17. Ngimpi

708 89 6
                                    


.
.
.

Sudah puluhan kali Jimin memimpikan Namjoon dengan berbagai macam Genre, ah mungkin ratusan kali selama hampir 5 tahun terakhir menjadikan Namjoon gebetannya. Dari mulai komedi, horor sampai ke yg paling mesum sekalipun, Jimin pernah. Tapi tak ada yg pernah benar benar berakhir indah seperti hari ini; Namjoon datang padanya, menyatakan bahwa dirinya sudah putus dengan sang kekasih lalu menyatakan cinta padanya, berakhir dengan pernikahan sakral yg di hadiri oleh keluarga serta kerabat dekat saja.

Dan kini, matanya terus saja mengerjap berkali kali melihat punggung orang yg menjadi bahan pemujaannya selama ini, begitu tegak, proporsional yg selalu menjadi walpaper ponselnya. Membuat Jimin menyunggingkan senyum lebar, sampai gigi giginya yg tak rata terlihat.

Tangan pendeknya terulur menyentuh punggung orang yg kini telah menjadi suaminya, merasakan serat kain yg sedikit tebal namun lembut yg membungkusnya hingga berhenti di sana. Dengan gerakan perlahan, Jimin mengusap telapak tangsnnya. Sangat hangat dan begitu terasa nyata. Rasanya Jimin enggan bangun dari Mimpi indah ini.

"Eh, udah bangun?" Namjoon membalikan tubuhnya dan menunjukan senyum pesona lubang pipinya yg membuat Jimin rasanya akan meleleh kapan saja.

"Udah," tangan Jimin beralih, dari punggung kini dengan berani mengambil tangan Namjoon yg bebas setelah menutup bukunya.

Namjoon meremat tangan Jimin dan bertaut diantaranya, Membuat Jimin dan perasaannya merasa hangat. Sebelah tangan Namjoon yg lain berhenti di kening Jimin. "Udah turun kok panasnya. Syukur deh."

"Morning kiss?"

"Huh?"

Jimin mengerucutkan bibirnya lucu sambil menutup mata, siap mendapatkan sarapan yg paling nikmat di muka bumi yaitu bibir manis Namjoon. Semua terasa begitu sempurna sampai sebuah bantal mendarat di sana lalu tiba tiba saja nafasnya terasa sesak.

"JIMIN NAKAL KAKAK BILANGIN BAPAK LHO YA!"

Kakak? Bapak?

Gelagapan, Jimin langsung menarik bantal yg menutupi seluruh wajahnya, dan bangkit dari baringannya. Wajahnya terkejut mendapati Jihyoen berdiri di samping ranjangnya dengan Namjoon yg duduk di kursi sambil terkekeh menahan tawa.

"Kakak ngapain di sini?"

"Lah nanya!? Sejam lalu kamu kan minta makan bubur! Nih kakak beliin."

Kapan sih? Kok Jimin gak inget!?

"Kamu gak salah minum obat kan, Jim?" Jihyoen mulai nampak khawatir, menarik nakas samping tempat tidur Jimin dan mulai membaca indikasi obat obatan yg ada di sana. "Jangan jangan pil ekstasi yg kamu minum!"

"Gak kak. Obatnya Bener kok," Namjoon memberitahu sambil berusaha tak lagi terkekeh apalagi tertawa."Tadi Namjoon yg kasih ibu profein buat nurunin panasnya. Bikin ngantuk, jadi tadi Jimin sempet tidur sebentar."

APA? jadi ini bukan mimpi??

Iya, bukan.

Malu deh. :(

Jimin menyesal. Baru saja naik status di level gebetan, sikapnya sudah memalukan seperti ini. Kalau turun level lagi gimana dong?? Akhirnya Jimin kembali berbaring dan menarik selimutnya hingga menutupi seluruh tubuh. Mulutnya terus saja bergumam mengumpati diri dan segala ketololannya yg hakiki.

Suami?? Ndasmu yaa Jim!

"Jimin ngambek tuh Joon, kasih deh morning kissnya." Tawa Jihyoen pecah meledek Jimin.

"Ihh.. kakak apaan sih!"

Jimin merengut dan kembali bangun dengan kedua kaki yg di hentakan, Kooran kakaknya itu sangat menyebalkan dan tidak aesthetic.

[✓] Mantan Nge-Gebet || [Nammin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang