Ketiga

5.8K 277 11
                                    


.
.
.
.
Andra yang tadi tiba-tiba bertemu dengan gana di kafe berusaha untuk tidak memikirkannya. Dia kembali melanjutkan pekerjaannya hingga pukul 9 malam.

Jika kalian fikir setelah ini andra akan pulang kerumah,  itu salah. Dia akan melanjutkan pekerjaan dengan menjadi kasir di Mini Market 24 jam hingga pukul 03.00 pagi.

Andra memasuki mini market dengan senyuman yang manis. Karena prinsip andra, orang lain hanya boleh melihat bahagianya tidak dengan kesedihannya.

"hai kak beca"

"eh andra udah dateng, lo istirahat aja dulu dek. Capek pasti kan abis dari kafe"

Beca adalah anak dari pemilik mini market  24 jam itu. Beca sudah lama mengenal andra, sejak andra umur 11 tahun mungkin.

Saat itu ia menemukan andra yang terlihat kebingungan didepan tokonya. Saat ia tanya, ternyata andra bingung untuk mencari uang untuk membeli buku paket ujian nasional.
Dan sejak saat itulah andra di ajak bekerja disini.

Sebenarnya beca ingin membantu andra dengan memberikan uang, tapi andra tidak mau menerima uang tersebut dengan cuma-cuma. Jadilah dia bekerja sampai saat ini.

"Kak beca tau aja deh hehe. Om sama tante masih di jerman kak? "

"ya lo tau sendiri ndra kalo mereka udah bergulat dengan bisnis semuanya terlupakan. Termasuk gua nih" Beca bercerita sambil berakting seolah-olah dia akan menangis.

"Udah kak,  gua tau lo seneng kan ditinggal sendirian. Bisa bebas maen. Paham gua mah! " Andra yang memang sudah paham dengan sifat beca hanya berdecak malas

"Haha tau aja lo.  Ya udah sana lo istirahat dulu. Gua jaga bentar sambil nungguin kawan jemput"

"oke gua masuk ya kak" yang hanya dibalas anggukan oleh beca.
.
.
.
.

Setelah melihat adiknya bekerja di kafe tadi,  membuat pikiran gana jadi terganggu. Ia jadi berfikir untuk apa adiknya bekerja,  keluarga mereka bahkan bisa membeli lebih dari 10 kafe tempat andra bekerja.

"kenapa dia kerja coba?  Emangnya uang yang ayah kasih kurang apa. Malu-maluin aja" monolog gana

Saat gana tengah sibuk dengan pikirannya yang entah terasa sangat penuh dengan andra. Tiba-tiba pintu kamar gana diketuk dan pelakunya adalah sang ayah.

"kak,  kamu belum tidur? "

"belum ayah, ada apa yah? "

Ayah menunjukkan paper bag yang gana bawa tadi sore.

"kamu beli ini buat makan malah kak?  Kok tumben? "

"ah iya ayah,  buat kita makan malah berdua"

Tidak. Bukan seperti itu maksud awal gana. Dia sebenarnya hanya tiba-tiba berfikir untuk membelikan andra makanan. Karena tadi ia melihat siluet tubuh adiknya yang kurus dan seperti tidak terurus. Hanya pipi tembam nya saja yang berhasil menolong penampilan anak itu.

"yaudah kalo gitu ayok kita makan kak. Ayah udah bersih-bersih kok"

.
.
.
.
Jam sudah menunjukkan pukul 03.30 pagi,  tiba-tiba saja gana terbangun karena haus dan sialnya lagi gelas di atas nakasnya kosong. Gana terpaksa harus turun kedapur untuk minum.

Saat sedang mengambil air minum,  gana dikejutkan dengan pintu depan yang baru saja terbuka. Gana berpikir itu adalah maling. Dia sudah siap-siap memegang sapu untuk berjaga-jaga.

Namun gana terkejut saat melihat siapa yang masuk.
Andra. Adiknya itu baru pulang dini hari.

Andra yang menyadari keberadaan gana pun sama terkejutnya. Tapi ia berusaha untuk tetap tenang.

"kak gana lagi apa? . Kalo mau makan sini andra masakin kak"

Gana tidak menjawab dia hanya dia sambil memandang adiknya.

Andra yang di perhatikan seperti itu tentu saja tidak nyaman.

"yaudah aku kekamar aja ya kak"

"Dari mana lo? " satu kalimat yang lolos dari bibir gana membuat andra terkejut.  Bahkan gana juga terkejut, kenapa dia bisa menanyakan hal itu.

Belum sempat andra menjawab,  gana sudah mengeluarkan kata-kata yang sangat menyakitkan.

"Selain jadi pembunuh dan pembawa sial. Lo juga udah mau belajar jadi berandalan ya?  Anak sekolah mana yang pulang jam segini. Malu-maluin"

Sakit hati andra mendengar itu. Tapi andra tahu,  itu adalah hukuman yang harus ia terima karena sudah menghilangkan nyawa sang ibu.

"Aku kekamar dulu ya kak" andra tetap berusaha menunjukkan senyumannya. Sekali lagi prinsip andra ia tidak mau memperlihatkan kesedihannya kepasa orang lain.
.
.
.
.
.
.
.
Tbc.
.
.
.

.
.
..

"tampang andra waktu di omelin kak gana"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"tampang andra waktu di omelin kak gana"

"tampang andra waktu di omelin kak gana"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kak beca yang baik hati nih"

Deandra [SUDAH TERBIT/TERSEDIA DI SHOPEE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang