Fenly memasukan barang barangnya kedalam tas kemudian berjalan keluar kelas diikuti Zweitson dibelakangnya. Sore ini mereka berdua berencana untuk makan disalah satu cafe yang tak jauh dari sekolah sambil menunggu jam yang sudah ditentukan dengan teman teman nya yang lain untuk kerja kelompok.
Mereka berdua duduk disalah satu meja yang berada didekat jendela yang menghubungkan suasana jalanan yang padat. Mereka hanya memesan minuman dan makanan ringan untuk menunggu.
" Masih kepikiran sama Ka Shandy? " Tanya Zweitson ketika melihat Fenly yang hanya melamun sambil menatap keluar jendela.
Fenly mengangguk pelan. Zweitson yang melihatnya hanya menghela nafas panjang. Pesanan keduanya telah sampai, " diminum dulu " ujar Zweitson. Fenly mengangguk lalu menarik minuman miliknya.
" Kan udah ku bilang jangan terlalu dipikirin Fen. Ka Shandy mungkin lagi kecapean atau ada satu hal lain yang ganggu pikiran dia. " Ujar Zweitson menenangkan.
Sekitar setengah jam mereka berada didalam cafe untuk sekedar beristirahat dan menunggu waktu yang telah ditentukan untuk kerja kelompok. Kini mereka berdua segera meninggalkan cafe dan pergi kerumah salah satu teman mereka.
Setelah sampai, mereka berdua segera masuk kedalam dan mulai mengerjakan tugas mereka. Zweitson sempat membungkus beberapa makanan untuk dibawa ke rumah temanya. Berjaga jaga siapa tau dirumah temanya tidak ada makanan, ia takut penyakit maag Fenly kambuh.
Tak terasa, hari semakin malam. Jam sudah menunjukan pukul sembilan malam. Karna terlalu fokus, mereka sampai tak menyadari bahwa langit sudah semakin gelap.
" Udah malem, pulang yuk Fen " ujar Zweitson.
" Udah malem lho ini, nginep aja. Ntar pagi pagi baru pulang. Tante takut kenapa napa dijalan " ujar mama temanya.
" Iya Fen, Son. Bimo juga nginep disini kok. Besok pagi kalian pulang. Masalah baju buat tidur pake punya gue juga bisa "
Fenly dan Zweitson saling berpandangan kemudian mengangguk pelan. Fenly hendak mengabari Shandy, namun ternyata ponsel miliknya mati. Zweitson pun begitu.
" Dre, ada charger ga? Hp aku mati, aku mau ngabarin kakak ku dulu, " tanya Fenly.
" Duh, sorry banget Fen, charger dirumah ini lagi dipake semua. Termasuk charger gue, tadi barusan banget hp gue mati " ujar Andre sedikit merasa tak enak.
" Lo hafal nomor kakak lo ga? " Usul Bimo. Fenly menggelengkan kepalanya.
" Yaudah lah Fen, lo nginep cuma semalem ini. Besok pagi pagi juga lo pulang. " Ujar Andre.
Fenly menghela nafas gusar. Sebenarnya ia benar benar panik karna tak bisa mengabari sang kakak. Namun apa daya, ponsel miliknya mati.
☘️
Shandy baru saja pulang dari cafe. Ia mengernyit bingung ketika pintu rumah masih terkunci. Ia mencari kunci rumah miliknya dan membukanya kemudian memasuki rumah dan melepaskan sepatunya.
Ia masuk kedalam kamarnya untuk membersihkan badannya yang terasa lengket. Setelah selesai mandi, ia berjalan menaiki tangga menuju lantai dua untuk pergi mengecek Fenly di kamarnya.
Shandy mulai panik karna tak mendapati Fenly didalam kamarnya. Ia memutuskan untuk mengecek keseluruh ruangan yang ada dirumah, namun nihil. Ia tak menemukan adiknya.
Ia mencoba menghubungi sang adik, namun percuma. Ponsel milik Fenly mati. Ia juga mencoba menghubungi Zweitson, dan hasilnya pun sama. Shandy benar benar panik sekarang, malam semakin larut, namun adiknya tak ada dirumah. Ia teringat jika Fenly mengatakan bahwa dirinya akan bekerja kelompok bersama Zweitson.
KAMU SEDANG MEMBACA
Best Brother | SELESAI |
De TodoIni cerita tentang kakak yang melindungi dan menjaga sang adik dari kerasnya kehidupan. Shandy menyayangi Fenly melebihi apapun. Begitupun sebaliknya. Ia tak mau sang adik merasa kesepian dan sedih karna kedua orangtuanya yang meninggalkan mereka b...