6. Blur and Stalker?

8 6 0
                                    

"SAGA, MINTA JUS, DONG!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"SAGA, MINTA JUS, DONG!"

"Buset, kita baru duduk, mulai ngerjain tugas aja belum. Lo udah nyuruh-nyuruh bae."

"Suka-suka Clara."

Viola memutar bola matanya malas. Saat ini, mereka berada di rumah Saga, minus Kiki dan Ravel. Mereka berdua bukan termasuk anggota kelompok Viola.

Selama perjalanan menuju rumah Saga, Clara terus berceloteh, begitu juga Viola, tapi setidaknya Viola masih lebih waras. Mereka bertiga menggunakan taksi, karena Saga tak membawa mobil ke sekolah. Ninjanya pun harus rela ia tinggal di parkiran dekat pos satpam SMA.

"Btw, rumah Saga agak creepy, ya, Bund." Clara sedikit bergidik ngeri sambil melihat sekelilingnya.

Bukan. Saga tidak tinggal di mansion layaknya cowok-cowok sultan di novel, ia tinggal di sebuah rumah yang memang lumayan besar, namun dengan arsitektur yang tak perlu diragukan.

Interior rumah itu sangatlah apik. Perpaduan coklat, hitam, menambah kesan klasik pada rumah itu. Apalagi pajangan kepala rusa di ruang utama itu semakin membuat Clara merasa terintimidasi saja rasanya.

"Vi, gue haus, tapi ngeri juga," cicit Clara. Ia semakin merapatkan posisi duduknya ke Viola.

"Tadi siapa yang semangat ngajak ke sini?" Clara menerawang. Memang dia juga yang terburu-buru berangkat ke rumah Saga.

"Ya gue, tapi, kan, anu ...."

"Apa?" Viola dan Clara menoleh.

"Oh, ini. Katanya si Clara takut di rum— hmpphh!!" tangan Clara membekap mulut Viola.

Clara memaksakan senyumnya saat Saga menatap mereka, ia tahu lelaki itu membutuhkan jawaban.

"Ng-nggak, kok. Ini, nih, si Vio laper katanya. Iya laper, hehe." Viola melotot. Digigitnya jari Clara.

"Aww!! Jari gue!" teriak Clara. Bekapan Viola pun terlepas.

"Makanya jangan maen-maen sama Vio," dengusnya.

"Lagian lo yang mau bongkar aib gue. Mana bisa gue diem?" bela Clara.

"Aib mana?"

"Yang tadi lah, Sayang."

"Itu mah bukan aib, Ra."

"Ih, aib pokoknya!"

"Bukan."

"Aib!"

"Buk-"

"Ehem. Masih mau dilanjut?" potong Saga setelah mendaratkan boongnya di sofa.

Mari ingatkan kembali pada Clara dan Viola bahwa saat ini merea berada di rumah Saga dan tujuan mereka ke sana bukanlah untuk berdebat, melainkan mengerjakan tugas kelompok.

DEATH MELODYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang