Ini cerita tentang kakak yang melindungi dan menjaga sang adik dari kerasnya kehidupan.
Shandy menyayangi Fenly melebihi apapun. Begitupun sebaliknya. Ia tak mau sang adik merasa kesepian dan sedih karna kedua orangtuanya yang meninggalkan mereka b...
Jam masih menunjukan pukul 1 siang, masih ada waktu untuk sekedar merehatkan badan dan pikiran. Sebenarnya kelas Shandy dan Gilang sudah selesai beberapa jam yang lalu. Namun seperti biasa, mereka berdua menyempatkan diri untuk berkumpul bersama teman temanya yang lain. Dan sekarang, mereka berdua berencana untuk beristirahat dan mengisi perut mereka yang kelaparan dikantin fakultas Kedokteran sebelum pulang.
" Makanan dikantin fakultas ekonomi juga enak enak Lang! Ngapain jauh jauh ke fakultas kedokteran sih anjir " protes Shandy dengan tangan yang ditarik paksa oleh Gilang.
" Disana banyak cewek cakep Shan, mayan kan cuci mata sama pikiran kita yang udah mumet gara gara tugas. " balas Gilang yang masih asik menyeret Shandy.
Mau tak mau akhirnya Shandy tetap mengikuti keinginan Gilang. Sebenarnya ia berencana untuk langsung pulang kerumah dan tidur, sambil menunggu jam kerja, namun apa daya ketika temannya ini memaksanya untuk beristirahat dikantin kedokteran.
Mereka berdua duduk disalah satu meja kantin dan segera memesan makanan mereka. Shandy menggelengkan kepalanya ketika melihat Gilang yang asik memanggil dan menggoda para mahasiswi kedokteran.
Shandy membuka ponsel miliknya dan mencari kontak Zweitson yang sempat ia dapatkan ketika Zweitson menelfonnya untuk menjemput Fenly pulang kerumah.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tepat setelah ia selesai mengirimkan pesan pada Zweitson, mie ayam pesananya dan Gilang sudah datang. Shandy memasukan ponsel miliknya kedalam saku dan mulai melahap makanannya. Tak menghiraukan Gilang yang masih setia menggoda setiap mahasiswi yang lewat.
" Makan atau gue ambil mie ayam lo? " Ancam Shandy dan hanya ditanggapi cengiran khas dari Gilang.
-
Setelah mengisi perutnya, Shandy segera meninggalkan kantin dan kembali ke gedung fakultasnya, membiarkan Gilang yang sibuk berbincang dengan teman temanya yang lain. Shandy berjalan kearah parkiran motornya dan menancap gas menuju tempatnya bekerja.
Setelah sampai, ia segera masuk kedalam cafe bernuansa pastel dengan pengunjung yang cukup ramai, apalagi dari kalangan remaja seumuran Fenly.
" Oi, awal banget lo dateng Shan? Ga ada kelas? " Tanya pria berambut keriting yang berada dibalik meja kasir.
" Gue ada kelas pagi doang bang. Mau balik ke rumah yang ada ntar gue telat, mendingan gue dateng awal kan " balas Shandy sambil memakaikan celemek nya.
" Ya iya sih, tapi apa lo ga cape? Abis ngampus langsung dateng kesini " tanya Farhan. Shandy hanya tersenyum kemudian segera menjalankan tugasnya untuk mencatat pesanan para pelanggan.