Kesepuluh

4.8K 269 10
                                    


Untuk teman-teman bantu support cerita dengan kasih vote dan komen ya.

Komen apa aja dah,  aku terima kok kritik dan saran kalian 😊

.
.
.
.

Setelah kepulangan andra dari rumah sang nenek, ia merasa semakin terpuruk.

Tidak ada satu orangpun yang menantikan kehadirannya.

Kakeknya? Ah, andra rasa mungkin saja rafi hanya kasihan, atau sekedar formalitas saja. Andra benar-benar tidak tau harus berharap kepada siapa lagi.

Namun itu bukan masalah bagi andra, karena ia berfikir bahwa itu memang hukuman yang harus ia jalankan sebagai seseorang yang telah membunuh ibunya sendiri.


Jam masih menunjukkan pukul 07.00 pagi, dengan mengendarai sepeda motor akhirnya ia sudah sampai disekolah yang tentu saja dirinya menjadi siswa pertama yang hadir.

Jika kalian bertanya mengapa andra bisa punya sepeda motor? Jawabannya adalah dari tabungan kerjanya selama ini.

Dan bukan dari lomba-lomba olimpiadenya, kalian tentu masih ingat kalau suatu hari nanti andra ingin memberikan hadiah dari hasil lomba-lombanya.

Pada jam istirahat andra langsung bergegas ke perpustakaan. Ia harus fokus mempelajari materi-materi olimpiade yang akan dilaksanakan lusa.

Saat sedang fokus belajar tiba-tiba ada seseorang yang duduk disampingnya dengan makanan dan minuman yang diletakkan diatas meja.

"Mau ngapain sih kesini ka?" andra benar-benar malas jika waktu belajarnya diganggu seperti ini.

Apalagi ini rafka, pasti anak itu kan sangat berisik.

"Gue gak bakal berisik. Lo fokus belajar aja, gua suapin lo makan. Lo itu kalo gak diginiin bakal lupa waktu lupa makan malah mungkin lo lupa kalo lo gak punya nyawa cadangan"
ucap rafka yang memang benar-benar kesal melihat sahabatnya yang jika sudah bersentuhan dengan buku akan menjadi anak yang punya dunianya sendiri.

Andra memang sering membantah dan berdebat dengan rafka, namun jika rafka sudah mode seperti ini jangan harap dia bisa membantah.

Jika membantah maka akibatnya ia akan didiami rafka sampai seminggu. Andra pernah mengalami itu dan rasanya sungguh tidak menyenangkan.

"Ka, entar kalo ada yang lihat lo nyapin gua kita disangka kaum warna-warni loh" ucap andra sembari memakan makanan yang disuapkan rafka kedalam mulutnya.

"memangnya siapa yang berani gosipin anak se ganteng gue? Lagian kalo digosipin begitu ntar gua minta bokap buat hukum mereka. Lo lupa kalo gue anak yang punya yayasan." Jawabannya rafka yang sangat realistis tapi juga terlihat sombong pikir andra.

"dih.! Songong amat mentang-mentang jadi anak yang punya yayasan."

Rafka hanya terkekeh melihat respon sahabatnya itu.

"oya ngomong-ngomong, mama nanyain lo mulu. Katanya kapan sih ka andra main kesini lagi? Andra gak suka masakan mama kali ya ka? Ih kok kamu bisa sih punya sahabat segemes itu.

Coba deh lo pikir bisa-bisanya gua yang anak kandungnya gak dikangenin, gak dibilang gemes.

Malah lu yang dikangenin ndra. Gak habis thingking dah gua."

"ya gua tuh pengen main kerumah lo, kangen juga sama mama. Tapi kan lo tau sendiri, gua kerja bro gak mungkin ngelayap kemana-mana" rafka hanya mengangguk mendengarkan jawaban andra.

Selanjutnya hanya ada andra yang fokus belajar dan andra yang terus menyuapinya sampai makanan itu habis.

.

Deandra [SUDAH TERBIT/TERSEDIA DI SHOPEE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang