TYPO
Caca dan Nana memasuki unit apartemen milik Caca dengan kantung-kantung belanjaan ditangan kedua gadis itu
"Hahh, capek juga" ucap Nana duduk disofa setelah meletakkan barang-barangnya
Caca terkekeh, "Sini gue bawain ke kamar" ucap Caca lalu mengambil semua barang-barang Nana
Nana tersenyum, "Makasih bi"
"Anjing, gue tendang juga lo dari sini" sebal Caca lalu membawa semuanya kedalam kamar
"Ahh shit, anjing gue lupa lagi nih kamar masih berantakan, mana bau peju lagi"
Caca berdecak lalu meletakkan semua barang ditangannya kemudian mengunci kamar dan mulai membereskan kamarnya, tak lupa mengganti sprei
Tok tok tok
"Ca..ngapa dikunci dah anjir, gue mau masuk"
Caca buru-buru membawa sprei kotornya kedalam kamar mandi dan memasukkannya kedalam mesin cuci
cklek
"Hehe, gue pikir lo mau diluar aja Na, sorry-sorry"
Caca menyengir setelah membuka pintu kamarnya
Nana memandang Caca datar lalu masuk, menghempaskan tubuhnya pada kasur
"Ca, pesen makan yuk laper"
Caca mengangguk lalu mengambil ponselnya
"Gue mandi dulu, kalo makanannya dateng ambil aja" ucap Caca
"Udah lo pesen?"
"Udah bego"
"Aihhh...Caca terbaekk"
"Bacot"
Nana berbaring sambil memainkan ponselnya, sekitar 15 menit kemudian bel apartemen Caca berbunyi
Gadis itu segera bangkit dari kasur lalu berjalan keluar kamar untuk membukakan pintu
"Mas ud- Jeno"
Caca sedikit kaget saat mendapati Jeno kini berdiri didepan pintu dengan kantung makanan ditangannya
Pemuda itu menilik ke dalam
"Caca mana?" tanya nya
"Lagi mandi" jawab Nana
Jeno mengangguk, lalu tersenyum
"Gue mau masuk"
"Ah..iya masuk" Nana memberi jalan pada Jeno untuk masuk
Pemuda itu pun masuk, membawa bawaannya ke arah meja bar dapur, meletakkannya disana lalu kembali keruang tamu
Nana yang melihat itu hanya diam
Jujur saja Jeno itu suka aneh, tingkah nya suka berubah-ubah pada dirinya
Terkadang lelaki itu memperlakukannya seperti mereka sangat dekat dengan status dijodohkan, walau Nana selalu menolak dan terkadang seperti ini, seperti tidak ada yang terjadi antara mereka
Nana dibuat bingung oleh tingkah Jeno
"Lo gak mau nutup pintu nya Na?"
"Ah..i-iya"
Nana pun menutup pintu tersebut, setelahnya memandang Jeno yang kini duduk disofa sambil memainkan ponselnya
Gadis itu menghela nafas pelan lalu berjalan ke arah kamar Caca
"Udah dateng Na?" tanya Caca yang kini mengeringkan rambutnya
Nana mengangguk, "Jeno yang dateng"
Caca menyengir, "Hehe, mayan kan?"