12- Bad Timing

2.7K 143 37
                                    

Aku gak tahu apakah masih ada manusia yang menunggu OMD up :'
Tapi apapun itu, semoga chapter kali ini gak mengecewakan kalian karena belum aku revisi
Happy Reading ^^

Aku gak tahu apakah masih ada manusia yang menunggu OMD up :'Tapi apapun itu, semoga chapter kali ini gak mengecewakan kalian karena belum aku revisiHappy Reading ^^

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌺🌺🌺

“Apa ada sesuatu yang ingin kau ceritakan He?”

Taehyung dan Hea berada di luar aula tempat di rayakannya pesta, lebih tepatnya mereka berada di taman hotel yang cukup sepi. Mereka duduk berdampingan sembari menatap langit malam yang indah.

Hea menoleh, sebenarnya ada satu hal yang sangat ingin ia tanyakan. “Bagaimana rasanya belajar di sekolah umum?”

Hea benar-benar penasaran dengan itu. Ia tak begitu ingat dengan kisahnya saat berada di taman kanak-kanak. Sedangkan saat sekolah dasar, hanya ada ingatan buruk tentang dirinya yang dirundung oleh teman-temanya sendiri. Hea selalu merasa sedih kalau mengingat itu kembali.

“Emm, cukup menyenangkan. Walau setiap hari ada saja tugas yang di berikan,” Taehyung menoleh, terkekeh sejenak lalu melanjutkan, “tapi setidaknya aku dapat bertemu dengan teman-temanku, bermain dan bercanda saat istirahat dan pulang sekolah. Selalu menemukan hal-hal baru yang menakjubkan. Dan ada lagi satu hal yang penting.” Potong Taehyung menatap Hea.

“Apa?” Tanya Hea penasaran. Dirinya sedikit bisa membayangkan kehidupan sekolah dari cerita Taehyung.

"Kau akan mendapatkan uang saku setiap harinya!” Taehyung terkekeh, membuat Hea juga ikut tertawa karenanya.

Baru kali ini ia bisa merasa nyaman dengan orang yang baru di kenalnya secepat ini. Padahal saat pertama melihat Taehyung ia mengira kalau pria ini merupakan orang yang angkuh dan arogan. Ternyata dugaannya salah besar, nyatanya Taehyung adalah orang yang menyenangkan dan juga ramah. Mudah sekali untuk berbaur dengan orang lain, bahkan pada dirinya yang sulit bersosialisasi.

“Maafkan aku, aku hanya bercanda.” Taehyung mengibaskan kedua tangannya ke udara.

Dalam beberapa saat tawa mereka mereda. Mendadak menjadi hening tanpa suara, sampai Taehyung yang membuka, “He, maaf kalau aku lancang. Kalau boleh tahu sejak kapan kau mulai belajar di rumah?” Tahyung mengucapkannya dengan hati-hati, ia takut kalau melukai perasaan Hea lagi.

Mendengar itu Hea tersenyum kecut lalu menunduk. “Kau tak perlu menjawab kalau kau merasa keberatan, He. Maafkan aku, aku tak bermaksud menying—“

“Sudah sejak kecil. Kalau tidak salah saat Hea kelas empat sekolah dasar.” Hea menjawabnya lirih. Mengulum bibirnya ke dalam, Hea mencoba tersenyum kembali pada Taehyung. Ia ingin memperlihatkan pada pemuda itu kalau ia baik-baik saja—meski tidak demikian.

Taehyung yang melihat itu jadi ikut merasa sedih. “emm, apa kau tak ingin mencobanya He? Maksudku, kalau kau benar-benar ingin tahu bagaimana rasanya bersekolah sepertiku, kau  bisa mencobanya. Apalagi kau hanya memiliki dua tahun tersisa di seumur hidupmu. Apa yakin kau tak ingin mencoba, hm?” Menatap lembut ke arah Hea, Taehyung mencoba membujuk gadis itu agar mau mencoba bersekolah sepertinya.

Oh!! My Daddy [M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang