Malam minggu adalah waktu terbaik untuk menonton drakor. Jika orang lain bermalam mingguan di luar, berbeda dengan orang sepertiku yang memilih di dalam rumah sambil ngemil dan rebahan. Terserah orang mau bilang badanku akan melar atau kayak babi. Aku tidak mempedulikannya. Karena aku tipe orang yang banyak makan tapi gak bisa gendut, gitu-gitu aja badannya. Bukannya aku sombong ya, kenyataannya emang gitu. Tubuhku ini gak besar gak kecil. Lumayan kurus, tapi gak kurus banget. Tinggi cuma 160cm, itu tinggi gak sih? Sedanglah ya.
Dengan laptopku yang sudah menyala, aku mulai membuka drama kesukaan ku. Judulnya melting me softly. Sebenarnya drama ini udah lama aku tonton, saking gamon nya aku sampai ngulang-ngulang lagi. Bagiku nonton ini gak bosen karena alurnya yang menarik dan pemainnya yang wow! Tokoh utamanya adalah aktor favorit ku yang cukup membuat kaum hawa mleyot. Siapa lagi kalau bukan ji chang wook yang berperan sebagai man dong chan di drama tersebut. Aktingnya luar biasa bikin aku kagum, ditambah kalau udah senyum. Duh rasanya aku jadi pengen meluk. Sayang banget gak ada cowok modelan ji chang wook di jakarta. Atau memang belum ketemu?
Aku mulai memutar drama tersebut dan lihatlah, baru aku putar udah bikin senyum-senyum sendiri dengan tingkah kedua tokoh utamanya. Lawan main Ji chang wook adalah Won jin-ah yang berperan sebagai Go Mi Ran. Di drama ini aku suka dengan akting mereka yang begitu lucu. Ceritanya bikin manis, asem, pahit, pokoknya nano-nano gitu.
Dari drama ini dapat aku simpulkan. Kalau namanya jodoh gak bisa di tebak. Sekeras dan sejauh apapun kamu pergi jika tuhan sudah berkehendak dia jodohmu akan kembali lagi. Sama kayak aku dan bang Edwin. Eh--
Berharap bang Edwin jodohku gak salah, kan? Kayak di melting me softly ini, di mana Man dong chan yang awalnya sudah memiliki pasangan bahkan udah calon istri dan Go Mi Ran yang sudah mempunyai pacar. Tapi kisahnya malah mereka berdua yang di takdir kan untuk bersama.
Siapa sangka kalau suatu saat nanti bisa jadi aku dan bang Edwin berjodoh? Duh ngimpi!
"RETTA!!"
Ish! Lagi enak-enak nonton malah di ganggu sama suara kutu kupret! Siapa lagi kalau bukan Rizal. Dengar suaranya doang aku udah yakin itu dia. Apalagi dia teriak-teriak di rumah orang seperti rumahnya sendiri. Kurang ajar gak tuh.
Tok tok!
"Woy Retta! Bukain dong pintunya, gak kasian apa orang ganteng di anggurin."
"RETTA!"
"RETTA!"
"TAAA"
Please. Siapapun tolong bawa dia pulang ke tempat asalnya. Aku cape dengan tingkahnya yang absurd. Tidak ada habisnya Rizal selalu menggangguku. Lagian kenapa si bunda ngizinin human itu masuk ke rumah dan seenaknya teriak-teriak.
Dengan malas aku berjalan ke pintu dan membukanya.
"Tataaaa! Buk--"
Ctak!
"Bisa diam gak? Jangan samain rumah gue dengan hutan yang bisa sepuasnya lo teriak-teriak."
Aku melihat Rizal yang lagi mengelusi keningnya yang baru saja aku toyor. Tidak sopan sebenarnya, tapi cowok ini memang pantas mendapatkan itu.
"Sakit tau,"
"Peduli amat,"
"Cepet bilang, lo mau apa ke sini?" tanyaku tanpa basa-basi lagi.
"Yaelah judes amat sih. Sekali-kali berlaku baik dong sama gue."
"Perbaiki dulu akhlak lo, baru gue baikin."
"Entar deh kapan-kapan," balasnya dengan santai.
"Btw gue ke sini mau ngajak lo jalan. Yuklah keluar, gue udah izin sama bunda kok."
KAMU SEDANG MEMBACA
ARETTA
Teen Fictionmencintai dia yang sedang mencintai orang lain sungguh menyedihkan -Retta __________________