarat di leher jenjang Jimin.

Bulu halus tubuh Jimin kembali meremang, bagaimana bibir bervolume Namjoon dengan sangat terlatih bermain di ceruk lehernya dan membuat sekujur tubuh Jimin kembali merasa sedikit tersengat.

"Jimin juga sayang sama Namjoon." Cicit Jimin malu malu.

"Mau dansa?"

"Huh?"

Namjoon beranjak dari kasur, mengambil ponsel dari dalam tas dan memutar sebuah lagu dari Sleeeping at last berjudul Turning Page. Namjoon membungkukan tubuh dan mengulurkan tangannya untuk dapat dia mengajak Jimin berdansa. Sedang Jimin dengan sipu dan senyum meraih jemari Namjoon dan berdiri lalu masuk kedalam pelukan Namjoon.

I've waited a hundred years
Aku tlah menunggu ratusan tahun
But I'd wait a million more for you
Tapi aku rela menunggu sejuta tahun lagi untukmu
Nothing prepared me for
Tak ada yang persiapkanku akan
what the privilege of being yours would do
Istimewanya menjadi milikmu
If I had only felt the warmth within your touch
Andai dulu kurasakan kehangatan di dalam sentuhanmu
If I had only seen how you smile when you blush
Andai dulu kulihat bagaimana kau tersenyum saat kau tersipu
Or how you curl your lip when you concentrate enough
Atau bagaimana kau cibirkan bibirmu saat kau berkonsentrasi
I would have known what I was living for all along
Aku kan tahu untuk apa aku hidup selama ini
What I've been living for
Untuk apa aku hidup

"Namjoon gak pernah nyangka, kalau takdir bawa Namjoon jauh jatuh sama pesonanya Jimin." Namjoon mulai berbisik masih dengan tubuh yg berputar. "Dan Namjoon gak pernah merasa setakut ini, kalau kalau Jimin nantinya bakal pergi ninggalin Namjoon."

"Gak ada alasan Jimin, buat pergi dari Namjoon." Jawab Jimin yg kini menyampirkan dagunya ke bahu Namjoon.

"Banyak. Jimin punya sejuta alasan buat pergi ninggalin Namjoon, dan dapet yg berjuta kali jauh lebih baik dari Namjoon. Tapi tolong, jangan."

Namjoon berhenti membawa tubuh Jimin berputar, hingga dia mengurai pelukan dan menatap dalam kedua iris mata sewarna coklat madu milik Jimin yg begitu indah yg kini juga menatap dalam coklat kelamnya.

"Demi Tuhan Jimin, Namjoon terlalu sayang sama Jimin. Namjoon mau, Jimin cuma jadi milik Namjoon satu satunya. Gak boleh ada orang lain lagi, termasuk Taehyung."

"Kalo gitu, buat Jimin jadi milik Namjoon—

Seutuhnya."

.
.
.
.
.









-bersambung-






Hallo,
Maaf yaa yorobun karna lama ga update.
Aku baru sembuh dari DBD :D
Jadi yorobun, jaga kesehatan yaa..
Sakit itu gak enak, suwerr deh :')

Ini updatenya dikit banget
Lama ga nulis, aku jadi ngerasa gaya nulisku agak sedikit melenceng.
Tapi semoga bisa sedikit ngobatin kangen ama cerita minimoni ini yaa..

Enjoyed..


#larilarimanja
#mandihujan

[✓] Mantan Nge-Gebet || [Nammin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang