10. Tempat Sampah

693 103 14
                                    


.
.
.

Sudah hampir sebulan sejak kejadian malam itu, Jimin seperti hilang di telan bumi. Di sekolah Jimin tak pernah lagi terlihat di matanya, sekalipun Namjoon menyambangi tempat biasa Jimin transit di perpustakaan. Hampir setiap malam, Namjoon datang menyambangi rumah Jimin dengan maksud ingin menjelaskan. Tapi lagi lagi, hasilnya nihil. Banyak alasan yg di berikan orang rumah Jimin, seperti Jimin belum pulang les, Jimin baru saja berangkat les, Jimin sudah tidur dan yg paling Namjoon tidak suka dari semua alasan yg di berikan adalah Jimin pergi dengan Kim Taehyung.

Bahkan setelah cerdas cermat lalu, tanpa tahu malu Taehyung memberikan sebucket bunga nafas bayi kepada Jimin dan mengecup kedua pipi Jimin.

Menyebalkan bukan??

Sudah pukul 10 malam, ketika Namjoon memarkir motornya di garasi rumah. Mata solidnya menatap penuh penasaran akan mobil sedan mewah yg terparkir di halaman, yg beberapa bulan belakang terkadang menjemput atau mengantar sang Mama pergi bekerja.

Masuk kedalam rumah, bukan sapaan hangat seperti biasa dari sang mama yg ia dapat. Tapi sebuah kejutan mencengangkan yg membuat emosinya tiba tiba saja tersulut, bagaimana sang mama sedang di cumbu oleh seorang pria di kursi tamu rumahnya. Tanpa basa basi, Namjoon menarik baju sang pria dewasa itu dan langsung menyapa dengan sebuah pukulan telak di wajah.

"Jangan kurang ajar ya sama mama saya!"

"NAMJOON!" Si mama berteriak terkejut dengan keadaan berantakan.

Tapi Namjoon, seolah sudah berkabut amarah. Dia tak berhenti memberi pukulan pada teman si mama yg juga berantakan dan beberapa memar yg mulai terlihat di tulang pipi. Si mama bangkit dan melerai, menghentikan Namjoon yg siap menyapa kembali teman si mama dengan kepalan tangannya yg juga terluka.

"Jadi, ini yg mama lakuin kalo Namjoon gak ada??" Dada Namjoon naik turun, mengatur Nafas.

"Namjoon, kamu jangan kurang ajar sama mamamu." Kata si pria yg ikut bicara

"Anda gak usah ikut campur! Ini keluarga saya!" Balas Namjoon dengan Nada menghardik.

"Namjoon! Jaga sopan santun kamu!" Si mama membela teman lelakinya.

"Kalau mama tau sopan santun, seharusnya mama jaga perasaan Namjoon dengan gak di sentuh sentuh gitu sama orang lain di rumah!"

Dan Namjoon di hadiahi sebuah tamparan yg cukup keras dari sang mama.

"Aku jaga mama karna aku gak mau mama di sakitin lagi kaya waktu papa nyakitin mama. Tapi mama kayaknya gak paham itu."

Namjoon pergi bersama emosinya, menancap gas motor bantengnya untuk segera pergi menjauh dari rumah. Rasa sakit akan tamparan sang mama tak begitu terasa, hanya saja ini benar benar membuat hatinya terasa kelu. Bayang bayang dimana pertengkaran hebat yg terjadi antara mama papanya dulu menyeruak, menyesakan dada dan meninggalkan pedih juga trauma mendalam.

Sejauh jarak yg bisa dia tempuh, dia melajukan motor bantengnya mengarungi malam. Tujuannya hanya satu untuk seluruh perasaannya yg berantakan ini,

Jimin.



--





Matahari sudah seperempat naik dari ufuk, dan Namjoon baru saja sadar dengan kepala pening bersama pengar dan sakit di sekitaran wajah dan tubuh. Mata solidnya terbuka, memindai sekitar yg tampak tak asing baginya. Jendela beludru berwarna coklat muda, dinding kamar bercat putih bersih dan isi kamar yg nampak minimalis yg tak banyak barang. Dia tau, ini kamar milik siapa.

Setelah memberi waktu cukup lama bagi dirinya untuk mendapatkan kesadaran penuh, Namjoon yakin kalau ini adalah kamar punya Yoongi. Sambil berusaha bangkit dari baringan, otaknya di ajak berpikir untuk mengingat kejadian apa yg sudah menimpanya semalam. Meski samar, tapi Namjoon tau itu benar adanya.

[✓] Mantan Nge-Gebet || [Nammin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang