08. tentang

729 105 15
                                    


.
.
.

"Joonie,"

Baru saja Namjoon ingin terlelap dalam tidurnya, tapi suara di sebelahnya memanggil. Itu Seokjin, yg sedang berbaring manja sambil mendusel di ceruk leher jenjangnya Namjoon. Sebelah tangan Namjoon di jadikannya bantalan, dan sebelah tangan Seokjin melingkar erat di perut tanpa busananya Namjoon.

Bisa kebayang kan, kalo mereka ada di posisi ini, mereka abis ngapain?

Namjoon berdeham, membalas panggilan sang pacar tanpa menoreh. Agak malas membuka mata, karna besok dia harus berangkat ke sekolah untuk ulangan harian bahasa Inggris. Setidaknya dia ingin mengistirahatkan matanya yg kantuk.

".. Aku kok seneng ya liat Jimin. Kupikir dia orang yg biasa aja. Tapi pas ketemu langsung, dia imut banget. Kamu yakin gak demen sama dia?"

"Gak." Jawab Namjoon mantap.

"Tapi diakan suka bawain kamu bekel."

"Iya."

"Suka beliin kamu minum."

"Iya."

"Suka sama kamu."

Aduh, Seokjin tuh kenapa sih? Membuat Namjoon pada akhirnya membuka mata dan menatap langsung pada iris coklat pekat milik Seokjin yg tiba tiba saja ikut menengadahkan wajahnya.

"Kamu cemburu?"

Seokjin meregangkan pelukannya dengan sedikit menggeser tubuh, membuat tatapan intens antara maniknya dengan manik Namjoon yg sama menatapnya serius bertanya.

Kalau gak bilang, Namjoon ya gak akan tahu. Dia kan bukan cenayang yg bisa menebak isi hati Seokjin. Tapi Seokjin malah membuang nafas, mengalihkan pandangannya dari manik milik Namjoon. Bahkan benar benar melepaskan pelukannya dari tubuh Namjoon dan telentang dengan pandangan lurus ke langit langit kamar Namjoon.

"Hehe.. gak gitu. Cuma aku ngerasa kamu Deket banget sama dia. Wajar dong kalo aku tanya kaya tadi."

Oke, ini pasti hasilnya positif kalau Seokjin cemburu. Dasar submisif, kemarin kemarin meledek, sekarang malah cemburu. Di tariknya lagi tubuh jenjang Seokjin masuk kedalam pelukannya, di bubuhi seluruh wajah Seokjin dengan kecupan kecupan mesra sayang dari Namjoon.

"I'am yours now, babe." Namjoon semakin mengeratkan pelukannya, membiarkan Seokjin kembali pada ceruk lehernya sambil sesekali mengecup pucuk kepala sang kekasih yg beraroma mentol, wangi samponya sendiri. "Kita udah begini, dan kamu masih ngeraguin cintaku?! Ayolah sayang. Aku gak sebrengsek itu, kamu tau."

"Tapi kamu kan suka Gonta ganti pacar."

"Gak berarti aku suka selingkuh kan!?" Dan Seokjin menghadiahi Namjoon Dangan cubitan kecil di perutnya. Membuat dia berteriak kecil karna perih yg di hasilkan dari cubitan pedas kekasihnya.

"Jimin hebat banget ya, bisa tahan sama perasannya ke kamu. Emangnya kamu gak tersentuh sama sekali, Joon?"

Tersentuh? Iya sih kadang kadang. Apalagi melihat isi binder milik Jimin itu bertema ‘Kim Namjoon’. Merasa bahwa dia adalah seorang artis yg memiliki fans berat, melambungkan namanya hingga menghantar ya menjadi leader tim basket yg cukup di kenal di sekolah sekolah lain. Juga terkenal jadi Crush abadinya seorang Park Jimin, yg herannya juga berita ini sampai ke sekolah sekolah tetangga. Tapi meski begitu, Namjoon gak kehilangan pesonanya kok di mata ciwik ciwik terutama.

"Aku lebih tersentuh sama Jimin saat sekarang sekarang ini, bukan karna dia ngegebet aku." Jujur Namjoon.

"Terus?"

"Karna dia yg berjuang mati Matian buat ngalahin aku untuk ada di peringkat 1, demi beasiswa." Kini Namjoon yg menatap lurus ke arah dimana gorden jendela kamarnya yg menghadap ke luar memang di biarkan terbuka sedikit, dan menghasilkan dingin yg alami. "Dia ikut les sana sini buat nunjang paham belajarnya."

[✓] Mantan Nge-Gebet || [Nammin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang