Kedua puluh lima

4.9K 398 34
                                    

.
.
.

Seperti biasa, teruntuk para readers ku yang menawan. Dimohon untuk vote dan komennya ya.

Gak capek kok buat neken vote doang.  Ciyusann dehh.

.
.
.

.
.
.

Saat ini randa sedang berada di salah satu rumah sakit untuk menjenguk anak dari salah satu kolega bisnisnya.

Saat memasuki kamar rawat vvip itu,  randa sudah disuguhkan dengan pemandangan yang sungguh menyayat hati.

Anak dari rekan bisnisnya itu sedang muntah-muntah sambil sesegukan karena merasakan sakit di area perut dan seluruh tubuhnya.

Setelah muntah,  tubuh lemas anak itu bersandar kepada sang ibu sambil sesekali pucuk kepalanya di cium hangat oleh ibu dan ayahnya.

Pak amton.  Nama rekan bisnis randa yang baru menyadari kehadiran randa pun hanya bisa tersenyum sendu.

"maaf anda harus melihat keadaan yang seperti ini pak" ucap amton seraya menggiring randa untuk duduk di sofa yang ada diruangan itu.

"justru saya yang minta maaf karena mengganggu momen keluarga anda pak. " amton mengangguk.  Ia benar-benar kacau dengan kondisi anaknya saat ini.

Hening selama beberapa saat,  sampai akhirnya amton kembali bersuara.

"Kanker darah." dua kata itu berhasil membuat randa kembali melihat ke arah amton.

"kanke darah? " tanya randa sekali lagi.

"ya. Sudah dua tahun belakangan ini.  Saya benar-benar hancur saat tau penyakit itu hinggap ditubuh anak saya. "

Randa tidak mau menjawab. Ia mencoba memberikan amton waktu untuk menceritakan risau di hatinya.

"selama dua tahun ini saya harus terus melihat anak saya lemah. Minum obat setiap hari. Bahkan kesakitan setiap detik. Hati ayah mana yang tak hancur melihat kondisi putranya seperti itu. "

"saya turut prihatin pak. Hanya itu yang bisa saya sampaikan. Karena saya tidak tau bagaimana rasanya jadi pak amton."

"tapi saya sedikit merasa beruntung setelah bertemu salah seorang pasien disini. Dia juga sakit. Kanker hati. Tapi tidak ada seorang kerabatpun yang menemaninya" penjelasan amton itu sungguh membuat randa tercengang.

"dia juga seumuran dengan anak saya" fakta itu semakin menbuat randa kaget. "kasihan sekali dia pak" amton menganggukkan kepalanya.
Miris memang.

Setelah selesai menjenguk anak dari rekan bisnisnya tadi,  randa tak sengaja berpapasan dengan salah seorang yang ia kenal.

"Sat ya? " ucapnya

Dan orang yang merasa di sebut namanya tadi pun menoleh.

"Randa? "

"lo satya? Lo yang sering bolos sama gua lewat tembok belakang sekolah?  Yang waktu itu celananya nyangkut trus kolor spongebob kuningnya keliatan? " ucap randa tanpa ada jeda

"terusin aja terusssss" satya sudah sangat sebal.  Ia menatap sinis sahabat semasa SMA nya itu.  Bisa-bisanya dia ingat kejadian memalukan itu.

"Anjir lo bisa jadi dokter juga?  Bukannya lo dulu mau jadi boyband? "

"Jangan sampe ini jadi pertemuan terakhir kita ya ran. Rara" ucap satya sambil menunjukkan smirk mengejeknya ke arah randa.

"jangan panggil gue rara ya sasa" setelah nya mereka berdua tertawa bersama setelah melontarkan kembali hal-hal konyol mereka semasa sekolah dulu.

Deandra [SUDAH TERBIT/TERSEDIA DI SHOPEE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang