20.

279 51 0
                                    

Pagi mulai kembali menyapa. Sinar matahari pagi langsung masuk ke sela sela jendela kamar milik Shandy. Shandy melirik kearah sebelahnya, sang adik sudah tidak ada dikasur. Ia mengecek jam weker yang berada diatas nakas. Pukul 07.14. Pantas saja adiknya sudah tidak ada dikasur.

Pria tinggi berkulit putih itu bangkit dari posisi tidurnya menjadi duduk, kemudian menyempatkan diri untuk meregangkan otot-ototnya dan berjalan kearah pintu kamar. Ia melangkahkan kakinya kearah dapur untuk mengambil minum sebelum memutuskan untuk mandi.

Pandanganya mengarah pada ruang TV dengan seorang bocah yang duduk diatas sofa dan asik menonton tayangan kartun di pagi hari. Iya, Shandy hampir lupa jika pagi ini, dirumah ia tak sendiri. Ada mamah dan kedua anaknya.

" Shandy udah bangun? mau makan langsung apa mandi dulu? " tanya Mita yang membuyarkan lamunan Shandy.

" M-mandi dulu, " setelahnya ia segera berjalan meninggalkan dapur dan pergi kearah kamar mandi.

-

Melangkahkan kaki kembali kearah dapur setelah ia selesai membersihkan diri, Shandy berencana untuk membuat nasi goreng yang biasa ia makan.  Suara gesekan antara teflon dengan spatula terdengar dipenjuru dapur. Macam-macam bumbu masakan ia siapkan untuk ia racik.

" Kakak tinggi ngapain? " Suara anak kecil memasuki indra pendengaranya.

Shandy sempat tertegun sebentar, sebelum ia menurunkan badanya untuk menyamakan tingginya dengan sang bocah. Senyum tipis terbentuk diwajahnya.

" hallo... kakak lagi masak. Kamu sendiri lagi ngapain disini? " tanya Shandy.

" Tadi Nja mau ngambil minum, terus liat kakak tinggi lagi sibuk bolak balik didapur. Kakak tinggi ngapain masak? kan tadi pagi mama udah masak sop, "

Shandy diam, " oh ya? wah, kakak tinggi ga tau. Coba mana sop nya, kakak mau nyobain, udah lama ga makan sop " ujar Shandy kemudian bangkit dan berjalan kearah meja makan.
Disana sudah tersedia semangkuk sop ayam, tempe, dan nasi. Semuanya sudah ada.

" Sebelumnya, kakak tinggi mau tau dong nama kamu sama adik kamu siapa, boleh? " tanya Shandy seraya menarik kursi makan dan membantu bocah laki-laki itu duduk.

" boleh! nama ku Senja, biasa mama panggil Nja. Kalo adiku namanya Jinggala. " ujar Senja antusias.

" oke Senja! sekarang kakak mau tanya lagi, Senja udah makan? " tanya Shandy.

Senja mengangguk, " udah, aku udah makan. Tapi mama belum, "

" kenapa? "

" ga tau, mama bilang nunggu kakak tinggi makan dulu, " balas Senja.

" Sekarang mama dimana? "

" dikamar, kayaknya lagi mandiin Jingga deh "

Shandy mengangguk kemudian bangkit dari duduknya, " Senja tunggu disini dulu ya... "

Ia menaiki satu persatu tangga yang menghubungkan kearah kamar Fenly—dimana mama nya berada disitu. Shandy mulai mengetuk pintu kamar dengan ragu. Namun, tak lama pintu berwarna coklat itu terbuka dan menampilkan sosok mama nya dengan daster yang agak basah, mungkin karna mama nya habis memandikan Jingga.

" Kenapa Shan? " tanya Mita.

" Kata Senja, mama belum sarapan. Ayo sarapan bareng sama aku, " jawab Shandy dan langsung diangguki oleh Mita.

-

Shandy memperhatikan sang mama yang sedang menyuapi Jingga makanan khusus bayi. Tanganya telaten membersihkan sisa-sisa makanan yang berada disekitar mulut Jingga. Ia jadi merasa dejavú. Teringat dimana ia menyaksikan sang mama yang menyuapi Fenly saat kecil dulu.

Best Brother | SELESAI |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang