Chap 17 End

1.2K 142 51
                                    

Pak Anton memukuli kepala dua penjaga itu seraya mengumpati bodoh kepada mereka. Entah penjaga itu yang terlalu lalai, atau Junior yang sangat lihai dalam menyusup. Lalu penjaga itu menghubungi tim pencari.
Tidak butuh waktu lama, tim pencari sudah datang dan mendaki gunung di ikuti dengan Ferry. Awalnya ia di minta untuk tetap berada di pos penjagaan, namun ia menolak, ia harus ikut mencari agar ia bisa tenang dan tidak kegelisahan seperti ini. Namun dalam pencariannya, hujan tiba tiba turun dengan sangat deras. Pencarian tidak bisa di lanjutkan, mereka semua harus menunggu hujan berhenti.

Satu jam berlalu, hujan pun telah berhenti, namun tanah menjadi sangat licin sehingga para tim pencari mengalami sedikit kesulitan dalam berjalan. Mereka semua harus berhati hati agar tidak terpeleset, karena mendaki saat seperti ini akan rawan kecelakaan fatal. Hari sudah sore, dan mereka tidak membuahkan hasil apa pun. Ferry dan beberapa orang tim pencari kembali ke pos penjagaan. Lalu Ferry memutuskan untuk menginap di penginapan dimana Junior sempat singgah. Tim pencari mengatakan akan memberikannya kabar jika ia menemukan Junior atau petunjuk yang terkait dengan anak itu.

Hari berganti..... Ferry kembali ke pos penjagaan, kali ini ia tidak ikut mendaki untuk mencari, ia memilih untuk menunggu di sini sambil berdo'a agar Junior baik baik saja.

"Apa Junior itu anak anda?" Tanya seorang penjaga kepada Ferry.

"Bukan, dia pasien saya yang sudah saya anggap seperti anak saya sendiri." Jawab Ferry.

"Pasien? Junior sedang sakit? Lalu, dimana orang tuanya? Apakah anda sudah menghubunginya?"

"Iya, psikisnya terganggu. Saya belum sempat menghubungi orang tuanya, kalau begitu saya permisi dulu untuk menyampaikan berita ini." Ferry kembali ke penginapan, ia mencoba menghubungi dokter Bobi untuk menanyakan apakah ia memiliki nomer keluarganya Junior atau tidak. Ferry menghubunginya melalui telepon yang ada di penginapan. Ferry menceritakan apa yang sedang terjadi dengan Junior saat ini, Bobi nampak kaget dan ikut cemas memikirkannya, biar bagaimana pun, Junior merupakan pasiennya juga kan. Namun sayangnya, Bobi tidak memiliki nomer orang tuanya Junior atau pun salah satu kakaknya. Kemudian Bobi mengatakan kalau ia akan mencoba menghubungi kantor orang tuanya Junior, dan Ferry tetaplah fokus di sana dalam pencariannya.

Bobi mencoba mencari tau nomer perusahaan milik ayahnya Junior, setelah mendapatkannya ia segera menghubungi nomer tersebut. Dan Bobi melakukan pembicaraan begitu panggilan tersebut terjawab, Bobi meminta untuk di sambungkan ke tuan Albern, namun receptionist yang mengatakan bahwa tuan Albern belum pulang dari liburannya. Bobi pun meminta nomer ponsel tuan Albern, namun sayangnya receptionist itu tidak memilikinya karena ia pegawai baru, sedangkan seniornya sedang ambil cuti, jadi saat ini dia sedang sendirian. Bobi kemudian meminta di sambungkan ke salah satu anak tuan Albern, dan lagi lagi ia harus mendapatkan kekecewaan. Arley saat ini sedang keluar kantor, Erlan hari ini baru saja kembali dari perjalanan bisnis mereka, sementara anaknya yang kembar sedang meeting. Lalu Bobi memberikan nomer ponselnya, dan meminta agar salah satu dari ke empat anak Albern menghubunginya, ini darurat menyangkut adik mereka.

Sementara itu, hari ke dua pencarian Junior. Tim pencari baru menemukan Junior pada sore hari dalam keadaan penuh luka. Bahkan nafasnya sulit, dan detakan jantungnya lemah. Di duga Junior jatuh tepeleset saat hujan kemarin, dan membuatnya patah tulang karena tubuhnya terbentur pepohonan.
Junior segera di larikan ke rumah sakit terdekat dengan Ferry sebagai walinya. Setibanya di rumah sakit, Junior segera di tangani oleh dokter. Ferry sangat cemas dan ia terpikirkan oleh keluarga Junior, apakah Bobi sudah berhasil menghubunginya?

Di waktu yang sama, Erlan yang sedang di dalam perjalanan pulang ke rumah, ia sedang bermain dengan ponselnya dan membuka sosial media. Pada saat itu untuk pertama kalinya ia melihat postingan Junior, ia sempat bertanya tanya dengan foto yang terakhir di unggah oleh Junior. Apa sekolah Junior sedang mengadakan camping? Namun pada saat memikirkan itu, ia mendapatkan panggilan dari Arley dimana si Arley sedang marah karena ia di hubungi wali kelas Junior menanyakan keadaan Junior karena sudah tidak masuk dari kemarin. Arley yang tau kalau Erlan akan pulang ke rumah, ia di mintai untuk mewakilkan memarahi Junior yang bolos sekolah. Tapi Erlan mengatakan kalau kemungkinan Junior sedang pergi ke gunung, ia mengira itu acara sekolahnya, ia tau hal itu dari postingan Junior di sosial medianya. Mendengar hal itu Arley nampak lebih kesal, hanya karena adik kecilnya di beri kebebasan, dia dengan enaknya melakukan apa pun yang dia mau tanpa izin terlebih dahulu. Panggilannya pun di akhiri, Arley segera menyuruh orang untuk mencari Junior dan menyeretnya pulang ke rumah.

"Tapi, apa apaan dengan semua kalimatnya ini." Gumam Erlan ketika ia kembali melihat semua postingan Junior.

Beberapa saat kemudian, ponsel Bobi berbunyi, melihat nomer yang tak di kenal, Bobi segera menjawab panggilan tersebut tanpa menunggu lama. Dan sesuai dugaannya, yang menghubunginya itu adalah salah satu kakak dari Junior. Bobi pun menjelaskan ke Darwin apa yang di katakan oleh Ferry tadi tentang keadaan Junior, dan ia memberitaukan kepada Darwin nama rumah sakit dimana Junior di tangani. Darwin yang mendapatkan kabar buruk itu segera mengatakan ke Delvin dan keduanya segera pergi ke rumah sakit yang jaraknya cukup jauh itu, mereka menyampaikan ke seketarisnya untuk membatalkan semua janji pada hari ini. Di dalam perjalanan pun mereka menghubungi anggota keluarga yang lainnya. Orang tuanya yang dengar hal tersebut segera mengemasi pakaiannya dan menuju rumah sakit tersebut meski perjalanan mereka akan menempuh waktu seharian. Seluruh anggota Albern saat ini di selimuti perasaan gelisah, cemas, dan takut. Mereka semua tidak ingin hal buruk terjadi pada Junior, mereka ingin Junior dapat melalui masa kritisnya dan kembali berkumpul dengan mereka semua.

Namun sayang, di saat satu orang dari keluarganya belum ada yang menginjakkan kakinya di rumah sakit ini, Junior memilih untuk menyerah dalam hidupnya. Di tengah operasi yang berjalan lama itu, Junior menghembuskan nafas terakhirnya tanpa melihat keluarganya terlebih dahulu untuk terakhir kalinya, atau pun mendengarkan suara mereka meski pun Junior akan sulit membuka matanya.
Ferry yang mendapatkan kabar dari dokter itu merasa sangat sedih, pasien yang sudah di anggap sebagai anaknya sendiri telah meninggalkannya untuk selama lamanya.
Junior kini di bawa ke kamar mayat, sedangkan Ferry menunggu anggota keluarga Albern datang.


Keesokan harinya, Junior segera di makamkam. Yang datang ke acara pemakaman itu lebih banyak kolega orang tua serta kakak kakaknya Junior. Lucas yang datang bersama dengan ibunya, tidak dapat berhenti menangis di dalam pelukan sang ibu tercintanya. Arley melihat ke orang orang yang datang, ia menyadari kalau teman Junior hanya ada satu orang yang datang. Apa selama ini Junior menjalani kehidupannya dengan baik? Hal itu baru saja terbesit di benaknya. Setelah acara pemakaman selesai, Bobi dan juga Ferry datang menemui mereka semua. Ke duanya menceritakan tentang Junior terutama dengan penyakitnya. Sebenarnya mereka sangat ingin mengatakan langsung ke orang tua Junior pada saat itu, agar Junior dapat menyembuhkan penyakit psikisnya dari bantuan keluarganya juga. Serta agar Junior mendapatkan kasih sayang sebagaimana mestinya.

Setelah menyampaikan segalanya, ke dua dokter Junior pergi untuk pulang. Sang ibu masih menangis tak terima akan kepergian putra bungsunya yang secepat ini. Erlan sedang melihat album foto keluarga, ia menyadari jika mereka tidak memiliki foto Junior sejak pertengkaran orang tua mereka, bahkan sebelum itu saja, foto Junior hanya ada beberapa lembar. Ke tiga kakak lainnya melihat postingan Junior.
Darwin dan Delvin merasa kalau mereka sudah bersikap dingin kepada si bungsu, mereka tidak pernah bermain bersama lagi walau pun Junior memintanya, mereka menolak dengan alasan kesibukan mereka. Dan mereka tidak menyadari kalau adiknya tidak bisa bergaul dengan orang asing, sedangkan mereka berpikir kalau si bungsu pasti bersenang senang dengan teman temannya. Sementara Arley, ia tidak dapat menemukan kenangan indah bersama adik kecilnya. Padahal Junior meminta untuk pergi liburan bersama, siapa yang sangka jika itu adalah permintaan terakhirnya.

Andai mereka semua tau, mereka pasti akan mengajak Junior pergi liburan bersama pada hari ulang tahunnya beberapa waktu lalu. Dan mereka tidak akan membiarkan si kecil pergi meninggalkannya untuk selama lamanya. Kini seluruh keluarga Albern merasa bersalah dan hancur, mereka tidak bisa membuat si kecil bahagia. Hingga akhirnya si kecil memilih untuk pergi mencari nuansa baru. Hal ini benar benar menjadi pukulan bagi mereka, dan mereka menyesalinya. Raungan maaf yang tak kan pernah sampai ke telinga Junior, akan slalu di lontarkan di setiap malamnya. Berharap Junior dapat mendengarnya dan kembali pulang untuk memaafkan kesalahan mereka semua.

-End-

Junior (Ended)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang