11. The Warmth that Comes Back

8 5 0
                                    

"Serius ngajak gue masuk?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Serius ngajak gue masuk?"

"Iya lah. Emang kenapa? Temen gue nggak gigit kok. Tenang aja." Viola menarik pelan tangan Felix. Saat ini, mereka berada di tenda stand XII IPA 1, kelas Viola.

"Tapi, gu-" terlanjur. Viola sudah menyeret dirinya untuk masuk ke dalam.

"Hai, guys. Maaf, gue lama, hehe," ujar Viola. Yah, memang pamitnya panggilan alam, dan setengah jam kemudian baru kembali. Ngomong-ngomong panggilan alam, kenapa tiba-tiba jadi tak terasa lagi, ya?

Teman-teman Viola kompak menoleh pada dua orang yang baru saja memasuki stand mereka. Lebih tepatnya, atensi mereka terpaku pada Felix yang notabene anak IPS.

"Loh, kok ada anak IPS di sini?" tanya Arya, teman Viola.

Viola tersenyum kecil. "Kenalin, ini Felix anak XII IPS 3. Temen gue." Felix membungkuk kecil pada mereka.

"Hai, gue Felix. Maaf kalau gue ganggu kalian," ucap Felix seraya tersenyum kikuk. Kalau saja Viola tak mengajaknya ke sini, ia pasti tidak akan meghadapi situasi yang canggung seperti ini.

"Emm … hai. Gue Arya, dia Rena, itu Loli, kalo yang ini Galen." tunjuk Arya pada teman-temannya.

"Salam kenal semuanya," ucap Felix. Mereka tersenyum.

"Oh, iya gue lupa. Makanannya udah dateng belom? Gue laper, nih," keluh Viola. Gadis itu memegang perutnya dengar bibir mengerucut.

Memang sedari pagi, Viola hanya sempat memakan dua lembar roti saja. Itu pun juga terburu-buru karena ia hampir terlambat. Susu pun tak sempat ia minum, Mama Arin pasti kecewa.

Loli yang sedari tadi diam mulai angkat bicara. "Udah ada kok. Tuh, di meja belakang." Loli menunjuk lima piring siomay di meja belakang.

"Kok nggak dimakan?" tanya Viola heran.

"Kita nungguin lo," timpal Galen.

"Iya, nggak enak kalo makan sendiri-sendiri," imbuh Rena tak mau kalah.

Viola melotot kaget kemudian menghampiri meja yang penuh akan piring siomay itu. "Untung nggak ada lalat nemplok. Ngapain nunggu gue segala? Kan kalian jadi kelaperan."

Loli tertawa kecil lalu menepuk bahu Viola saat gadis itu sudah menuju posisi awalnya. "Santai, Vi. Enakan bareng-bareng makannya."

"Ya udah. Yuk, makan. Len, tolong gelar tikarnya, ya," pinta Loli dan diacungi jempol oleh Galen.

Viola menoleh pada Felix yang hanya diam memerhatikan mereka.

"Fel, bantu Galen. Biar nggak canggung," bisik Viola.

"Eh, oke," jawab Felix. Lelaki itu langsung membantu Galen dan Arya yang sedang membuat tempat yang cukup untuk mereka duduk lesehan bersama.

Setelahnya, Loli, Viola, Rena, menurunkan piring-piring dan beberapa botol minuman. Arya menatap siomay dengan pandangan berbinar, pasti ia sangat lapar. Salah siapa menunggu Viola?

DEATH MELODYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang