Prolog

9.3K 215 18
                                    

🌸🌸🌸

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌸🌸🌸

"Di sini tertulis anda harus menikahi nyonya Han, Tuan." Jelas pengacara Lee. Lee Jong Soo—seorang pria paruh baya yang dipercaya menjadi pengacara keluarga Jeon, baru saja selesai membacakan wasiat yang ditujukan pada penerus satu-satunya Jeon Corp.

"Apa tak ada cara lain, Paman? Itu terdengar sangat mustahil. Pertama, kami berdua terpaut usia yang sangat jauh. Kedua, selama ini aku sudah menganggapnya seperti bagian dari keluarga Jeon sendiri. Terlebih, dengar-dengar nyonya Han sudah mempunyai seorang anak yang bahkan usianya sudah tujuh belas tahun. Apa itu tak terlalu kejam untukku, Paman?" Tanya pemuda Jeon itu memelas.

Merasa tak habis pikir dengan wasiat terakhir yang ditinggalkan sang kakek. Selama ini hidupnya hanya ia abdikan pada sang kakek tercinta—satu-satunya keluarga yang ia miliki saat itu.

Belum pernah terpikirkan sekalipun ia untuk mencari pendamping hidup ataupun menikah. Pemuda Jeon yang usianya hampir menginjak kepala tiga itu terlalu fokus pada pekerjaan dan kesehatan kakeknya, hingga mengabaikan fakta bahwa kelak dirinya juga membutuhkan seorang pendamping hidup yang akan menemaninya sampai akhir hayat.

"Maaf tuan Jungkook, tapi memang tak ada cara lain. Mendiang tuan Jeon telah memikirkan hal ini matang-matang sebelumnya. Beliau menginginkan anda untuk menikahi dan menjaga keluarga Han dengan baik, sebagai rasa terima kasih atas semua jasa-jasa yang diberikan nyonya Han pada keluarga Jeon sebelumnya"

"Tapi, apa semua itu perlu? Maksudku, kita bisa saja memberikan jaminan atas keselamatan mereka, atau memenuhi semua yang mereka butuh kan tanpa adanya ikatan pernikahan, bukankah begitu?" Ia arahkan jarinya untuk memijat pelipis yang terasa berdenyut sejak pembahasan ini dimulai. Mencoba berpikir jernih mencari solusi dari masalah yang terdengar mutlak di rungunya. Tampak sekali pemuda bernama lengkap Jeon Jungkook itu masih merasa enggan dengan wasiat yang ditinggalkan sang kakek.

"Sekali lagi saya minta maaf tuan Jungkook, tapi apa yang sudah tertulis dalam wasiat ini sudah tak dapat diganggu gugat." Tegas pengacara Lee.

"Tolong berikan aku waktu dulu, paman." Mengangguk mengerti, pria paruh baya itu lantas pergi memundurkan diri. Mungkin memang atasannya ini harus diberi ruang dan waktu untuk dapat menerima semua ini meski ia tahu itu sulit.

Menghela napas kasar, pria Jeon itu menyandarkan punggung tegapnya pada kursi kerja yang tengah ia duduki. Kepalanya menengadah, merasa frustrasi dengan keputusan sepihak mendiang kakeknya. Bagaimana bisa—ia, seorang  Jeon Jungkook yang tampan, mapan, dan masih berusia dua puluh delapan tahun, menikahi seorang janda yang sudah dikaruniai seorang anak yang berumur tujuh belas tahun?

Kenapa harus wanita itu, saat ada banyak wanita-wanita cantik, muda, dan menggoda yang mengantre, mendaftarkan diri menjadi pendamping seorang Jeon Jungkook.

Bahkan tak jarang dari mereka yang menghalalkan segala cara agar mendapatkan perhatian dari satu-satunya penerus keluarga Jeon Corp. itu. Tak lain dengan sukarela menyerahkan tubuhnya secara cuma-cuma hanya untuk mendapatkan satu malam yang panjang dan melelahkan bersama tuan Jeon sexy Jungkook.

Sungguh, Jungkook merasa kesal dan buntu. Makan apa ia tadi sampai bernasib seperti ini?

Memang benar kalau semua jasa-jasa yang nyonya Han berikan pada keluarganya ini sangat besar. Sekitar empat tahun yang lalu, sebuah kecelakaan besar menimpa Jeon Jihyuk—kakek Jungkook. Bak seorang malaikat, nyonya Han datang dan memberikan pertolongan pada sang kakek.

Tak hanya itu, nyonya Han yang kebetulan berprofesi sebagai seorang perawat, memilih berhenti bekerja di rumah sakit yang sudah lebih dari sepuluh tahun menjadi tempat ia mengais nafkah dan menerima tawaran Jihyuk menjadi perawat pribadinya.

Selain itu, nyonya Han yang baik hati selalu melayangkan perhatian padanya seperti putra sendiri dengan tulus. Begitu pun sebaliknya, Jungkook juga sudah menganggap nyonya Han seperti ibunya sendiri.

Maka dari itu Jungkook merasa berat menikahi seorang wanita yang sudah ia anggap menjadi ibunya sendiri. Apa ia gila? Andai saja kakeknya masih hidup, pasti ia akan berusaha bernegosiasi dan mengubah keputusan kakek Jeon.

"Kakek, kenapa kau melakukan ini padaku?" Lirih Jungkook.

-TBC-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-TBC-


Jangan lupa tinggalkan vote (⭐) dan comment ya. Masih butuh banyak saran dan bantuan dari kalian nih.

Terima kasih🥰

Oh!! My Daddy [M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang