Tarik nafas dulu, baru keluarin.TYPO
Caca menyusun pakaiannya di koper miliknya, malan ini dia akan pulang ke rumah orangtuanya
Caca melirik ke arah pintu yang tiba-tiba dibuka, menampilkan seluet Mark yang masuk lalu kembali menutup pintu itu tak lupa menguncinya
Gadis itu menggeram kesal, mengapa Mark nekat sekali sih?
"Ngapain?" tanya caca memandang Mark sambil bersidekap dada
Pemuda itu tidak menjawab lalu memeluk gadis dihadapannya
"Mark..apaan sih, lepasss" Caca melepas lingkaran tangan Mark pada tubuhnya
"Kenapa sih?" protes lelaki itu
"Kamu yang kenapa? ngapain kamu masuk kesini, kalo ada yang liat gimana?" marah Caca
Mark memutar bola matanya malas
"Gabakalan ada yang liat, mereka semua dibelakang" ucapnya lalu kembali memeluk Caca, yang kali ini dibalas oleh gadis itu. Membuat Mark tersenyum lalu mengeratkan pelukannya
"Kengennn"
Caca berdecak malas, tangannya sesekali mengelus punggung Mark
Mereka tak banyak pergerakan, hanya berpulakan untuk beberapa menit
"Kenapa pulang sih?" tanya Mark masih betah memeluk Caca
"Disuruh mamih"
"Aku anter aja ya" ucap Mark menawarkan diri
Caca menggeleng, "Aku pulangnya malam ini Mark, dan malam ini acara kamu gak mungkinlah kamu malah pergi"
"Acaranya bisa ditunda, kalo kamu dijalan kenapa-kenapa gimana?"
Caca mengernyitkan dahi nya mendengar ucapan pac- eh selingkuhannya itu
"Mark kamu gak seperhatian ini sama aku" ucapnya dengan kekehan ringan
Aneh, biasanya Caca mau bagaimana pun Mark tidak peduli, lelaki itu hanya mendatanginya disaat butuh, lalu pergi setelah keinginannya terpenuhi
Melihat Mark yang tiba-tiba peduli seperti ini padanya, membuat Caca merinding.
"Gak boleh gitu? yang boleh perhatian sama kamu cuma Jeno aja? Caca inget aku juga pacar kamu"
"Mark shut the fuck up, udah deh gausah bahas itu, mending kamu keluar sekarang sebelum Rena datang, kamu mau Rena ngeliat kamu meluk-meluk aku kayak gini?"
"Main bentar, mereka juga dibelakang masih lama kok"
"Ternyata kamu gak se-religius nama kamu yah" ucap Chanisa, saat Mark meremas bokongnya
"Kamu sexy banget" bisik Mark
Chanisa berdecak lalu mendorong Mark saat pemuda itu mulai gencar mengecupi leher dan telinganya
"Jangan gila" ucapnya menolak, lalu lanjut membereskan pakaiannya
Mark mendengus kasar lalu kembali memeluk Caca dari belakang
"Bentar aja, kangen Ca"
"Sewa lonte kek apa kek, duit lo banyak Mark, akh- anjir sakit!" Caca memekik saat Mark meremas payudara nya kencang
"Suka sembarangan kalo ngomong"
"Yah kamu ngeselin, gatau tempat banget"
Mark hanya diam, masih memeluk Caca pemuda itu menumpu dagunya dipundak Caca dan Caca yang sibuk dengan barang-barangnya