kedua puluh satu

4.9K 290 17
                                    

.
.
Hello epribadehhh
Jangan lupa vote komen yaaa
Gratis kok!!!

.
.
.

.

Situasi perusahaan randa saat ini sedang berada dalam masa jayanya. Setiap tander perusahaan yang di masukkan selalu berhasil dimenangkan.

Jika kalian dengar istilah semakin tinggi pohon maka semakin kencang angin yang menerpanya.

Maka semakin maju perusahaan randa,  semakin banyak pula musuh yang ingin menjatuhkan dia.

Seperti saat ini,  ia sedang duduk dikursi kerjanya dengan memegang satu surat kaleng yang entah sudah berapa kali ia terima.

"anak mu yang mana yang bisa aku tumbangkan?  Si sulung atau si bungsu?

Ah tunggu saja ya,  nanti aku kuberikan kejutan untuk mu tuan Randa yang terhormat"

Kurang lebih begitulah isi surat yang diterima kali ini.

Sebenarnya dan seharusnya itu adalah pertanyaan yang mudah untuk randa. "si bungsu" seharusnya itu kan?

Tapi entah kenapa,  hati randa seperti bertolak belakang dengan kehidupan yang di jalani saat ini.

Pikirannya berkata iya, namun hati nya seolah menolak.

Seperti yang tadi pagi direncanakan,  sekarang randa dan gana sudah tiba dirumah orangtuanya. 

Saat pertama kali turun dari mobil,  randa dan gana mendapati andra yang masih berdiri dihalaman rumah sang nenek.

Randa tentu langsung menghampiri andra.

Ada yang aneh dengan andra,  biasanya dulu saat melihat randa menghampirinya setelah pulang kantor andra akan menyalimi randa.  Namun kali ini tidak. Andra hanya diam melihat kedatangan randa.

"Sudah lama? "

"iya" jawab andra

"Kenapa tidak masuk? Nenek dan kakek kan ada didalam" ucap randa

Andra justru menggeleng sambil tersenyum.

"Aku nunggu ayah sama abang. Kalo aku masuk nanti nenek langsung marah-marah ngeliat pembunuh anaknya datang kesini" ucap andra santai seperti tidak ada beban dalam kalimatnya itu

Randa mengalihkan topik dengan langsung mengajak kedua anaknya itu masuk.

Jujur kali ini ia tidak nyaman mendengar andra mengatakan itu.

Mereka masuk dan sesuai dengan dugaan andra. Neneknya masih belum menerimanya atau mungkin tidak akan pernah.

"mama kenapa minta kita datang kesini? " ucap randa setelah mereka duduk santai diruang keluarga setelah sebelumnya mereka makan malam bersama. Dengan andra yang memang masih diperlakukan seperti kuman oleh neneknya.

Namun ada sesuatu yang berbeda dari perlakuan randa kali ini kepada dirinya.  Andra yang tadinya duduk di sofa single yang ada diujung jauh dari nenek kakeknya justru ditarik oleh randa untuk disamping kanannya.

Tentu andra bahagia.  Tapi iya kembali meyakinkan dirinya jika ini hanyalah bagian dari rencana mereka.

"mama mengundang kalian kesini untuk menyampaikan sesuatu.

Belakangan ini mama dan papa sering mendapat teror pesan kaleng"
Randa yang mendengar itupun sontak terkejut.  Ia tentu sudah tau bahwa pelakunya pasti orang yang sama dengan peneror dirinya.

"nenek dapat ancaman? Ancaman apa nek? " ucap gana yang juga terkejut dengan berita yang disampaikan sang nenek

"banyak dan berbagai jenis,  terkahir ada yang melempari jendela rumah nenek dengan botol kaca yang ternyata didalamnya ada sebuah surat. Surat itu berisi ancaman keselamatan keluarga kita"

Deandra [SUDAH TERBIT/TERSEDIA DI SHOPEE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang