Chapter 11

683 20 4
                                    

Aku melihat kearah anak itu yang mengapung diudara dengan wujud aslinya, semua badanku bergetar, takut. Itu yang ada di pikiranku sekarang.

"Lo sebenarnya mau apa sih?!"

Anak itu tertawa sebentar dan menghilang, "aku mau tubuh kamu" seketika juga aku merinding mendengar suara tawa yang persis suara maryline martile dari harry potter.

"Tapi buat apa tubuh gue kalo lo ambil?"

"Vengance." aku menguatkan taring

"Buat apa balas dendam? Gabakal ada artinya lo balas dendam. Gue tau lo pasti kesel waktu lo masih hidup, tapi semuanya bakal sia-sia. Dosa besar malah."

Anak itu terdiam.

"Makasih.." Aku terbengong, maksudnya?

"Ma-makasih?" Dia tersenyum tipis, dan, menghilang.. Entah kemana.

"Yak anak itu udah pergi" kata Riki dengan santai

"Terus?" Tanyaku

"Maksud lo?" Riki melihat kearahku

"Anak itu gabakal dateng lagi?"

"Nop" katanya sambil menuju kearah tasnya membuka sebuah snack, aku terdiam
Apa bener gabakal ada yang ganggu lagi?

"jadi nanti malem kita tidurnya gimana?"
Tanya Via yang masih terlihat ketakutan
"Hem.. Yaudah yang cewe disini yang cowok disitu" ucap Riki sambil menunjuk kearah selatan dan utara, dan memakan keripik chic-oto nya. Dasar tukang ngemil

"Gabakal ada yang ganggu lagi?" Tanya Illa yang masih celingukan

"Mungkin ada, biasanya sekitar jam 2-3an kalo ada apa-apa bilang aja ya?" Kata Randi sambil mencomot chic-oto Riki

Aku,Illa,Via,dan Eysha mengangguk dengan rasa takut

Suasana berubah hening, krek krek suara terputus radio yang ada di dinding kayu bersuara

"Mohon anak-anak yang masih dikamar, harap langsung menuju lapangan. Karena akan segera dilaksanakan kegiatan api unggun. Sekali lagi, untuk anak-anak yang masih dikamar harap langsung menuju lapangan. Dan dianjurkan untuk membawa kamera masing-masing. Terimakasih"

"Yang bawa kamera siapa?" Tanya Riki dengan suara lantang

"Gue bawaa" ujar Via dengan suara lantang, membalas Riki.

"Yaudah yuk kesana, udah jam setengah 6 nihh" ujar ku sambil menunjuk ke arah pintu kamar yang sudah usang
***
Acara api unggun selesai sekitar jam setengah 11, satu-satu kamar membawa satu kamera untuk berfoto-foto ria di malam hari.

"Kelompok 3, ehm ketua Randi, mohon bawa kelompoknya ke pojokan lembah situ ya" ujar bu Rika, pembimbing fieldtrip. Ia menunjuk kearah dinding tanah curam yang banyak tanaman merambatnya seperti tanaman yang menggantung di pohon beringin. Memikirkannya saja sudah merinding, sangat memungkinkan untuk setan-setan bertetap disitu.

Disana, kami membakar segala macam makanan seperti jagung,daging,ikan,dan lain-lain.

"FOTO YUK!!" Teriak Eysha, yah dia memang sangat suka selfie. Sampe kambing kurbanan dia pun dimintain selfie karena besoknya mau dikurbanin, sbaar ya mbing.
Kami semua hanya manggut-manggut, Via menarik kameranya dari kursi kayu yang dia duduki.

CEKREK
CEKREK
CEKREK

"Anjirr banyak banget! Liat dong liattt" Teriak Riki sambil mengintip ke gallery kamera Via

"Gaa nanti aja ah abis bakar-bakaran. Males, nantinya juga foto-foto lagikan?"
Riki yang sepertinya ngambek, langsung duduk sambil memakan ikan yang daritadi sudah dibakar.

***
Akhirnya acara api unggun dan bakar-bakaran pun selesai sekitar jam 11an, Anak-anak juga diharapkan untuk kembali ke kamar dan istirahat sampai pagi. Di arah jalan ke kamar, Via dan Eysha masih membahas tentang gallery Via yang hampir mau jebol. Cian sekali mereka berdua

Sampai dikamar, aku tak sengaja melihat Via dan Eysha dengan mata yang membulat melihat kearah kamera Via. Kupikir mereka kaget karena gallerynya ternyata lebih banyak video, tapi Via berteriak
"ANJRIT APAAN NIH KOK DIFOTONYA BANYAK BULET-BULET CAHAYA GITU?"

Kami semua melihat kearah Via
"Palingan lensa lo kotor kali Vii" aku memberi tanggapan, Via menatapku dengan wajah tak percaya

"Tapi.. Lensanya.. Ga kotor.. Sama. Sekali. Engga." Ucap Via dengan penahanan di kata-katanya, aku hanya menaikkan alis sebelah, seolah ada angin kencang dari jendela Farhan lari secepat kilat *oke ini lebay* ke arah Via dengan wajah tak percaya, sama seperti wajah pacarnya tadi menatapku.

"Ga..gamungkin" kami semua melihat kearah Farhan yang sedang memegang kamera Via dengan tangan bergetar

"Emangnya..emangnya kenapa? Bukannya itu cuma debu doang?" Seolah tersambar petir, Farhan balik menatapku dengan wajah mengerikan,sangat,sangat mengerikan.

"Bukan,bukan cuma debu. Ini lebih parah." Kami hanya memperhatikan wajah Farhan yang mengerikan dengan menampilkan wajah tak mengerti

"Ini Orbs. Orbs."
-------------------------------------------------
MAAF,MAAF,MAAF BANGET YANG SEBESAR-BESARNYA KARENA UDAH NGARET PARAH. Dan akhirnya ngerjain cerita ini.... Finally :') DAN MAKASIH BANGET BUAT YANG UDAH COMMENT DAN VOTES! Makasih banget untuk Dheott greenxocean nailarahima karimanii dan @jihanfadhila75 yang udah nge comment di chapter itu! Makasih banget banget juga untuk greenxocean Dheott keyshaar @wafflesziall @annisakhairaani @shilaadr dan @learegita16 !! Karena udah masukin cerita aku ke reading list makasih banget bangett! Bikin makin semangat ngerjain cerita ini sumpah :') makasih juga yang udah nge follow akuu hehe! Maaf ya kalo cerita ini pendek,atau gaasik,atau ga sesuai yang diinginkan sumpah bingung banget loncat-loncat jadinya idenya keluar semua hehehe. Maaf buat yang ga kesebut.. Tapi nanti Insha Allah aku sebutin di chapter depann {insha allah juga ga ngaret lagi hehe} supaya makin semangat, boleh ga nge comment sesuatu yang.. Nyemangatin? Hehehe tapi itu optional sih kalo gamau juga gapapa hee sekali lagi makasih yang udah nge vote,comment,masukin reading list,dan nge follow! God bless you! Gila ini author's note nya banyak banget ya.. Yaudah stop dulu deh hehe BAY BAAAYY

❀❀❀❀
You'll never be brave if you don't get hurt.
You'll never learn if you don't make mistakes.
You'll never be successful if you don't encounter failure.
Cause
Were just trying to get a color in this black and white world.

Perfect crimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang