3.

566 80 12
                                    

Mentari pagi masuk kedalam kamar milik Shandy dan mengenai kulitnya yang putih. Namun Shandy masih saja setia bergerumul dibalik selimut miliknya. Hari ini adalah hari Minggu, ia libur bekerja dan Shandy sudah memutuskan untuk tidur seharian hari ini. Namun seperti nya semua itu tak berpihak padanya.

Shandy berdecak ketika sang adik terus terusan memanggil namanya dari arah dapur, namun tak Shandy hiraukan sama sekali. Ia lebih memilih menutupi kedua telinganya dengan bantal.

Ceklek!

" Ka Shandy!! Bangun dong! Udah siang. Temenin aku belanja bahan makanan " ujar Fenly sambil mengguncangkan badan Shandy.

" Eughh... Berangkat sendiri aja Fenn. Gue masih mau tidurr " balas Shandy yang malah menutupi badanya dengan selimut.

" Ih ga mauuuu. Sekali kali dong ka Shandy temenin aku belanjaaa. Plisss, temenin yaaa " bujuk Fenly.

Shandy menghela nafas gusar. Kemudian mengubah posisi nya menjadi duduk dengan mata yang masih setengah terpejam. Ia turun dari kasur dan berjalan kearah kamar mandi.

" Sana siap siap. Gue mau mandi "

Fenly bangkit dari duduknya kemudian keluar kamar Shandy. Ia menyempatkan untuk menyiapkan sarapan terlebih dahulu kemudian naik ke lantai atas menuju kamarnya untuk bersiap siap.

Sebenarnya Fenly bisa saja pergi sendirian, tapi ia ingin mengajak kakaknya untuk menemaninya berbelanja kebutuhan mereka.

-

Fenly mendorong troli belanjaan kearah tempat dimana sayur sayuran berada. Ia sibuk memilih tomat yang akan ditimbang, sedangkan Shandy malah asik memainkan ponselnya. Mengikuti kemanapun sang adik berjalan. Ia hanya merespon ketika Fenly bertanya.

" Ck, ka Shandy, jangan main hp mulu dong! Bantuin aku milih sayuran sama daging. " Protes Fenly.

Shandy merotasikan matanya kemudian memasukan ponselnya kedalam saku, dan membantu Fenly untuk memilih sayuran yang akan dibeli. Fenly terkekeh geli ketika melihat sang kakak yang kebingungan karna tak bisa membedakan antara Lengkuas dan Jahe.

" Ini pasti Jahe " tebak Shandy percaya diri.

" Itu lengkuas Ka " balas Fenly yang membuat Shandy semakin bingung.

" Tau dari mana lo? Ini sama kok "

" Terserah deh, yang jelas ini lengkuas, bukan jahe, gimana sih. " Ledek Fenly.

Shandy hanya mengedikan bahunya acuh kemudian berjalan mendahului sang adik yang mendorong troli dibelakangnya.

-

Selesai membayar, Shandy membantu Fenly membawakan belanjaan ke tempat dimana motor mereka di parkirkan. Shandy segera menancap gas meninggalkan area perbelanjaan menuju rumah.

Di perjalanan, Fenly melihat gerobak cilok yang berada di pinggir jalan depan taman kota. Ia meminta Shandy untuk mampir membeli cilok. Shandy awalnya menolak, namun karna Fenly yang terus terusan memaksa, akhirnya ia menuruti permintaan sang adik.

" Bang, ciloknya lima ribu ya, jangan pake kecap, saosnya juga jangan banyak banyak, terus yang isinya daging ayam aja ya, terus-- " ujar Fenly dipotong dengan Shandy

" Lo beli cilok marebu doang ribet banget sih Fen? "

Fenly hanya menampilkan cengiran nya. Sedangkan sang penjual hanya terkekeh dan menggeleng kan kepalanya, kemudian segera melayani pesanan Fenly.

" Mamah, mau cilok "

" Iya boleh "

Suara itu. Suara yang sangat amat Shandy dan Fenly kenal. Suara yang selalu mereka berdua rindukan hingga saat ini. Suara yang selalu mengisi keramaian dirumah saat dulu.

Best Brother | SELESAI |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang