Kedelapan Belas

4.4K 242 24
                                    

.

Hallo gaess gimana kabar kalian?

Aku datang lagi bawa andra nih heheh.

Semoga kalian suka part ini ya. Oh iya jangan lupa vote and komen yaaa. Gratis kok!!!

.
.
.
.
.
.

Sudah satu bulan berlalu sejak kejadian yang mengahncurkan hati andra di kafe waktu itu.

Nenek dan kakeknya sudah kembali kerumah mereka.

Gana sudah kembali seperti semula, hidup dengan limpahan kasih sayang ayah.

Ayah juga sudah kembali seperti dulu, dingin dan dipenuhi tatapan amarah yang diberikan kepada andra.

Andra? Anak itu bahkan melewati hari-hari dengan tidak ada semangat yang menopang. Andra hanya hidup dengan sewajarnya, ia akan melakukan apapun yang seharusnya ia lakukan. Selanjutnya andra sudah memasrahkan diri kepada Tuhan.

Setelah selesai bersiap untuk pergi sekolah, andra segera bergegas menuju sekolahnya.

Saat andra menuruni anak tangga, ia tak sengaja berpapasan dengan randa yang sedang menuju ke kamarnya mungkin.

Langkah andra terhenti, ia tertunduk tak berani menatap ayahnya.

Randa yang melihat anaknya itu seketika membeku dan tubuhnya terlihat gemetar menjadi terheran-heran. Ia bahkan tak ada niat untuk memarahi atau melayangkan pukulan pada andra.

Saat randa berjarak satu anak tangga dengannya, andra langsung melangkah dengan sangat terburu-buru seolah randa akan mengejarnya.

.
.
.
.
.

Sebelum berangkat bekerja ke kafe san-san, andra menyempatkan diri untuk pergi kerumah sakit.

Bukan untuk check up rutin atau apapun itu tentang penyakitnya.

Tapi andra menuju ruangan dr. Satya, untuk menanyakan satu hal yang sangat penting.

Saat melihat pintu ruangannya terbuka, dan muncul sosok pasien nakal yang selalu ia tunggu tentu saja membuat satya sangat antusias.

"hey, kamu darimana saja andra? Kenapa lama sekali tidak check up? "

"Andra ada kok dok, cuma kemarin lagi main drama-dramaan aja hehe" satya mengeryit mendengar penuturan andra.

Tak mau ambil pusing, satya lantas mengajak andra untuk duduk dan hendak membicarakan tentang kondisi pasiennya itu.

"jadi, kamu sudah mau kemoterapi dan cuci darah ya? " pertanyaan satya itu hanya mendapat gelengan dari andra.

"kenapa geleng kepala? Harusnya kan andra jawab iya. Itukan tujuan kamu kesini? " satya menatap netra anak dihadapannya itu dengan lebih dalam lagi.

Ia hanya ingin menerka dugaan positif dari andra, satya tidak mau menduga-duga hal buruk yang ingin andra katakan selanjutnya.

"Dokter mau jadi wali saya? "mengerti dengan tatapan kebingungan yang ditunjukkan satya.

Andra lantas menyodorkan berkas yang sudah ia dapatkan dari resepsionis didepan tadi.

"Bank Donor Organ" Satya sungguh tidak salah membaca tentang berkas apa yang kini ada dihadapannya.

"maksudnya? " satya mencoba memperoleh kejelasan langsung dari sang empunya.

"Bank donor organ, aku mau daftar. Dan itu butuh wali, aku mau dokter jadi wali aku. Gimana? "

Satya lantas menyandarkan tubuhnya pada kursi kerjanya. Sungguh diluar dugaan, pasien yang ia harapkan sembuh justru memilih jalur lain.

Deandra [SUDAH TERBIT/TERSEDIA DI SHOPEE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang