Chapter 22

264 13 3
                                    

Randi POV

Sungguh, aku memang sayang pada Fei, tapi semenjak balikan selama 2 bulan ini aku merasa hubungan kita renggang dan membosankan. Sangat tidak menyenangkan. Dan itu sebabnya aku akan memutuskannya hariini juga.

Bodoamat lah tentang Daru-si-keparat itu! Mau memarahiku atau menonjokiku aku juga tidak peduli. Toh, ini hidupku, kenapa malah dia yang repot? Tapi harus kuakui, tonjokkannya waktu itu sangat menyakitkan. Padahal badan dan tangannya tidak lebih dari aku, kenapa dia bisa sekuat itu?

Ah, sudahlah! Untuk apa memikirkan Daru? Lebih baik aku fokus dengan apa yang harus kuucapkan dalam ritual putus ini. Ya, Fei memang segalanya buat aku, namun itu dulu. Aku tau hal ini semena-mena banget; putus karena bosan. Tapi ya, kalau ini memang untuk kebaikanku, kenapa engga?

Lagian, aku tidak yakin Fei benar-benar mencintaiku dengan tulus. Karena dari tatapan matanya saja masih ada kekosongan di dalamnya. Dan mungkin, jika dia mengatakan sesuatu yang membuat hatiku luluh saat mengucapkan kata-kata ritual putus, bisa saja aku berubah rencana. Ah aku tidak bisa berharap seperti itu. Toh aku juga masih punya pacar cadangan, Tarisa. Iya, dia orang yang waktu itu bersamaku.

Randiar : jadi cfd? Jam 7 aja ya

Feiara : iyaa, jadi kok. Ketemuan dimana?

Randiar : depan senayan trade center mcd ya?

Yak, sudah kuputuskan untuk memutuskan dia selesai cfd! Dan untuk jaga-jaga dia menangis, aku memilih FX karena tempat itu pagi-pagi memang sepi. Segera kulepaskan hape dari cas-an dan memakai sepatu karena jam sudah menunjukkan pukul 6:40.

---

"Fei cape ya? Udahan yuk, kita ke FX aja" sahutku cepat setelah melihat Fei ngos-ngosan di sepanjang jalan. Fei mengangguk dengan cepat, membuatku tersenyum karena rencana ini sebentar lagi akan terjalankan.

"Mau beli starbucks yang sparkling water ga, Ran?" Aku mengangguk tanpa mengerti apa yang dimaksud 'sparkling water', yah, apa saja juga boleh asalkan tidak terlalu mahal dan bisa langsung melanjutkan aksiku.

"Lemon ginger with mango jelly tall dan, mas apa?" Tanyanya padaku yang langsung kujawab dengan melihat papan menu.

"Sparkling iced coffee tall deh," ucapku yang langsung disambut riang oleh barista starbucks itu. Mungkin karena aku terlalu lama melihat menu dan akhirnya menjawab.

Setelah sang barista selesai meracik pesanan, kami mengambil pesanan kami setelah dipanggil dan berjalan keluar dari starbucks

Sepertinya sekarang adalah waktu yang tepat.

"Fei?" Panggilku setelah meminum seteguk sparkling water yang kupesan

"Hm?"

"Menurut kamu hubungan kita aga renggang ga sih?"

Aku memperhatikan gerak-gerik Fei,

"Ya, gitu deh,"

"Karena aku udah ngerasa kita berubah, hubungan kita berubah, aku udah ga tahan lagi kayak gini," kataku sambil menelan ludah, berharap Fei tidak menangis

Fei meletakkan minumannya di sembarang meja, "orang yang pergi lalu kembali pasti ga akan sama. Intinya lo mau putus kan?"

"Ya, kamu ga ngerasa hubungan kita aneh?"

Fei mengambil minumannya lalu terdiam, "satu-satunya hal yang aneh di hubungan kita itu lo." Lalu berjalan--berlari kearah pintu keluar FX

Dan menggantungku sangat amat tinggi.

---

"Yaudah lah, kalo emang menurut lo udah putus, ya putus." Kata Farhan yang sedang asik main dota

"Apa gue nanya aja di line?"

"Nanya apa?"

"Kita udah putus apa belom"

"Jangan lah goblok!" Teriak Farhan menoyor kepala ku

"Diemin aja, paling dia nanya. Kalopun ga nanya juga pasti ngejauhin lo,"

LINE!

"Nah, siapatau itu Fei,"

Aku pun mengambil dan membuka pesan itu,

Eyshaar : putus?

Oh, Eysha rupanya.

Randiar : iya

Sepertinya Fei sedang bersama Eysha, karena pesanku hanya di-read.

Yasudahlah, justru lebih bagus kalau aku bilang putus. Toh bakal jauhan juga nantinya.

"Terus, abis Fei, target lo siapa lagi?" Tanya Farhan yang tiba-tiba menyaut.

"Itu, mungkin Tarisa." Kataku santai. Tidak mengetahui bahwa hal itu membuat Farhan berhenti bermain dota, untuk pertama kalinya.

"..apa kata lo?"

---------------------------------

Hai! Lama banget ga ketemu. Pasti pada kangen yaa. Maaf pendek banget chapternya, besok bakal lebih banyak deh!

Mau promote cerita nih;

7th Floor ( Dhexpand )

Anya menaiki tangga darurat, karena hari sudah sore dan lift sekolah nya telah dimatikan. Di depan Anya sudah ada Pintu besi bercat putih dengan tulisan dari pilox 7 atau lantai 7. Anya merasa sedikit takut, lalu percakapan teman sekelas nya kembali teringat.

"Kamu tau mistis lantai 7 ga?" Tanya gadis itu.

"Engga, kenapa emang?"

"Jadi katanya kalo kamu masuk ke lantai 7, terus kamu ceritain masalah kamu disana, masalah kamu akan menghilang!"

Bila segala cara telah Anya lalui untuk menyelesaikan masalah nya, dan tidak berhasil. Hanya ini satu-satu nya.

We Survived ( keyshaar )

Perang dunia 3 di mulai saat tahun 2149 yang telah menewaskan banyak orang. Seorang laki laki yang bernama Mark, ia adalah seorang yang selamat pada saat bom nuklir. Ia bersama teman temannya yang ia temui dijalan ingin mengetahui penyebab perang ini. Banyak masalah yang mereka temui diperjalanan. Dari mulai tentara pembunuh, gas racun yang mematikan dan lain lain. Tetapi mereka tidak pantang menyerah. Di balik semua ini pasti ada rahasia yang tersembunyi dari semua orang yang ada di AS.

Traumatized ( AnnisaFitriR )

Because of you and the past. I was blinded. I was wrong. I went high because I need to.

And the answer from all of it is because I don't have any other choice.

Next part ; Fei POV!

Perfect crimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang