Ketujuh

4.8K 289 11
                                    

.
..

.
..

.
..

SMA Bakti Husada adalah salah satu sekolah swasta terkenal tempat andra menimba ilmu.

Di sekolah ini juga randa menjadi donatur terbesar yang paling dihormati. Namun, satu hal yang harus kalian tahu bahwa andra berhasil menjadi siswa disini melalui jalur beasiswa. Tidak ada satu orangpun yang tahu bahwa dia anak bungsu dari donatur tetap disini.

Andra selama ini sering mengikuti perlombaan non academic maupun bidang akademik. Ya, memang secerdas itu otak andra.

Dan semua lomba yang andra ikuti hampir seluruhnya mendapatkan juara. Prestasi paling buruk mungkin juara dua.

Tapi prestasi itu semua andra sembunyikan dari randa. Bukan tampa alasan andra menjadi seperti itu.

Pernah suatu waktu. . . .

flashback on

Rafka dan andra saat ini sedang menunggu pengumuman olimpiade yang mereka berdua ikuti. Bukan sebagai saingan tapi partner cerdas cermat tingkat provinsi.

"ndra kamu degdegan gak sih? "

Andra menoleh kearah rafka yang memang terlihat sangat gugup bahkan rafka tidak berhenti memilin jari-jari tangannya.

"aku gak gugup sih, cuma penasaran aja kita berhasil atau enggak"

Rafka yang mendengar itupun terheran-heran. Bisa-bisanya hanya dia yang gugup.

"kamu kenapa gugup banget deh? Emangnya kalo gak juara satu kamu bakal dihukum? " andra kembali menoleh kearah rafka dan menanyakan tentang kegugupan sahabatnya itu.

"ya aku itu gak bakal dihukum sih kalo kalah. Cuma nih ya, ayah janji sama aku kalo berhasil juara satu aku bakal dibeliin mainan robot-robotan terbaru ndra. Kalo aku gak juara satu kan berarti aku gagal dapet mainan baru" andra mengangguk tanda mengerti apa kekhawatiran dari rafka.

"kamu emangnya gak dijanjiin hadiah sama ayah kamu? "

Andra terdiam. Bingung dengan jawaban yang akan diberikan.

Bahkan ayahnya seperti tidak peduli saat ia mengatakan akan mengikuti lomba cerdas cermat.

Tapi, apa dia harus mencoba memperlihatkan hasilnya nanti jika ia juara?

Ah. Apa ayahnya nanti akan memeluknya dan mencium keningnya?
Andra jadi senyum-senyum sendiri mebayangkannya.

"dih. Andra malah senyum-senyum"

"heheh, maaf ka. Nanti kalo juara ayah mau ajak aku jalan-jalan"

"wah seru itu. Pokoknya kita harus juara satu ya. "
Anggukan semangat dari keduanya membayangkan hal bahagia itu.

.
.

.

.

.

Andra berjalan dengan senyum lebar masuk kedalam rumah dengan piala besar dipelukannya.

Andra benar-benar akan mencari perhatian randa dengan prestasinya kali ini.

Dan tepat sekali, saat andra berjalan kearah ruang keluarga. Terdapat randa yang sedang bersantai dengan gana yang sibuk mengerjakan pr (?) nya mungkin.

"Ayah. Lihat aku bawa apa"

Randa tampak menoleh sebentar dan kembali mengabaikan andra.

Deandra [SUDAH TERBIT/TERSEDIA DI SHOPEE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang