Setelah pulang babak belur dan dihujani pertanyaan oleh Jimin dan si mama, Namjoon mengatakan keinginan hatinya untuk pindah ke rumah papa. Banyak hal yg sudah dia pertimbangkan sejak Hosoek mengatakan segalanya hari itu, juga perkataan Jimin yg membuat hatinya semakin tegar untuk bisa menghadapi dirinya dalam ketakutan.
Istri baru si Papa yg mengetahui Namjoon akan tinggal bersamanya, tentu sangat antusias saat Namjoon dan si mama melakukan siaran video call. Sudah lama sejak keluarganya akhirnya berdamai dengan istri baru si papa, si tante mengajak Namjoon untuk tinggal di rumah super besar milik si papa untuk mengusir rasa kesepiannya. Setelah sekian tahun menikah, mereka tak kunjung memiliki anak. Entahlah alasan apa yg mereka buat, itu semua hanya mereka yg tau.
Si papa mengatakan, tak perlu banyak bawa barang untuk pindah ke sana. Cukup Bawa diri dan pakaian yg di pakai lengkap dengan pakaian dalam saja katanya, sisanya si papa dan si tante yg akan menyiapkan segalanya untuk Namjoon. Jadi, malam itu juga Namjoon berangkat naik motor banteng bersama Jimin dan si mama yg mengantar dengan mobil. Sebab si mama akan pergi ke rumah sakit setelahnya, dan Namjoon yg akan berjaga di malam harinya sampai pagi mengingat si rambut ungu— Jungkook tidak menemani Seokjin malam ini.
Ngomong ngomong soal Jungkook, tak sekali sejak Seokjin masuk rumah sakit dia selalu memberi perhatian lebih pada Seokjin. Herannya, beberapa kali pula Namjoon pernah memergoki mereka sedang berdebat kecil di ruangan itu dan berhenti bicara pada saat Namjoon masuk sepenuhnya kedalam ruangan. Kalau memang diantara mereka ada yg spesial dalam hubungan, kenapa percekcokan hampir sering terjadi. Terkadang juga, Jungkook agaknya sedikit menghindari Namjoon.
Namjoon datang, maka Jungkook akan beralasan pergi. Selalu begitu. Atau ini hanya perasaan Namjoon saja, yg di dukung keadaan bahwa sebenarnya Jungkook sibuk. Entahlah.
Dan besok, kalau hasil pemeriksaan akhir milik Seokjin keluar dan bagus, maka Seokjin di perbolehkan pulang. Siang ini Namjoon pulang lebih awal, seperti obrolannya malam lalu dengan Seokjin, mereka hendak ingin melakukan klarifikasi melalui siaran langsung di setiap sosial media milik Seokjin. Jadi, dengan sengaja Namjoon menyiapkan tripod yg dia pinjam dari Hosoek tadi.
Siaran live berlangsung, dan serbuan akan pertanyaan mulai masuk. Seokjin dan Namjoon menjawab sesuai keadaan yg memang terjadi. Mulai dari kenapa hubungan mereka yg kandas, lalu berita soal mereka sudah satu atap dan hamil Seokjin.
Seokjin maupun Namjoon menjawab dengan bijak tanpa melibatkan atau mengikut sertakan Jimin dalam pembicaraan mereka.
"Soal satu rumah ya. Awal kuliah, kita memang sempet satu rumah. Jinie tidur di kamar kakak perempuan gue yg udah meninggal. Dan gue di kamar gue. Tapi sekarang, gue udah pindah ke rumah bokap." Tutur Namjoon.
Seokjin yg mendengar nampak terkejut. Bahkan dia tak banyak bicara setelahnya, membiarkan Namjoon mengoceh dan hanya menatap bingung kearah Namjoon sampai siaran benar benar berakhir.
"Joon," panggil Seokjin saat Namjoon membereskan tripodnya dan kembali merapihkan kasur Seokjin yg telah dia duduki berdua tadi saat siaran langsung. Namjoon hanya berdeham menjawab panggilan Seokjin, sambil sibuk menarik kursi kembali ke samping brankar.
"Kamu beneran pindah kerumah papamu?"
"Iya. kemarin malem aku udah mulai pulang kesana." Jawab Namjoon duduk lalu mengambil sepotong apel yg sudah di kupas dari piring di atas nakas. "Maaf ya, aku gak ngasih tau kamu."
"Aku ngerepotin ya Joon?"
"Kok kamu ngomongnya gitu? Malem itu kan kita udah komit, meskipun hubungan kekasih kita putus, tapi hubungan sebagai saudara gak putus. Jadi kamu, jangan ngomong gitu yaa." Jawab Namjoon menunjukan dimplenya sambil mengunyah apel.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Mantan Nge-Gebet || [Nammin]
Fiksi Penggemar[Complete] Stories ©July2021 ⚠️Attention Please⚠️ BxB; Masih Fanfict School love; 15+ Typo: bahasa campuran Kisah kehidupan seorang Kim Namjoon yg terus di gebet teman sekolahnya bernama Park Jimin, pemuda bertubuh minimalis yg lebih mirip bocah Sd...