24. First Blood Case

4 0 0
                                    

️⚠️WARNING⚠️
PART INI MENGANDUNG KEKERASAN, PENGIDAP HEMOPHOBIA (PHOBIA DARAH) HARAP HATI-HATI

Tepatnya pukul sebelas malam, sebuah mobil berhenti di depan minimarket yang hampir tutup. Seorang wanita terlihat turun dari mobil beserta seorang pria yang mungkin adalah suaminya.

"Kamu tunggu di mobil aja, ya, Sayang. Aku cuma bentar kok," ucap si wanita pada pria itu.

"Ya udah, aku tunggu di sini. Sana masuk, keburu tutup, nggak jadi makan mie nanti nangis," cibir si pria membuat wanita di depannya menyengir lucu.

"Iya-iya, bawel," dengus si wanita seraya mengerucutkan bibirnya.

"Gini-gini kamu mau dinikahin sama aku," balas pria itu. Mereka berdua terkekeh.

Setelah itu, sang istri memasuki minimarket untuk membeli barang yang ia butuhkan, pria itu lantas masuk ke dalam mobil dan melaju menuju pom bensin terdekat. Kenapa tidak bersamaan saat pulang saja? Karena istrinya itu tidak suka bau pom bensin yang membuatnya mual.

Sialnya, antrian pom bensin di dekat sana sangat panjang dan mobilnya sudah terjebak di antrian. Mau tidak mau, ia harus menunggu dan tidak lupa mengabari istri tercintanya.

Di teras minimarket, sang istri tengah kebingungan mencari suaminya. 

"Tadi, kan, aku suruh tunggu di mobil. Kok malah nggak mobil, nggak orangnya, ilang semua, sih?" gerutu wanita itu.

Ting!

Satu notifikasi pesan masuk terdengar. Dengan cepat, jemari lentik wanita itu membuka notif ponselnya.

Hubby
Syang… aku lg ngantri di pom. Yang sabar ya nunggunya. Maaf td lupa bilang😭🙏

Sang istri mendesah lega. Rupanya suaminya itu tengah di pom bensin.

Rea
Huft oke deh aku tunggu di sini ya. Hati-hati❤️

Wanita yang bernama Rea itu menyimpan kembali ponselnya lalu melangkah kecil meninggalkan minimarket. Ia pikir, ia akan menyusul saja sekalian menikmati udara dingin malam itu.

Saat di persimpangan jalan, ia tak sengaja melihat jembatan yang dihias dari suatu gang, tentu saja sangat menarik atensinya. Padahal suasananya sangat sepi, hanya ada satu-dua motor yang lewat. 

Dengan rasa keingintahuan yang besar, langkah kakinya membawa Rea untuk menuju jembatan yang dipenuhi lampu warna-warni itu.

"Wah, bagus banget," decak kagum Rea. Ia menatap sekeliling, walau sepi, dengan adanya jembatan yang dihias seapik ini, orang-orang tak akan takut lewat sini sendirian.

"Bagus, ya, Mbak," timpal seseorang.

Rea menoleh terkejut. Seorang laki-laki dengan jaket kulit hitam duduk di atas jembatan seraya menatap ke arahnya.

DEATH MELODYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang