16- Tempat Les

42 8 0
                                    

Malam ini aku tidak bisa tidur. Padahal sudah hampir tengah malam. Entah harus bagaimana lagi agar aku bisa mengantuk. Minum susu udah, main sosmed sebentar udah, baca novel udah, sampai aku berdiam di depan kipas angin juga udah. Tapi masih tidak bisa tidur. Hah! Ini semua gara-gara kejadian tadi siang. Karena itu aku jadi kepikiran sampai sekarang. Perkataan bang Ridwan sungguh ngena sampai ke ulung hati. Aku benar-benar di buat tertampar secara tidak langsung. Tapi apa yang bisa aku lakukan? Apa yang dikatakan bang Ridwan semuanya benar!

Sebenarnya aku tidak bisa menyalahkan bang Ridwan sepenuhnya. Memang dasar aku yang salah! Iya aku salah karena udah terlalu larut dalam mencintai bang Edwin. Tapi bang Edwin juga salah karena udah ngebuat aku jatuh hati sampai seperti ini. Yaampun benar-benar sedang di obok-obok perasaan aku. Sekarang jadi Bingung mau nyalahin siapa, karena semuanya sama saja! Salah semuanya. Bang Ridwan salah karena meminta aku untuk menghapus perasaan ini. Bang Edwin lebih salah lagi karena udah bikin aku jatuh cinta. Dan aku juga salah karena mudah baper dan pengecut untuk mengungkapkan nya.

Sepertinya malam ini tidurku di awali dengan overthinking again.

Lama melamun aku tersadar dengan suara dering hape. Aku melihat nama yang terpampang di layar kecil itu. Ternyata panggilan itu dari bunda. Aku juga baru sadar kenapa bunda jam segini belum pulang-pulang? Keningku mengernyit lalu menggeser tombol hijau ke kanan.

"Iya, halo bunda?"

"Kamu kebangun ya, sayang? Maaf ya bunda nelpon malam-malam begini. Pasti tidurmu keganggu."

Aku menggeleng walau bunda tidak tahu, "engga bunda. Aku belum ngantuk. Ada apa emangnya? Bunda masih di tempat kerja kah?"

"Iya, Ta. Maaf ya hari ini kayaknya bunda gak pulang ke rumah. Besok pagi baru balik. Malam ini bunda nginap di toko."

"Kamu gapapa kan di rumah sendirian? Maaf sayang, bunda jadi gak bisa nemenin kamu malam ini."

Di sini aku menghela nafas berat. Sepertinya bunda lupa kalau aku sudah terbiasa di tinggal sendirian.

"Iya gapapa bun. Lagian aku udah terbiasa sendiri di rumah."

"Sayang...."

"Bunda gak perlu khawatir. Aku fine fine aja, karena sekarang aku udah besar bukan anak kecil lagi." Ucapku lagi dengan senyum kecil.

"Baiklah Retta, kamu jangan lupa kunci pintu dan jendela ya. Setelah bunda tutup telponnya kamu langsung tidur, oke?"

"Oke bun."

"Segera istirahat, jangan begadang ya."

"Iya, bunda juga langsung istirahat."

"Bunda tutup telponnya. Good night, sayang."

"Night too, bunda."

Tidak lama kemudian panggilan kami berakhir. Aku menatap sebentar layar hape lalu menghela nafas dan meletakkan kembali ke atas nakas. Sesuai pesan bunda, aku harus segera tidur walau masih belum ngantuk. Tapi, sebelum itu aku harus mencuci muka dan menggosok gigi lebih dulu. Semoga setelah itu aku dapat tertidur nyenyak. Enyaklah overthinking!

________________________

"Siang-siang gini enaknya nyantai, Ta."

"Kita udah 2x loh gak ikut les, kalo mau bolos sendiri aja. Kali ini gue gamau."

"Idih sok-sokan ambis lo. Ujung-ujungnya juga dapet 80 lagi."

Aku mendelik tajam pada Rizal. Membalas kata-katanya dengan nada sinis.

"Yang penting gue udah usaha. Nilai pas-pasan bukan berarti gak berhasil ye! Inget roda itu berputar. Jadi gak usah sombong."

Bukannya diem atau minta maaf atas kata-katanya tadi, dia malah tertawa kecil. Hm nonjok most wanted sekolah bakal di hujat gak sie?

Kini aku tidak lagi menghiraukan cowok itu. Dari pada ngulur waktu lebih baik aku lanjut berjalan menuju tempat les. Ya, tempatnya tidak begitu jauh dari sekolah, karena guru les nya ada salah satu guru di sekolah. Di tempat les ku itu khusus untuk murid kelas 11-12 dengan beberapa kelas di dalamnya. Anggap saja seperti sekolah kedua, tapi ini lebih bebas. Gak pakai seragam, boleh ngemil, main hp dan bebas ngelakuin apapun asal tidak melanggar aturan di tempat. Aturannya tidak sebanyak di sekolah, jadi itu tidak masalah bagiku.

Setelah sampai di tujuan, aku langsung menaiki tangga ke lantai dua. Karena ruangan ku yang berada di atas. Tempat les ku terdiri dari dua tingkat dengan 12 kelas. Lantai bawah untuk kelas 11 dan lantai atas bagian kelas 12 semua. Bisa kalian simpulkan tempat les seperti itu bagaimana kan? Biasalah tempat orang-orang berduit. Sebenarnya dari awal aku gak niat untuk les, tapi bunda memaksa dan menyanggupi untuk aku les di sini. Karena tempat les Future adalah yang terbaik. Banyak anak-anak yang les disini rata-rata juara semua. Dan tidak lupakan fasilitas nya yang ekhem memuaskan.

"Ternyata udah ramai."

Aku duduk di bangku ke dua dekat jendela. Sebenarnya masing-masing kelas hanya ada satu bangku untuk satu siswa. Karena murid di sini terbatas. Jadi satu kelas tidak lebih dari sepuluh orang. Udah seperti anak kuliahan saja duduknya sendiri-sendiri.

"Nel, gurunya kemana sih? Tumben belum masuk."

Nelson, salah satu teman kelasku di sini menoleh ke belakang.

"Kata Aldo, pak Syafei lagi nyiapin test untuk kita."

Sontak saja aku membulatkan mata. "What? Serius lo?"

Nelson mengangguk dan itu malah membuat aku semakin deg-degan. Waduh! Aku sama sekali belum belajar. Bahkan aku sudah ketinggalan beberapa materi akibat bolos bareng Rizal. Ah! Ini tidak bagus.

Walau ini hanya les dan soal-soal yang di kasi tidak bakal masuk rapot. Tapi ini juga berpengaruh terhadap nilai aku selama les disini. Karena saat pembagian rapot nanti akan ada sertifikat dan penghargaan untuk murid yang berprestasi. Dan tentu saja itu bisa di pakai untuk masuk ke universitas yang kita inginkan.

Gara-gara Rizal!! Nyebelin!!

"Kenapa, Ta? Kok cemberut mukanya?"

"Gue kesel, Nel! gara-gara Rizal tempo hari ngajak bolos, gue sampe gak dapet materi dari pak Syafei."

"Dan sekarang tiba-tiba kita test! Huaaaa kesell dan nyesel banget."

Aku melihat Nelson malah tertawa kecil sambil geleng-geleng kepala. Huh! Semua cowok sama saja. Bisanya cuman ketawa ketiwi.

"Makanya jangan bolos."

"Ck!"





P.s: Di tempat les Retta dan Rizal beda kelas.

________________________

Heloo jumpa lagi🤙
Jangan lupa voment manteman... Thanks udah mau baca wkwk

ARETTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang