Sudah pukul tiga sore ketika Namjoon tiba dan memarkir motor bantengnya di halaman luas Universitas Art Korea, kampus dimana Jimin dan tan pangsit rebusnya menimba ilmu. Jadwal kuliah Namjoon sudah selesai sejak satu jam lalu, dan Namjoon berniat ingin memberikan Jimin kejutan dengan mendatangi kampusnya tanpa memberitahu Jimin terlebih dahulu. Dengan modal kepercayaan diri yg tinggi, Namjoon melangkah menyusur koridor untuk mencari kelas dimana Jimin berada. Untungnya dalam chat terakhir, Jimin memberitahu Namjoon bahwa dia akan mengikuti kelas Antrapologi. Jadi, ketika Namjoon mulai lelah memanjangkan leher melihat ke setiap kelas dia bertanya pada salah satu mahasiswa yg sedang ghibah di koridor.
Dengan sabar Namjoon duduk di kursi pelataran yg tak jauh dari kelas Jimin. Matanya memindai sekitar, menatap mahasiswa yg berlalu lalang di sebrang sana. Namjoon pikir, universitas Art ini tak jauh lebih besar dengan universitas negeri Hannyang, kampusnya. Tapi di lihat dari ujung bangunan ke bangunan lain, sepertinya ini hampir menyamai univeristasnya.
Asik memindai sekitar, tiba tiba saja netranya menangkap sosok mencolok diantara mahasiswa yg lain. Rambutnya panjang sepundak dengan warna dark purple yg mendominasi di kulit putih bersihnya, dengan baju training senada berwarna putih dan tas gemblok berwarna hitam besar. Namjoon nampak tak asing dengan sosok itu, karna dia yakin beberapa kali, dia pernah melihat Seokjin di antar pulang olehnya belakangan ini.
Siapa dia?Namjoon pikir dia adalah teman sekelas Seokjin. Tapi kenapa dia ada di Universitas Art ini?
Hingga sosok itu menjauh Namjoon masih tak berkedip melihat, sambil berpikir keras. Hubungan apa yg terjadi antara Seokjin dan si pria berambut ungu itu.
Suara gaduh membuat Namjoon pada akhirnya menoreh dan melihat pintu kelas terbuka dengan siswa yg brduyun duyun keluar dari sana, di susul dengan seorang pria dewasa paruh baya berkacamata dengan tumpukan buku yg menurut Namjoon iti adalah dosen pengajar kelas Antrapologi.
Jimin keluar paling akhir bersama Yoongi, nampak masih belum menyadari keberadaan Namjoon yg duduk tak jauh darisana memperhatikannya. Malah, lirikan mata sipit Yoongi lah yg menyapanya lebih dulu. Tapi dengan sengaja, Namjoon malah mengangkat jari telunjuknya dan menempelkannya tepat di depan bibir.
"Lo gak ngerasa merinding apa Jim?" Kata Yoongi sarkas.
"Hah? Gak. Kenapa emang?" Kata Jimin polos.
"Ada setan."
"Jan ngaco Yoon. Ini kan masih siang. Mana ada setan?!" Kata Jimin yg wajahnya sedikit mengkerut.
"Lo liat arah jam tiga!"
Mata bulan Jimin lantas mulai bergerilya melirik kearah yg Yoongi katakan. Senyumnya mengembang, menenggelamkan kedua pupil matanya membentuk senyum yg sama pada bibir saat melihat Namjoon yg juga tersenyum kearahnya.
"Kok Namjoon disini?" Tanyanya saat Namjoon bangkit dan mendekatinya.
"Iya. Kejutan."
"Cuih." Yoongi meludah main main, "bucin. Dah gue mau balik. Mau jemput Yoonji." Yoongi melengang meninggalkan Jimin dan Namjoon tanpa salam.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Mantan Nge-Gebet || [Nammin]
Fanfic[Complete] Stories ©July2021 ⚠️Attention Please⚠️ BxB; Masih Fanfict School love; 15+ Typo: bahasa campuran Kisah kehidupan seorang Kim Namjoon yg terus di gebet teman sekolahnya bernama Park Jimin, pemuda bertubuh minimalis yg lebih mirip bocah Sd...