Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
__________
Kim kira ia akan berakhir menjadi penengah ataupun wasit atas keributan yang disebabkan oleh kedua laki-laki yang menurutnya tidak akan pernah akur itu. Namun nyatanya kedua laki-laki itu justru meninggalkannya dan membiarkan dirinya berjalanan sendiri dibelakang. Kim menahan nafas kesal.
Ya, sesuai janjinya Kim akan mentraktir Jeongin sepulang sekolah. Namun saat diparkiran, saat Kim bertemu Jeongin dan siap berangkat Hwang tiba-tiba muncul dan memaksa untuk ikut. Belum lagi sempat terjadi keributan antara Kim dan Hwang yang berebut untuk menyetir. Kim yang nggak mau terjadi sesuatu akibat Hwang yang tangannya baru sembuh itu menyetir, sedangkan Hwang nggak mau harga dirinya jatuh didepan adik kelasnya itu akibat disupiri Kim.
Kini Kim yang tertinggal dibelakang mengikuti kedua laki-laki itu yang kini sudah memasuki sebuah toko buku besar.
Sempat kehilangan akhirnya Kim menemukan mereka sedang duduk dilantai didepan komik section. Kim mendekat dan coba mendengarkan percakapan mereka, takut-takut Hwang membuat masalah, menjitak Jeongin sampai menangis misalnya.
" Nih lo udah baca belom ? " Tanya Hwang menyodorkan sebuah komik superhero terkenal.
" Rame lah " sahut Hwang yang sibuk mencari komik lainnya. " Kalau yang ini udah belum lo ? " Tanyanya lagi.
" Belum juga. Tapi yang ini udah ada filmnya kan ? Aku udah nonton deh yang ini " Jeongin mengenali judul komik tersebut dan seingatnya ia pernah menontonnya dengan keluarganya.
" Ah payah selera lo mentok cuma di film. Baca dulu komiknya baru nonton filmnya " ceramah Hwang. Jeongin mengangguk-angguk mengerti dan mengambil komik tersebut.
Kim merasa transparan disana. Dirinya diabaikan. Dari pada terus menahan kesal Kim memilih meninggalkan mereka dan beralih ke section novel, favoritnya.
Hampir sejam Kim berdiri dan tenggelam dalam novel-novel didepannya namun belum ada tanda-tanda Hwang mencarinya. Atau jangan-jangan dirinya ditinggalkan sendirian, pikirnya.
Kim meletakan kembali novel yang ia baca tadi dan berjalan kembali mendekat ke section komik.
Kim menghembuskan nafas kasar. Disana Hwang dan Jeongin masih asik membaca komik dan sesekali tertawa bersama. Bukannya senang melihat mereka akur, namun ia merasa sangat kesal sekarang. Kim paling tidak suka diabaikan. Dan mereka mengabaikannya. Lama-lama Jeongin menyebalkan seperti Hwang pikir gadis itu.
Kim mulai melangkahkan kakinya. Tidak untuk mendekat kearah mereka namun ia justru melangkah keluar dari toko buku itu. Lama-lama disana ia mungkin akan mengamuk karena terus-menerus diabaikan.
Kim membelokan langkah kakinya memasuki salah satu restoran siap saji yang menyajikan ayam goreng pedas kesukaannya.
Kim menarik salah satu kursi di meja yang cukup strategis dan juga nyaman karena dekat dengan jendela besar yang menyajikan taman mal tersebut. Gadis itu meletakkan nampannya yang berisi minuman berwarna pink dan dua buah cake kecil sambil sesekali menggerutu.