Chapter 24

179 7 2
                                    

Setelah kejadian itu, aku dan Daru semakin ada jenjang.

"Halah, lo tuh kalo bercanda selalu keterlaluan deh Ru. Udah ah, gue duluan mau pergi" ucapku yang sudah tidak mau mengungkit masalah itu lagi,

"Fei," katanya sambil menggapai tanganku

Hatiku yang berdetak tak karuan berhenti sesaat dia berkata, "kok lo tau sih gue cuman bercanda?"

Sial, sial, sial.

"Jadi tadi lo beneran cuman bercanda?" Tanyaku memastikan

"Yaiyalah! Kita kan sahabatan udah lama, tega banget gue ngancurin? Ada-ada aja sih," katanya sambil tertawa keras, bangga dengan candaannya.

"Ah elo! Ga lucu tau ga, bikin gue jantungan pas denger"

"Segitunya gamau gue suka sama lo?"  Tanya nya serius. Duh, aku salah ngomong.

"Ya enggak lah, cuman gue kaget aja tiba-tiba lo bilang suka," ucapku menyakinkannya.

"Jadi, kalo gue beneran bilang gue suka lo, lo terima ga?" Tuh kan, Daru mulai lagi.

"Daru, plis deh! Lo tuh bukan selera gue, nyadar dong!" Kataku bercanda, namun Sepertinya Daru tidak tahu itu.

"Ru, gue bercanda kok! Jangan diambil hati!" Daru mengangguk dengan muka suram. Sepertinya aku sudah melampaui batas.

"Daru plis gue cuman bercanda! Maaf, Ru," kataku, yang hanya diberi anggukan oleh Daru

"Yaudah, katanya lo mau pergi?" Aku mengangguk, lalu berjalan kearah pintu tanpa menyadari Daru masih duduk di sofa.

"Lo gamau nemenin gue keluar?" Daru menggeleng

"Buat apa, lo punya kaki 'kan? Jalan aja sendiri," karena aku tau semua ini salahku, aku tidak memarahinya, justru aku meminta maaf dan pergi dari rumah Daru.

Itu kejadian seminggu yang lalu, dan, aku tidak bisa meng-contact Daru sampai sekarang.

---

Daru POV

what a coward.

"Kenapa gue berani ngejailin orang, sedangkan ngomongin perasaan gue aja gabisa?"

Aku membuka hape, melihat layar yang menyinari seluruh ruangan

12 misscalled from Fei

61 texts from Fei

5 voicenotes from Fei

"Daru, ayo keluar kita jalan-jalan yuk! Bawa baju renangnya ya, Mama tunggu diluar" kata Ibuku–Tasha.

"Engga ma aku gaikut," kataku dengan suara lemas

Entah Mama yang masih berada di depan pintu atau memang dia punya kekuatan super yang bisa mendengar jarak jauh, Mama langsung membuka pintu dan berteriak heboh,

"DARU! Kamu kenapa? Sakit?" Sebelum aku menjawab, Mama sudah bergaya sok tahu "oh, mama tau, sakit hati ya!" Jleb. Sial. Aku kira cuman aku yang bisa baca pikiran orang,

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 22, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Perfect crimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang