Chapter 13

581 19 1
                                    

"Ya, hati-hati aja. Karena Orps itukan kumpulan makhluk ghaib, jadi bisa aja ada yang ngikutin salah satu dari kita. Sebenernya sih bisa diliat dari foto terbanyak itu siapa," terang Farhan sambil membolak-balikkan foto yang terdapat Orps dari foto kita sendiri-sendiri.

"Siapa yang paling banyak??" Ucapku, penasaran.

Farhan masih membolak-balikkan foto sendiri-sendiri kami dengan seksama, "Gue ada 5-6 Orps, Via 6-7, Illa 8-9, Fei 10-12, Riki 13-15, yang terbanyak... Randi ada 20 Orps. Dan belom termasuk yang kecil" kata Farhan dengan mata tak percaya.

Dan semua mata kini tertuju ke Randi.

***************

"Jadi.. Randi nanti.." Eysha membuka mulut dan memecah keheningan.

"Yakali deh, hahaha! Mana ada sih yang kayak gitu,percaya aja deh lo Far!" Aku membuka mulut, dan mengedipkan satu mata tanda 'pura-pura aja' ke Farhan.

Farhan menangkap maksudku dan berkata, "hahaha iya kali ya, abis gue percaya sama hal mistis sih" sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Yaudah, tidur aja yuk udh malem nih. Udah jam setengah 1." Ajak Illa yang sebenernya takut.

"Iya,tidur aja ya. Ngantuk nih." Kata Via sambil mengucek matanya yang berair.

"Yaudah,pada ganti baju sana. Bau asep lo pada" ujar Riki sambil mengibaskan tangannya di hidungnya

"Ganti baju yokk" seru Eysha sambil mengambil baju tidur dari kopernya dan beranjak ke kamar mandi

Saat mendekati kamar mandi, Eysha berhenti melangkah dan berkata, "temenin gue dong.."

"Yeee yaudah sini gue temenin" ucapku sambil mengambil baju tidur dari dalam koper

***
Selesai berganti baju, kami bersiap-siap untuk tidur. Karena hanya ada 2 kasur, aku berdua dengan Eysha, dan Illa berdua dengan Via. Sedangkan Randi,Farhan,dan Riki tidur dibawah dengan sleepingbag yang mereka bawa untuk jaga-jaga.

"Ini pada mau dimatiin ga lampunya?" Teriak Riki, sambil mendekatkan tangannya ke switch-on lampu.

"JANGAN!!" Via berteriak

"Oke" Riki balik ke sleepingbagnya dan mencoba untuk tidur

Hari sudah larut malam, aku tetap tak bisa tidur.
"Kalo ada apa-apa gimana dong?" Ucapku membuyarkan keheningan

"Tenang aja, gue disini ngelindungin lo kok" ucap Randi membalikkan badan dan tersenyum dari arah bawah, aku membalas senyumannya dengan wajah merah padam.

"Gue takut deh," ucapku,ke Randi.

"Takut kenapa?" Randi duduk dari tidurnya dan menghadapkan mukanya kearahku

"Takut kenapa-napa" Randi tersenyum,
"Tenang aja, kan ada kita bertiga yang bisa ngeliat. Inshaallah kita bakal selamat kok. Udah kamu tenang aja ya" ucap Randi lagi dengan tersenyum, dan membuat mukaku merah karena kata-kata 'kamu'.

"Wey tidur napa pacaran mulu ganggu orang tidur neh, pacaran sono diluar dibawah pohon beringin" sambar Eysha yang kukira sudah tertidur.

"Eits masih idup ternyata, udah mati aja lagi sana jangan ganggu orang pacaran. Hush." candaku yang hanya dijawab tawa oleh Eysha

"Yaudah kamu tidur sana, nanti capek. Besokkan udah mau pulang" kata Randi merubah posisi duduknya menjadi posisi tidur. Aku mengangguk dan mencoba tidur

Dengan perlahan-lahan mataku terasa lelah dan tertidur.

-------------

"Woy bangunn kebo banget lu dasar" teriak Eysha dikupingku dan membuatku terbangun dan sakit telinga.

Perfect crimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang