" Ih ka Shannn, biarin aku ikut dong... Aku takut sendirian dirumah, " rengek Fenly sambil menahan Shandy.
" Kan ada Soni Fen, lagian papa ga akan dateng lagi kok, "
Iya, semenjak kejadian hari itu, Fenly jadi lebih sering merengek tak mau ditinggalkan oleh Shandy, walaupun dirumah ia ditemani Zweitson. Seperti sekarang ini, sang adik kini sedang menahan tubuh Shandy agar tak pergi meninggalkannya sebelum mengizinkan Fenly untuk ikut pergi ke cafe.
" Kalo kamu ga mau disini, kerumah aku aja ayok Fen. " tawar Zweitson.
" Noh, diajak kerumah Soni. Gih sono, biasanya juga gitu kan kalo lo balik sekolah tapi gue belum selesai kelas. Nanti gue jemput pulang dari cafe, "
Fenly menggeleng dan tetap menahan tubuh sang kakak dengan cara memeluknya hingga tubuh kurus Shandy terhimpit dan hampir tak bisa bergerak.
Shandy menghela nafas gusar. Jika sudah begini, mau tak mau ia lagi lagi harus membawa Fenly dan Zweitson ke cafe.
" Yaudah iya. Tapi, disana lo berdua jangan ribut oke? gue ga enakan sama bang Farhan, " kata Shandy akhirnya.
Fenly tersenyum senang kemudian melepas pelukannya pada Shandy dan berdiri tegak dengan posisi tangan seperti orang hormat.
" ay! ay! kapten! " ujar Fenly dan Zweitson bersamaan. Shandy terkekeh kemudian mengusak gemas rambut kedua bocah SMA didepanya.
☘️
Suara lonceng dipintu masuk cafe bernuansa coklat itu berbunyi. Shandy masuk kedalam diikuti Zweitson dan Fenly dibelakangnya.
" Bang, sorry ya gue bawa Fenly sama Zweitson lagi. Fenly ga bisa ditinggal banget semenjak kejadian waktu itu. Udah ditawarin buat nunggu dirumah Zweitson juga dia ga mau, " ujar Shandy merasa tak enak.
" Yaelah Shan, santai aja napa sih? biarin aja udah, lo nya juga jadi bisa ngawasin Adek Adek lo disini. " balas Farhan.
" Ya tetep aja gue kagak enak bang, "
" udah santai aja Shandyyy. Mendingan sekarang lo ganti baju terus mulai kerja dah. Tuh pelanggan dah banyak yang dateng, " ujar Farhan dan diangguki oleh Shandy.
-
Beralih pada dua bocah SMA ini. Kini keduanya sedang mengerjakan tugas. Sesekali terdengar keluhan dari mulut Zweitson ketika kesulitan menjawab pertanyaan dibuku.
" selesai, " ujar Fenly kemudian merapihkan buku bukunya.
" ih kok cepet banget Fen? bantuin aku dong. Ajarin soal nomor 5, daritadi aku ga nemu nemu jawabanya, " ujar Zweitson dan diangguki oleh Fenly.
Setelah 5 menit mengajarkan Zweitson, kini keduanya beralih bermain game di ponsel masing masing.
" ngomong - ngomong Fen, kamu beneran naksir sama anak kelas sebelah? " tanya Zweitson tanpa mengalihkan pandanganya dari ponsel.
Fenly melirik Zweitson sebentar kemudian kembali fokus ke ponselnya, " apaansih son! siapa juga yang naksir dia! dia galak! "
Terdengar suara kekehan yang keluar dari mulut Zweitson, " tapi kamu cocok tau sama dia. Apalagi kalo lagi adu mulut. Sama sama batu dan ga mau ngalah! " ejek Zweitson.

KAMU SEDANG MEMBACA
Best Brother | SELESAI |
AcakIni cerita tentang kakak yang melindungi dan menjaga sang adik dari kerasnya kehidupan. Shandy menyayangi Fenly melebihi apapun. Begitupun sebaliknya. Ia tak mau sang adik merasa kesepian dan sedih karna kedua orangtuanya yang meninggalkan mereka b...