6- hadiah untuk dia yang spesial

39 12 9
                                    

"Retta,"

"Iya bunda!"

"Ada yang nyariin,"

"Tunggu!"

Aku memoles sedikit bedak dan liptin agar tidak terlihat pucat. Sudah ku pastikan kalau yang bunda maksud adalah kak Merry. Yaampun dia itu ontime ternyata. Padahal tadi aku masih siap-siap.

Tidak mau membuatnya menunggu terlalu lama aku langsung keluar kamar dan menemui kak Merry yang sedang duduk di kursi teras. Aku sedikit tertegun melihatnya yang sudah berdiri di depanku sambil tersenyum. Astaga! aku seperti melihat artis yang datang ke rumahku. Sebenarnya style kak Merry biasa aja tapi terlihat keren jika dia yang memakainya.

 Sebenarnya style kak Merry biasa aja tapi terlihat keren jika dia yang memakainya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Aku penasaran dengan kedua orang tuanya. Dulu ibunya ngidam apa ya sampai anaknya kayak bidadari gini. Bahkkan bunda masih berdiri di sampingku melihat kak Merry dengan tatapan kagum. Benar sih kak Merry ini bikin siapapun terpana, seolah jadi terhipnotis dengan pesonanya.

"Udah siap?"

"Eh i-iya kak udah!"

"Bunda aku pergi dulu ya?" pamitku sambil menyalimi tangan Bunda.

Hari ini bunda libur, jadi tidak ada kerjaan atau sampai lembur di hari minggu. Sebenarnya aku ingin menghabiskan waktu bersama bunda mumpung sedang di rumah. Sayangnya aku juga tidak mau membatalkan janji dengan kak Merry. Aku juga penasaran dengan barang yang di carinya.

"Tante aku pinjam anaknya dulu ya? Aku pamit." Kak Merry juga menyalimi tangan Bunda.

"Hati-hati kalian,"

Aku mengangguk dan masuk ke mobil kak Merry setelah mengucapkan salam pada bunda.

_________________________

Disinilah aku berada. Di keramaian orang-orang mencari apa yang mereka butuhkan dan sekadar selfi. Sudah lama aku tidak menginjakkan kaki dalam mall ini. Terakhir saat ayah masih bersama aku dan bunda. Lama sekali sepertinya. Karena aku juga tidak ingat kapan itu dan kelas berapa aku saat itu.

Aku mengikuti kak Merry di belakang. Mungkin kak Merry tidak menyadarinya kalau aku berjalan agak belakang darinya. Entahlah kenapa saat aku berjalan dengannya aku berasa paling potato. Eh--

Mataku menjelajahi isi mall dan baru ku sadari kalau orang-orang pada melirik ke sini, oh ralat lebih tepatnya ke arah kak Merry. Bahkan ada cowok gendut yang menganga sambil melihat ke kak Merry terus. Dasar tidak tahu kondisi. Padahal cowok itu tengah memakan es krimnya.

"Retta?"

"Eh i-iya kak?" kataku sedikit kaget.

Tiba-tiba kak Merry merangkul ku. Dan justru itu membuat aku semakin terkejut. Why why? Terlalu mendadak.

"Jalannya bareng dong, jangan di belakangku." Katanya lembut.

"Eh--"

Bingung mau jawab apa. Lebih baik aku senyumin aja dan ngikut katanya. Aku melihat sekeliling ternyata orang-orang masih ada yang melihat ke arah kami. Padahal aku tidak suka di liatin orang begitu, makanya tadi aku sedikit menjauh jalannya dari kak Merry. Duh! Aku tidak tahu apa yang kak Merry pikirkan soal sikapku tadi. Sangat merasa tidak enak. Itulah aku. Ini saja kak Merry sambil gandeng tangaku, mungkin kah dia tidak mau aku ketinggalan atau jalan di belakangnya lagi? Hufft...

ARETTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang