Chapter 4

901 38 9
                                    

2 menit berlalu

5 menit

10 menit dia masih menggenggam tanganku.

"Gue.. Terima."

Kulihat wajah Fikri berubah cerah lalu memelukku

Perasaan ini.. Beda. Gaseperti dulu pertama kali dia nembak gue. Rasa Anget.. Kenapa jadi dingin?

Dia melepaskan pelukannya lalu memegang tanganku lagi "aku anter kamu pulang ya?" Tanyanya sambil tersenyum

"Eng-engga usah! Aku dijemput sama kak ezra kok" aku menolak

"Gpp,daripada kamu nunggu lama mendingan aku anterin kamu" aku berpikir sejenak lalu menelpon kak ezra

"Kak gue pulang sm temen ya?"

"Oh yaudah" santai amat-_-

Langsung kumatikan sambungan telepon "yaudah aku ikut kamu gpp?" Dia tersenyum "gapapa" aku mengikuti fikri menuju parkiran dan memasuki mobil

Di perjalanan hanya terdengar suara radio,tidak ada satupun dari aku ataupun fikri yang mau memulai pembicaraan. Akhirnya aku memutuskan untuk menanyakan pertanyaan yang sudah lama kupendam

"fikri,kenapa kamu mutusin aku dulu?" Tanyaku blak-blakan

"Ke-kenapa kamu nanyain itu?" Kulihat dia bermuka pucat dan kaget

"Ya aku penasaran aja,emgnya aku ada salah sama kamu?"

"Eng-ga kenapa napa kok" ucapnya dengan bercucurnya keringat di dahinya, aku mengerutkan dahi

"Kamu mutusin aku pasti ada alesankan?" Bodoamat kalo gue nyolot,gue cuman butuh penjelasan kenapa dia mutusin gue dulu.

"Ya.. Ga kena-pa napa" katanya sambil menggaruk-garuk kepalanya yang keliatannya ga gatel.

"Maksud kamu ap-" ucapanku terhenti,dia gajawab apa pertanyaanku tadi. Pasti ada yang disembunyiin.

"Eh tuh rumah kamu udah nyampe kita" ucapnya mengalihkan pembicaraan aku hanya menghela napas panjang

"Oh iya makasih ya,hati-hati dijalan" ucapku tersenyum sambil menutup pintu lalu melambaikan tangan sampai mobil itu tak terlihat

Setelah pintu gerbang dibuka oleh bi inar langsung ku berjalan menuju ruang tamu yang disambut kak ezra dan arsya,Mama dan Papa pergi keluar kota.

"Pulang sama siapa kak?" Tanya arsya sambil mencetikkan remote mencari channel bagus

"Temen" aku melepas sepatu dan kaus kakiku lalu berjalan kearah sofa dimana arsya dan kak ezra duduk.

"Temen apa temen?" Kulihat senyum seringai kak ezra mengitarinya sambil memakan popcorn yang ada di tangannya

Aku mendecik "temen!" Kulihat mereka berdua melihat kearahku dengan senyum seringai aku bergidik ngeri

"Kok tadi gue liat ada mobil?" Tanya kak ezra

"Yaa temen gue pake mobil" ucapku boong

"Ehem gamungkin lah cewek keluyuran sampe malem gini"

"Emang ada kok!"

"Gamungkin. Pasti temen lo cowokkan? Baru putus udh gebet yg baru pinter juga lo dek~" ucapnya sambil mengacak-acak rambutku yang kumel

"Apaan sih lo Kak! Oke, fine gue nyerah. Gue balikan sama mantan gue." Ucapku pasrah kulihat wajah kak Ezra datar tidak menunjukkan ekspresi apapun

"Oh." Ucapnya ketus memalingkan wajahnya kearah TV

"Lah napa sih?" Aku mendengus kesal atas apa yang dijawab kak Ezra. "Oh iya gimana ultahnya si Rizka?" Tanyaku mengubah topik pembicaraan ke Arsya

Perfect crimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang