Shandy berdiri didepan pintu rumah sebelum melangkahkan kakinya memasuki rumah. Tanganya terangkat ragu ketika hendak membuka pintu. Menghela nafas sejenak sambil menyiapkan diri untuk menyampaikan keputusanya. Baru tanganya terangkat, pintu rumah terbuka, menampilkan sosok Fenly yang juga sedikit terkejut dengan kehadiran Shandy didepan pintu.
" Lho? ka Shan ngapain berdiri aja didepan pintu, bukanya masuk, " tanya Fenly.
" Baru dateng, Fen. Lo sendiri ngapain keluar rumah? " tanya balik Shandy.
" Buang sampah Kak. " jawab Fenly seraya melangkahkan kakinya kearah tempat sampah yang berada didekat pagar rumah.
Shandy menganggukan kepalanya, " mama udah pulang? "
" udah. Ayo masuk kak "
Shandy melangkahkan kakinya masuk kedalam rumah diikuti Fenly dibelakangnya. Begitu selesai melepas sepatu, Shandy langsung diperlihatkan pemandangan sang mama yang duduk diatas sofa dengan mata terpejam dan tangan yang sibuk mengelus lembut kepala Jingga.
Shandy melangkahkan kakinya kearah dapur untuk mengambil minum. Suara dentingan gelas dengan meja membuat tidur Mitha sedikit terusik. Dibukanya perlahan matanya kemudian mengedarkan pandangan untuk mencari sumber suara, matanya langsung tertuju pada Shandy yang sedang menegak minumanya.
" Shandy baru pulang? " tanya Mitha dan diangguki oleh Shandy.
" Shan mandi dulu, habis itu kita ngobrol ya Mah, " ujar Shandy dan langsung diangguki oleh Mitha.
Tanpa menunggu lama lagi, Shandy segera melangkahkan kakinya masuk kedalam kamar kemudian langsung pergi kearah kamar mandi.
-
Kini di ruang TV sudah ada Shandy, Mitha, Fenly dan kedua bocah yang sedang tertidur diatas sofa besar. Ditemani 3 cangkir coklat hangat untuk menemani obrolan mereka malam ini.
" Sebelumnya, Shan mau, Fenly buat naik keatas dan temenin Senja dan Jingga tidur, " ujar Shandy membuka obrolan.
" Tapi kak, aku mau disini.. "
" Fen, kali ini aja ya, Kak Shan pengen ngobrol serius sama mama. Ini urusan Kakak sama mama, oke? Kak Shan bakal usahain keputusan kakak ga akan ngecewain Fenly... " ujar Shandy.
Fenly menghela nafas pasrah kemudian mengangguk, diangkatnya pelan tubuh Jingga yang sedang tertidur, dan mencoba untuk mengajak Senja—yang memang masih setengah sadar—untuk naik ke lantai atas.
" Senja bangun dulu yuk sebentar, kita pindah ke kamar kakak diatas ya... "ujar Fenly lembut.
Setelah Fenly, Senja dan Jingga sudah berada di lantai atas, suasana diantara anak sulung dan ibu kandung itu terasa sangat canggung.
" Shandy mau tanya... Kalo boleh tau, hari ini mama ada urusan apa aja? " tanya Shandy.
" Sebelumnya, mama mau minta maaf karna urusan mama ini, jadinya kepulangan mama sama anak-anak mama jadi ketunda—"
" no no no... aku ga masalahin itu sama sekali Ma... tenang aja oke? "
Mitha mengangguk kemudian menghela nafas, " hari ini mama pergi buat urus perceraian mama sama suami mama..."
Shandy terdiam sejenak, " Mama serius? mama yakin? " tanya Shandy memastikan. Dan tentu dijawab anggukan yakin dari sang Mama.
" Mama yakin seratus persen, Shan. Kamu tenanh aja ya.. urusan tempat tinggal mama dan anak-anak mama itu udah ada, " balas Mitha.
Shandy menarik napas sejenak untuk menenangkan dirinya, " Kalo itu yang terbaik buat mama, aku sama Fenly bakalan selalu dukung "
Ada hening sejenak menyelimuti keduanya. Saling menyesap minuman coklat hangat yang perlahan mulai dingin untuk mengurangi rasa kelu dimulut.
" untuk keputusan aku—
—aku mau mama tinggal disini dan hidup bareng aku sama Fenly lagi. Kita mulai semuanya dari awal walaupun tanpa papah. " ujar Shandy yakin.
Mitha mengangkat kepalanya dan menatap mata sang Anak. Tak ada kebohongan dan keraguan. Ia tersenyum dan perlahan meneteskan airmatanya. Direngkuhnya tubuh tinggi Shandy kedalam pelukanya. Pecah sudah tangisnya dibahu sang anak. Tak menyangka ia akan diberikan lagi kesempatan untuk memperbaiki semuanya meskipun tak akan bisa persis seperti dahulu.
" Makasih, makasih... makasih Shandy... "
Shandy membalas pelukan sang mama erat. Tumpah juga airmata yang sedaritadi ia tahan. Diikuti rengkuhan lain yang memeluk keduanya.
" Makasih ka Shan... "
" It's oke, kita coba dan mulai semuanya dari awal lagi ya... "
—
Tak ada salahnya memberikan kesempatan kedua untuk orang-orang yang memang benar-benar membutuhkanya.
—END—
WKWKWKWKWKWKWK
akhirnya selese juga book ini. Kalo ending nya kurang memuaskan, maaf yh besti. Aku juga ngerasa ini beneran ga nge feel apa apa.Akan ada Epilog nya kok, tapi nanti yh! xixi
Book selanjutnya, aku rencananya mau up ' Amico ', tapi itu masih rencana sih wkwkwk, soalnya banyak yg harus aku ubah lagi dari segi alur, latar, dll.
KAMU SEDANG MEMBACA
Best Brother | SELESAI |
RandomIni cerita tentang kakak yang melindungi dan menjaga sang adik dari kerasnya kehidupan. Shandy menyayangi Fenly melebihi apapun. Begitupun sebaliknya. Ia tak mau sang adik merasa kesepian dan sedih karna kedua orangtuanya yang meninggalkan mereka b...