Rizal stupid
"Gue udah di depan, cepatlah keluar!"Sebuah benda pipih yang biasanya di sebut hape itu aku letakan kembali ke atas kasur. Aku tidak peduli dengan Rizal yang menunggu lama di luar yang penting aku cantik dulu.
Aku memoleskan sedikit bedak lalu liptin dan terakhir memakai minyak telon yang ku usap di area leher. Oh ya tidak lupa aku juga memakai handbody lagi untuk telapak tanganku agar sedikit wangi. Ya, begitu lah make up ala-ala Retta. Cukup sederhana bukan? Karena aku malas hal yang ribet.
Setelah semuanya beres aku segera keluar kamar dan menemui Rizal yang sudah menunggu di teras. Oh tidak lupa aku juga mengambil kado yang sudah ku bungkus dengan cantik.
"Lama ya?"
Rizal bangun dari duduknya dan menatap aku dari bawah hingga atas. Herannya kenapa dia memandangku begitu? Mana keningnya di kerutkan segala. Aku jadi kurang pede dengan penampilan yang sederhana ini. Tapi jujur saja aku lebih suka style yang simpel dari pada ribet.
"Woy Rizal! Jaga matamu, mau ku colok, hah?!"
"Apa sih Ret, galak amat."
"Lagian lo natap gue segitunya. Emangnya ada yang salah dengan penampilan gue?" tanyaku judes.
Rizal menggeleng, "enggak ada. Udah yuk kita berangkat."
"Eh, izin dulu sama bunda."
"Oke! Ayok!!"
_________________________
Sekarang aku sudah berdiri di tengah keramaian sebuah pesta. Aku tidak menyangka bahwa tamu undangan sebanyak ini. Ku pikir Raina hanya mengundang teman-temannya, ternyata teman dekat kedua abang juga orang tuanya turut hadir.
Malu. Itulah yang aku rasakan sekarang. Melihat tampilan para tamu yang begitu keren dan menawan. Dari pakaian, aksesoris hingga barang yang mereka pakai begitu bagus dan pastinya mahal. Berbeda dengan aku yang hanya memakai barang sederhana dengan harga yang jauh dari kata mahal.
Walau barang ku tidak mahal setidaknya tidak juga kampungan. Sekali lagi aku ingatkan kalau aku gadis yang sederhana.
"Retta,"
Aku menoleh kesamping, "ya?"
"Hari ini lo terlihat anggun dari biasanya."
"Oh jadi biasanya gua gak anggun gitu?" kataku sinis.
Rizal tersenyum lebar sambil mengangguk. Haha pengen ku tampol rasanya. Kalau saja aku tidak ingat saat ini tengah berada di pesta Raina mungkin kaki Rizal sudah ku buat pincang lagi.
"Tapi serius lo hari ini cukup membuat gue pangling."
"Oh thanks," Aku membalas seadanya kemudian menjauh dari Rizal.
Tiba-tiba aku di buat kaget dengan Rizal yang langsung menggenggam tanganku. Sempat ingin protes namun gagal karena Rizal langsung membawaku entah kemana. Dan setelah aku sadari ternyata Rizal membawaku ke tempat Raina yang sudah berdiri di tepi kolam. Aku melihat Raina yang lagi ngobrol dengan teman sepantaran nya.
"Dek!"
"Bang Rizal! Kak Retta!"
Aku tersenyum manis pada Raina yang langsung memelukku. Aku tidak menyangka gadis kecilku yang sudah aku anggap adik kandung sendiri, kini sudah besar. Bahkan Raina terlihat cantik dengan dress putih dan tiara di atas kepalanya. Benar-benar seperti princess.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARETTA
Novela Juvenilmencintai dia yang sedang mencintai orang lain sungguh menyedihkan -Retta __________________