07. Big Dream

68 18 8
                                    

Kemarin, setelah berbincang sebentar sekedar menanyakan kondisi kepada ibu-ibu yang terluka karena pengendara motor ugal-ugalan yang memilih kabur dari tanggung jawabnya, Hanum dan Nandra pulang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kemarin, setelah berbincang sebentar sekedar menanyakan kondisi kepada ibu-ibu yang terluka karena pengendara motor ugal-ugalan yang memilih kabur dari tanggung jawabnya, Hanum dan Nandra pulang.

Dan ternyata, nama ibunya adalah Safitri.

Sekarang, hari sudah berlalu, dan seperti biasanya, Nandra akan menjemput kekasihnya pulang dari cafe. Tapi kali ini, alih-alih langsung pulang, mereka berdua pergi ke lapangan monas. Sekedar menghabiskan waktu bersama melihat tugu tinggi kebanggaan Jakarta.

Malam ini cerah, udara membelai pelan rambut Hanum yang sudah diikat rapi. Mereka berdua duduk tanpa alas di atas rumput, Hanum duduk bersila, sedangkan Nandra, laki-laki itu meluruskan kedua kakinya dan kedua tangannya digunakan sebagai senderan ke belakang.

Walau sudah jam sembilan lebih dua puluh menit malam, disini masih ramai, bahkan ada anak kecil yang berlari-lari sedang dikejar ibunya, lalu saat tertangkap, pasangan ibu dan anak itu tertawa. Hal yang masih bisa ditangkap jelas oleh mata Hanum, membuat gadis itu tersenyum.

Hanum membuka tas selempangnya yang berukuran cukup besar, lalu mengeluarkan sebungkus biskuit dari sana. Menarik perhatian Nandra yang langsung ikut duduk bersila menghadap Hanum.

"Bawa apa?" Tanya laki-laki itu.

"Taraaa," Hanum mengeluarkan sebungkus biskuit roma sandwich rasa cokelat.

Nandra mengambilnya dari tangan Hanum dan membukanya. Nandra mengambil satu, tapi alih-alih langsung memberikannya, ia membuka pasangan biskuit itu, lalu memberikan satu bagian berisi cokelat penuh pada Hanum. Sedangkan bagian biskuit tanpa cokelat dia makan sendiri.

Fakta lucu dan sederhana dari seorang Hanum Puspa Kencana adalah, gadis itu suka sekali membuka biskuit yang menempel dan hanya memakan satu bagian yang dipenuhi isi, cokelat misalnya.

Ketika ditanya, tidak ada jawaban khusus, Hanum hanya teringat pada adik kecilnya, dimana dulu, waktu Hanum masih dirumah dia punya adik kecil berumur sekitar dua tahun.

Ibu tidak membolehkan adiknya memakan cokelat yang biasanya ada di dalam biskuit, akhirnya Hanum yang memakannya, sedangkan adiknya hanya diberi biskuit tanpa isinya saja.

Nandra menyadarinya ketika dia melihat Hanum sering sekali membuka biskuit dan memakan yang ada isinya lebih dulu, lalu dengan gerak malas memakan yang satu lagi.

Mereka berdua memakan biskuit dan melihat sekeliling, tidak terlalu terang karena lampu besar hanya ada di beberapa bagian, tapi cahayanya cukup untuk melihat sesuatu.

"Kasihan ya, Ibu Fitri." Hanum tiba-tiba membicarakan korban tabrak lari kemarin.

"Ngga usah khawatir, nanti juga sembuh."

"Masa yang nabrak langsung pergi gitu aja sih. Bayangin kalau kita ngga lewat, jalanan juga sepi."

Nandra hanya diam mendengar gerutuan Hanum.

Melukis ParasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang