Twenty Six

322 44 17
                                    

                       __________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

                       __________

Asing.

Perasaan itu yang Hwang rasakan ketika ia membuka kedua matanya yang masih terasa berat. Ia bingung kenapa bisa terbangun bukan di atas kasur empuknya Kim, padahal seingatnya ia semalam tidur di kamar Kim.

Hwang mengerjapkan matanya dan mencoba membuka kembali ingatannya beberapa jam kebelakang.

"Haaaah..." terdengar hembusan nafas kasar Hwang ketika menyadari tangannya terpasang selang infus.

"Kim mana ya?" Tanya Hwang bermonolog. Ia mau bangun tapi sekujur tubuhnya terasa dipasung.

Beberapa saat suasana hening khas ruangan rumah sakit menyelimuti Hwang. Terlihat beberapa dokter yang berlalu lalang dalam senyap. Kalau diperhatikan Hwang tahu ia ada dimana tapi tidak ingat bagaimana ia disana.

Terdengar langkah kaki perlahan mendekat kearah ranjang Hwang.

"Masih idup lo?"

Hwang merengut. Rasanya ia ingin menukar dirinya dengan orangnya berdiri di ujung ranjangnya. Eunbi sedang ngedumel mengomeli Hwang yang terbaring dengan wajah pucatnya.

"Lo berdua gak ada yang bisa baca hah?" Omel Eunbi gemas setelah menceritakan kronologi kenapa dirinya bisa ada di sana dengan masih menggunakan piyama dan bagaimana Hwang bisa tiduran di kasur rumah sakit.

"Berisik lo ah. Kasihan tuh Kim lagi tidur." Omel Hwang balik dengan sedikit berbisik. Bisa-bisa ia diusir dari ruangan gara-gara sepupunya yang berisik itu.

"Bentar dulu gue mau ngomel," Eunbi memegangi keningnya. "Soalnya gue masih ga habis pikir," katanya drama.

"Udah sana lo balik. Gue sama Kim baik-baik aja." Usir Hwang yang ga tahan dengan sikap dramatik sepupunya.

"Heh bocah berani-beraninya ya lo ngusir gue!? Mau Kkami gue jual?"  Kata Eunbi melotot kesal karena kelakuan sepupunya itu ga ada adabnya.

Hwang melotot. Laki-laki itu celingukan mengamati sekitarnya berharap tidak ada yang terganggu dengan teriakan kakaknya. Jantungnya hampir copot karena Eunbi teriak-teriak diruang gawat darurat pagi buta begini.

"Ya jangan dong kakak sayang." Hwang ngelus-ngelus tangan Eunbi, dan menampilkan senyum paling melasnya.

"Kakak sayang tai kotok." Cibir Eunbi merengut.

"Jangan kabarin bunda ya kak." Tawar Hwang tiba-tiba. Ia takut Eunbi dengan dramanya membuat bundanya harus terbang 14 jam.

Eunbi melirik sepupunya dengan pandangan menilai lalu berkata, "Melihat kondisi lo saat ini gue nggak akan ngabarin bunda," Katanya. Membuat Hwang hampir tersenyum. "Mana ada orang sakit ga ada adabnya. Orang sakit tuh inget mati!" Tambah Eunbi membuat Hwang menarik kembali senyumnya dan cemberut.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 28, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Forever My Girl(Friend)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang