Ketujuh belas

4.5K 269 46
                                    

.

.
.

Hai hai hai
Aku kambekkk hehehe
Jangan lupa vote and komennya ya.
Btw ini 1400an word,  jangan bosennya
Karena BOM nya ada dipart akhir.

Enjoy!!!!
.
.
.
.

"masih hidup ternyata anak itu"

Satu kalimat yang mampu membuat langkah andra terhenti.
Ia tahu betul suara siapa itu.
Suara neneknya,  nenek yang sangat ia sayangi tapi yang paling menunggu kepergiannya.

Andra lalu mendekat keruang keluarga, dimana ada kakek,  nenek,  abang,  dan ayahnya berada.

Ia hendak menyalimi sang nenek namun langsung ditepis.

"Aku masih hidup kok nek,  nenek pasti bener-bener nunggu kepergian aku ya?
Pasti nanti pas aku pergi,  nenek jadi termasuk orang yang paling bahagia ya?  Hehe" tawa palsu andra yang terdengar sangat menyedihkan.

"ndra" sang ayah mencoba mendekat kepada sang anak.

Andra menggeleng kepada sang ayah.  Ia menatap pada netra sang kakek,  terlihat sendu.

Kemudian ia menatap netra sang nenek, dan tepat. Disana ada sorotan kebencian dan dendam yang sangat tajam.

"Nenek sama kakek tau gak? -

Andra menjeda kalimatnya,  sejenak ia menarik nafas dan

-waktu aku sakit kemarin,  bunda datang ke mimpi aku.  Aku sama bunda ketemu ditempat yang indah banget.
Aku bilang kalau aku pingin ikut sama bunda. 
Tapi bunda gak ngebolehin,  bunda bilang kalau andra harus disini sebentar lagi.  Nanti kalau sudah waktunya pasti bunda bakal jemput andra.

Berarti aku harus terima hukuman aku sedikit lebih lama lagi kan nek?  Kek?

Karena kesalahan aku besar banget,  jadi Tuhan gak mau aku terlalu cepat mati ya?

Jadi kakek,  nenek,  ayah, sama abang sabar dulu ya? "
Ucap andra dan setelahnya ia naik kekamarnya.

Ia harus menenangkan diri,  setidaknya agar ia tidak memaksa pulang sebelum bundanya datang untuk menjemput.

.
.

.
.

.
.

Pagi-pagi sekali andra sudah terbangun.

Tapi ada hal yang aneh.  Ia terbangun dikamar ayahnya?

Apa yang terjadi semalam?

Andra kemudian kembali kekamarnya,  dan bersiap untuk bersekolah.

Saat hendak menuruni tangga,  andra masih mendengar suara nenek dan kakeknya.

"ternyata nenek dan kakek menginap disini semalam" batin andra

Andra harus segera pergi,  jangan menoleh ke arah meja makan.  Ia benar-benar tidak mau mengganggu acara sarapan keluarganya.

Andra berjalan cepat.  Dan

"Andra"

Langkahnya terhenti.

Siapa yang memanggilnya?

Andra menoleh,  melihat randa berjalan kearahnya.
Membawa satu kotak bekal dan tangan satunya menenteng tas kantornya.

"ayah? "

"iya,  ini ayah buatin kamu bekal.  Karena ayah yakin kamu pasti gak bakal sarapan pagi ini" ujar randa diiringi senyuman hangat yang ia berikan untuk andra.

Deandra [SUDAH TERBIT/TERSEDIA DI SHOPEE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang