18.

370 69 11
                                    

" Ka Shaannn, aku pergi dulu ya! pinjem motor juga! "

" Oke! tapi hati-hati Fen, apalagi lo bawa anak orang! "

" siap! daahh ka Shan! "

Membelah jalanan malam ibu kota, Fenly mengendarai motor milik Shandy untuk pergi menjemput Laura, sang pujaan hati. Sebulan yang lalu ia meminta Shandy untuk mengajarinya menggunakan motor. Awalnya sang kakak jelas menolak keinginannya. Ia fikir, alasan Fenly ingin belajar motor adalah agar ia bisa berangkat sekolah tanpa harus diantar oleh Shandy. Namun begitu Fenly menjelaskan maksudnya secara malu-malu, akhirnya Shandy setuju.

Fenly sampai didepan rumah bercat dominan biru muda, lalu memakirkan motor miliknya dan masuk ke pekarangan rumah. Ia tersenyum manis ketika asisten rumah tangga Laura menyambutnya didepan pintu.

" eh, ada nak Fenly. Mau nyari non Laura? "

" iya mbok, Laura nya ada kan? "

" ada kok didalem, bentar ya mbok panggilin, " Fenly mengangguk kemudian duduk disalah satu kursi yang sudah disediakan didepan rumah sambil menunggu Laura.

" Sorry lama Fen, yuk berangkat, " Ujar Laura dengan senyum nya. Senyum yang ntah sejak kapan membuat Fenly tertarik dengannya.

-

Ntah bagaimana ceritanya, akhir akhir ini, Fenly dengan perempuan bernama 'Laura' itu kian menjadi dekat. Bermula dari pertemuannya dihalte bus dekat sekolah ketika cuaca mendung.

Terlalu biasa memang kisah keduanya, namun beginilah ceritanya. Ketika Fenly yang terjebak hujan dihalte karna menunggu Shandy menjemputnya, hingga sebuah mobil putih berhenti didepanya dengan seorang gadis yang duduk dibalik setir menawarkanya tumpangan.

Fenly awalnya menolak mentah-mentah, namun ketika mendapat kabar dari Shandy jika sang kakak tidak bisa menjemputnya karna motornya tiba tiba saja mogok dan menyuruh nya untuk menumpang dengan teman yang lain. Akhirnya mau tak mau ia menerima tumpangan dari Laura.

Hingga ketika ia telah tiba dirumah nya dan mengucapkan terimakasih lewat chat dan berlanjut mengobrol santai. Tak seburuk yang ia kira, pikir Fenly.

" mau kemana nih Lau? " tanya Fenly disela sela perjalanan.

" Temenin gue ke toko buku terus abis itu ke taman ya Fen, " balas Laura dan diangguki samar oleh Fenly.

Hampir sekitar setengah jam ia dan Laura berada didalam toko buku, kini keduanya kembali melanjutkan perjalanan kearah taman kota.

" Mau ngapain Lau? "

" Ada deh, "

Fenly tersenyum tipis seraya menggelengkan kepalanya singkat. Ia melepaskan helm miliknya kemudian menyusul Laura yang sudah terlebih dahulu masuk ke area taman yang ramai. Fenly mengeluarkan setangkai bunga mawar yang ia beli secara diam-diam ditoko bunga yang berada diseberang ketika menunggu Laura membeli buku.

ya, malam ini Fenly berencana untuk menyatakan perasaanya.

Ia berjalan sambil tersenyum memperhatikan setangkai bunga yang berada ditangannya. Berhenti melangkah sejenak untuk mengatur nafasnya guna meyakinkan dirinya. Tiga detik setelahnya ia kembali melangkahkan kakinta mencari keberadaan sang pujaan hati.

Ia tersenyum ketika menemukan orang yang sedari tadi ia cari. Namun tak lama, senyumnya kini pudar, berganti dengan tatapan kecewa.

Disana, pujaan hatinya sedang berpelukan mesra dengan seorang pria. Fenly diam mematung, mencerna semua yang ia lihat. Ia ingin berfikir positif bahwa pria itu mungkin saja adalah sepupu nya atau sahabatnya. Namun semua pikiran positif itu lenyap ketika Laura memperkenalkan pria itu sebagai pacarnya. PACARNYA.

Best Brother | SELESAI |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang