[Wajib FOLLOW dulu akun ini sebelum membaca]
Rate Mature (21+)
[Di mohon bijak dalam membaca]
________________________________________
"Namanya Justin, Hea bisa menjilat dan mengulumnya seperti ice cream, sayang."
"Daddy, ini keras dan panas. Tidak...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hari demi hari pun berlalu. Akhir-akhir ini gadis dengan mata bulatnya itu sangat fokus dalam tesnya. Ia benar-benar bertekat akan menunjukkan hasil yang memuaskan pada ayah dan ibunya nanti. Terlebih ia sudah mengikat kesepakatan dengan ayah tirinya mengenai liburan keluarga. Huuft, mengingat hal itu Hea jadi semakin tak sabar.
"Hea, apa Hea sakit?" Tanya Mr. Lee kala meneliti wajah muridnya yang pucat tak seperti biasanya.
"Sakit? Hea tak apa Mr., Hea baik-baik saja." Jawab Hea singkat, lalu kembali meneruskan tesnya yang terjeda.
"Apa benar begitu? Wajahmu terlihat tak baik-baik saja." Sirat kekhawatiran tergambar jelas pada raut Mr. Lee.
Tak menjawab, Hea hanya tersenyum kecil seakan meyakinkan kalau dia memang baik-baik saja. Meski pada kenyataannya pemikiran gurunya itu memanglah benar. Sudah dari kemarin Hea merasa sedikit pusing di bagian pangkal hidung dan pelipis kepalanya. Mungkin efek karena ia terlalu memaksakan diri untuk belajar hingga lewat tengah malam. Ditambah dengan kebiasaannya yang selalu memakan permen kala ia merasa frustrasi membuat semuanya menjadi semakin berdenyut saja.
Tak ingin lagi menginterupsi gadis itu pada tesnya, pada akhirnya pria itu hanya diam dan berpura-pura mempercayai apa yang Hea katakan. Meski tak menyurutkan tatapan khawatir dari matanya. Lee sadar betul, kalau Hea sedang tidak dalam kondisi yang baik. Terbukti dari mata bulat yang selalu berbinar itu kini tampak lebih sayu dengan bibir yang pucat.
***
Tok.. tok.. tok..
"Loh, Hea belum tidur juga?"
Mendengar itu, lantas Hea menolehkan kepala ke arah pintu kamarnya yang sudah terbuka menampakkan presensi sang ibunda. Wanita itu bersedekap dada mengamati obsesi Hea pada belajar. Terlebih ketika sedang ada tes atau ujian seperti ini, semakin menjadi saja.
Nyonya Han melangkah mendekat, menggelengkan kepala saat ia sudah diabaikan sejak awal kedatangannya. Kedua tangannya membelai bahu sang putri dari belakang, lalu berujar halus, "Seingat mom sih tadi ada yang berjanji tidak akan tidur malam-malam. Sekarang siapa ya yang berbohong?"
Sontak Hea menoleh ke belakang, memandang nyonya Han yang tersenyum mengejek. Sebelah tangannya mengeluarkan setangkai permen dari dalam mulutnya, seketika belah bibir tipis itu melengkung ke bawah, dalam hati ia menyesal telah berbohong pada ibu dan ayahnya.
"Maafkan Hea mom, Hea tidak bermaksud berbohong.." Lirih Hea seraya menunduk. Ia merasa menjadi anak yang nakal. Padahal ia kan sudah berjanji pada ibunya ini tak akan tumbuh menjadi anak yang nakal.
"Sayang, lihat mom." Gadis itu mendongak dengan tatapan sayu dan wajah yang memerah.
"Dengar ya, mom tidak marah. Tidak sama sekali. Mom dan daddy hanya khawatir dengan kesehatan Hea." Sookyung menjeda sejenak, mengelus pelan pipi putrinya, lalu melanjutkan, "memang benar kalau kewajiban Hea saat ini adalah belajar, tapi bukan berarti Hea harus selalu belajar selama satu hari penuh. Sama halnya dengan makan, kalau Hea makan secara terus-menerus apa yang akan terjadi?"
"Muntah? Terus- sakit?"
"Nah.. Itu Hea tahu." Sookyung tersenyum hangat, beralih mengelus rambut putrinya pelan.
"Jadi, boleh saja kalau Hea belajar dan berusaha, tapi jangan sampai berlebihan ya. Semua hal yang berlebihan itu tidak baik. Apalagi makan permen banyak-banyak saat malam hari juga sangat tidak baik, Hea tahu?" Wanita itu terkekeh kecil, mencubit gemas hidung putrinya yang juga sedang tertawa miris.
"Hehe... Iya-iya. Setelah ini Hea tidur kok. Hea minta maaf ya, sudah membuat mom dan daddy khawatir." Ucap gadis itu tulus.
"Yang terpenting, jangan diulangi lagi saja ya sayang." Hea mengangguk yakin sebagai balasan. "Mau mom bantu bereskan?" Tawar nyonya Han pada putrinya.
"Eh! Tidak perlu mom. Hea bisa merapikannya sendiri. Mom kembali ke kamar dan istirahat saja ya, besok mom harus masuk pagi kan?" Jawab Hea cepat seraya menggeleng tanda menolak.
"Ohhh, jadi sekarang mom sedang diusir ya?"
"Ihh tidak! Mana ada yang seperti itu. Hea hanya tak ingin merepotkan mom saja!" Gemas Hea. Ternyata tak cuma daddy nya saja yang gemar menggoda dirinya, tapi momnya juga. Hufftt, beruntung Hea adalah anak yang kuat dan sabar.
Ia berdiri, mendorong pelan punggung ibunya untuk segera keluar dari ruang damainya ini, karena tak ingin di goda lagi. Namun, saat hendak menutup pintu, ibunya kembali menginterupsi.
"Sayang, jangan terlalu memikirkan hasilnya nanti ya. Selalu ingat saja, 'apa yang Hea tanam, itulah yang akan Hea tuai. Mom yakin, Hea pasti dapat hasil yang sesuai dengan yang Hea inginkan."
"Iya mom..., sudah ya. Jangan terlalu khawatirkan Hea. Goodnight." Hea terkekeh geli.
"Semoga mimpi indah sayang". Dengan begitu Hea segera menutup pintu itu dan tersenyum lega. Bohong kalau ia tak merasa senang karena ada seseorang yang mengkhawatirkannya.
Mendongak ke atas, jarinya ia fungsikan untuk mengurut pelan di pangkal hidung mungilnya. Otot-ototnya terasa tegang. Pusing juga.
"Huh! Ayo semangat Hea! Besok hari terakhir. Fighting!!"
Dengan langkah pasti, Hea berjalan menuju meja belajarnya dan membereskan semua peralatan belajarnya tadi. Baru beberapa menit terlewat, tiba-tiba suara ketukan pintu kembali terdengar.
Tok...tok...tok..
"Huhh, apa lagi mom?"
Ceklek
"Loh, daddy?"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
-TBC-
Hiyaa, siapa yang nungguin momennya Hea sama si Daddy nih? Malam ini gak dulu ya, ini spesial edisi emak dan anak Hehe
Oh ya, sekalian mau tanya. Kalian mau cerita ini langsung ke konflik utama atau masih mau uwu-uwu an dulu? Mohon di jawab ya, biar kalian juga bisa benar2 menikmati cerita ini. Tapi tenang aja, buat ending cerita ini udah pasti sih endingnya bakal kayak gimana. Kira-kira sad ending or happy ending ya? 🌚💜